Saat melihat Jev sudah asik nongkrong, Anin cepat-cepat membuka jendelanya dengan penuh keterkejutan? Tapi Anin tidak terlihat takut, malah penasaran. "Om siapa?"
"Hoho, Anin penasaran ya?" Pertanyaan yang tidak jelas
Anin semakin kepo saat Jev menyebutkan namanya. Kok dia tahu nama Anin? "Om tahu darimana namaku?"
Jev tersenyum lebar, "Halo, om ini-"
Bilang atau tidak?
"Malaikat penjagamu." Laki-laki itu mencoba jujur. Toh pasti dianggap konyol. Eh, dia tidak tahu lagi bagaimana Anin menanggapinya. Biasanya kan anak-anak suka percaya hal-hal begituan?
Tapi Anin tidak percaya. "Ah, om bohong. Kan malaikat itu cewek. Terus mana sayap om? Pakaian om gak ada bentuk malaikatnya sama sekali."
Buset, sejak kapan malaikat harus perempuan? Anak ini dapat dari mana gambaran itu? Lagian dia Penjaga Manusia yang tidak perlu sayap. Berbeda dengan teman-temannya yang bekerja sebagai Malaikat Pujian, Malaikat Tempur dan lain sebagainya yang berbau malaikat. Oh iya Jev lupa, tadi dia bilang dirinya adalah malaikat. Pantas saja anak itu membayangkan adanya sayap
Tapi tentang keharusan malaikat adalah perempuan tentu salah besar! "Om ini malaikat khusus. Khusus buat kamu, yang diatas kasih malaikat ganteng kayak om."
"Anin nggak percaya! Om maling, kan!? Ayo ngaku! Om mau ambil barang apa dari Anin? Anin gak bakal kasih tahu kok kalau ada maling disini."
Malah ngeyel. Jev diam-diam mengelus dada. Ganteng gini malah maling? Nggak level banget!
"Tapi om mendingan ambil aku aja deh," celetuk Anin. Dia merentangkan tangan seakan-akan rela diambil begitu saja. "Anin bosen tinggal disini. Mau langsung kabur aja dari sini."
Jev mendorong sangat pelan jidat Anin. "Heh, nggak boleh gitu. Belum waktunya Anin ke surga."
Anak itu saja saat tidak tahu gimana kehidupan sebelumnya sudah mau cepat-cepat ke Surga. Apalagi jika dia ingat semua kehidupannya? Pas lahiran pasti dia langsung mau balik ke Surga
"Memangnya Anin ada bilang mau ke Surga? Kan Anin bilangnya mau diculik sama om, bukan ke Surga." Anin mengerucutkan bibir mungilnya
Benar juga, anak itu bilangnya mau pergi dari rumah, bukan pergi ke Surga. "Maafkan om, om nggak fokus tadi."
"Ya udah, ayo om gendong aku." Jev mengernyit melihat Anin yang sepertinya sangat tidak suka tinggal disini
Laki-laki itu berlutut dan menyamakan tingginya dengan Anin. "Anin, listen. Om bukan maling, om ini malaikat penjagamu. Artinya om nggak bakal culik kamu. Dan Anin harus ingat ini, kabur dari masalah bukan berarti masalahnya hilang. Justru mungkin itu bisa memperburuk semuanya."
Mungkin saja jika dia mengambil Anin sekarang dan menaruhnya di apartmennya, bisa saja keadaanya mamanya semakin kacau. Sudah kehilangan suaminya, kehilangan anaknya juga.
Anak itu menunduk. "Kata om, om itu malaikat penjagaku. Tapi kalau aku disakiti, om ada dimana? Aku takut ada disini.."
Wah, hati Jev mendadak lemah. Dia menarik Anin ke dalam pelukannya. "Om always with you. Cuma aja kadang kamu nggak bisa lihat om. Dan Anin harus bisa sesuai dengan arti nama Anin."
Mendengar kalimat terakhirnya, Anin menarik diri dan menjadi penasaran. "Memangnya arti nama Anin apa?"
"Pemberani. Jadi Anin harus berani, ya?" Jev mencoba memelas sebisanya. Dia tidak bisa menampakkan wujudnya terus-terusan walaupun dia selalu ada di samping anak itu. Untungnya Anin mengangguk. Bagi Anin, namanya jadi kedengaran hebat sekarang

KAMU SEDANG MEMBACA
With My Way (✓)
Novela Juvenil"Ada tugas baru buat kamu. Tolong jagakan perempuan ini di kehidupan akhirnya." --- Melchiah Aitan, atau Jev sebagai nama manusia adalah seorang Penjaga Manusia dan ditugaskan untuk menjaga Anindira Pratista dan memastikan agar perempuan itu bahagia...