"Ada tugas baru buat kamu. Tolong jagakan perempuan ini di kehidupan akhirnya."
---
Melchiah Aitan, atau Jev sebagai nama manusia adalah seorang Penjaga Manusia dan ditugaskan untuk menjaga Anindira Pratista dan memastikan agar perempuan itu bahagia...
"Can I ask you this once again? Do you need help?"
"No, Mr."
"Nggak. Bukan itu maksud saya. Maksudnya, apa kamu butuh bantuan saya buat—gimana ya ngomongnya. Buat semua hal tentang kehidupan selain sekolah?"
***
"I'm sorry, I'm not getting what you mean," ucap Anin. Dia tidak 100% mengerti maksud ucapannya. Kehidupan selain sekolah seperti apa? Rutinitasnya? Sepertinya dia tidak ada kesusahan sama sekali akhir-akhir ini, jadi apa yang mau dibantu?
Jev menggaruk tengkuknya. Sepertinya dia memang harus terang-terangan. Mungkin tidak sekarang, dia rasa ini juga butuh privasi dan sedikit waktu. "We will talk later."
Setelah mengatakan itu, lelaki tersebut pergi menuju murid lainnya dan menanyakan apakah ada yang butuh bantuan. Pandangan Anin masih mengikuti Jev sampai dia tidak sengaja melihat jam dan waktu tersisa 7 menit sehingga dia harus segera menyelesaikan tugasnya
Dengan modus melihat jam tangan, Jev diam-diam mencoba melirik Anin senatural mungkin. "Time's up. Are you finish guys?"
Ada yang menjawab iya, ada juga yang tidak. Bahkan yang hanya diam pun ada seperti Anin contohnya. "Anin, are you finish? We will discuss it."
Sebenarnya gadis itu kurang menjawab satu soal lagi. Tapi berhubung waktu sudah habis, dia terpaksa menaruh bolpoinnya dan menjawab pertanyaan gurunya. "Not yet, but you can start."
"Okay, thanks for your attention. Now look at question 1." Jev memulai diskusi dengan lancar. Karena masih di mode guru, meskipun otaknya tengah berpikir mengenai waktu yang pas untuk menawarkan 'bantuan', tubuh dan mulutnya bertindak lain secara otomatis.
Selesai pelajaran dan setelah mengucap salam, murid-murid mulai kembali ribut. Disini Jev mendekati Anin. "Anin, kalau kamu punya waktu, tolong temui saya di ruang guru."
"Is it about that help, Mr?" tanya Anin memastikan. Dari anggukan kepala, sudah jelas tebakannya benar. Perempuan itu merasa enggan, tapi dia juga sungkan kalau tidak melakukannya. "Okay, Mr."
Bagus. "See you later."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jam 15.15 sudah tiba, jam yang sudah dihitung dari 20 menit yang lalu oleh murid-murid. Seperti biasa, Anin kembali menjadi yang terakhir. Tapi kali ini dia ke toilet dulu karena sudah di ujung tanduk
Keluar dari toilet, ia mendapati anak kelas 10 yang pernah dia bantu menunggu di depan kelasnya. Dengan tangan basah yang dilap di baju batiknya, Anin mendatangi anak itu. "Loh kamu? Tunggu siapa?"