[Ending]
Pada akhirnya Jingan selalu sehat meskipun Anin pergi menginap untuk persiapan event kuliah dan Mila lupa memberinya makan. Satu hal yang seharusnya Anin sadari, bahwa Jingan tidak akan pernah mati selama Jev masih ada. Gadis itu terlalu sibuk memenuhi kebutuhan Jingan agar kucing itu tidak mati, padahal itu tidak diperlukan.
"Meow.."
Jingan terus bersuara di dalam kamar Anin. Jev mendekatkan wajahnya ke kucing itu. "Kamu kesepian, ya? Aku juga kesepian. Anin nggak bisa kuajak bicara lagi.."
"Meow..."
"Apa kamu bilang? Kamu mau kubawa ke Anin sekarang? Jangan lah, nanti kamu ganggu dia."
Jingan memalingkan mukanya dan kembali bersuara, "Meow.."
"Oh, maksudmu aku yang ke Anin? Sebentar lagi aku berangkat kok. Anaknya lagi ketiduran sekarang."
Mendengar itu, kepala Jingan kembali terarah ke muka Jev. "Meow.."
"Kamu ini kangen Anin, ya? Kok dari tadi nyuruh aku bawa kamu ke Anin, sih!"
"Meow.." geram Jingan. Jev hanya menjulurkan lidahnya menandakan dia tidak berniat membawa Jingan pergi. "Aku ngerti kalau Anin tahu aku itu makhluk ajaib, tapi kamu kan nggak. Bisa jantungan dia kalau lihat kamu tiba-tiba muncul. Eh, tapi kamu sudah muncul mendadak beberapa kali sih."
"Ah, sudahlah. Aku pergi dulu, kucing ngambekan," pamitnya sambil mengenakan topi hitam ala malaikat pencabut nyawa di drama korea. Dalam satu kedipan mata, dia sudah berada di tempat Anin berada dan dia mendapati gadis itu masih tidur.
Tampaknya gadis itu kelelahan karena sibuk mempersiapkan acara kampusnya. Tanpa Jev bisa tahan, tangannya sudah mengarah ke kepala Anin dan mengelusnya. Sudah dua tahun lebih Jev tidak lagi kembali menjadi wujud manusia. Kini dirinya hanya melakukan hal-hal yang biasa dilakukannya kepada manusia sebelum-sebelumnya. Hanya mengawasi dari jauh.
Anin sudah tidak terlihat sesuram kemarin-kemarin. Sudah ada semangat dalam dirinya untuk menjalani kehidupan dan memiliki tujuannya sendiri. Omong-omong, dia sudah mengubah tujuan jurusannya sejak masalahnya berakhir. Kini Anin masuk ke fakultas sastra, tepatnya jurusan sastra Inggris.
Tangan Jev tidak berhenti mengelus kepala Anin, akibatnya gadis itu merasa ada sesuatu yang sejuk seperti angin sedang bergesekan dengan kepalanya. Matanya terbuka perlahan. Samar-samar dia melihat seseorang sedang menatapnya. Karena masih mengantuk, Anin tidak melihatnya dengan jelas. "Siapa itu..?"
Tunggu.. cowok..? Ntah kenapa meskipun Anin ingin membuka matanya, ada sesuatu yang berat sedang menimpa kelopak matanya. Dia merasa seakan-akan ada orang yang berusaha menutup matanya, dan itu memang benar. Jev mencoba menutup mata gadis itu walaupun tidak tertutup semuanya. "Mr. Jev? Is that you?"
Aish, kenapa dia bisa lihat aku? "Mr.. Itu Mr, kan? Aku masih—"
"Kamu ngomong sama siapa, Nin?" sela temannya karena ikut terbangun, tapi Anin terlalu sibuk memastikan kalau matanya tidak salah.
Dengan cepat Jev mengetukkan jarinya di dahi Anin dan seketika gadis itu kembali tertidur. Temannya yang melihatnya cukup kaget karena tiba-tiba kepala Anin terjatuh. "Eh, Nin!"
Ketika dicoba untuk mendekati dan mencoba merasakan nafasnya yang ternyata teratur, orang tersebut sadar kalau Anin kembali tidur. "Ngigo, ya.."
Orang tersebut kembali tidur. Jev mengelus dadanya. Seharusnya dari tadi dia menidurkannya, tapi kenapa dia baru kepikiran tadi? Haish, sudahlah. Yang penting gadis itu sudah tertidur pulas sekarang. Palingan saat pagi tadi, Anin hanya menganggap itu mimpi atau halusinasinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/209015697-288-k605381.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
With My Way (✓)
Fiksi Remaja"Ada tugas baru buat kamu. Tolong jagakan perempuan ini di kehidupan akhirnya." --- Melchiah Aitan, atau Jev sebagai nama manusia adalah seorang Penjaga Manusia dan ditugaskan untuk menjaga Anindira Pratista dan memastikan agar perempuan itu bahagia...