"Ada tugas baru buat kamu. Tolong jagakan perempuan ini di kehidupan akhirnya."
---
Melchiah Aitan, atau Jev sebagai nama manusia adalah seorang Penjaga Manusia dan ditugaskan untuk menjaga Anindira Pratista dan memastikan agar perempuan itu bahagia...
Karena masih minggu pertama dan sekolahnya termasuk sekolah santai, jadi tidak ada tugas rumah yang harus dikerjakan. Untuk mengisi kegabutannya, Anin memilih maraton drama lagi. Kali ini dia mencari drama romance-comedy karena terlalu malas untuk berpikir ribet demi sebuah tokoh
Di episode keempat, mulai terasa adanya hubungan khusus antar dua tokoh itu. Dan itu sudah cukup mampu membuat Anin guling-guling sendiri
Walaupun di dunia nyata dia tidak yakin akan merasakan kegemasan yang seperti itu, setidaknya biar drama Korea yang membuatnya merasa seperti itu. Tidak apa-apa, kan? Biarkan kalimat I love you terdengar bullshit di dunia nyata saja.
Jev sendiri geleng-geleng kepala. Ini sudah jam 2 malam dan besok masih masuk sekolah, tapi Anin masih sibuk berkutat dengan ponselnya. Dia sendiri tidak bisa tidur jika Anin belum tidur.
"Ayo tidur, dong. Besok aku masih harus ngajar," pinta Jev yang tentu saja sia-sia. "Huft.. sepertinya besok aku harus menegurmu.."
Setelah setengah jam berlalu, akhirnya episode keempat drakor itu selesai dan Anin langsung memutuskan untuk tidur
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nin, kenapa kamu cuek?" tanya Eden acak. Kebetulan mereka lagi satu tim dalam tugas dan tugas mereka nyaris selesai. Jadi daripada gabut, Eden memikirkan beberapa hal acak.
Anin mendongak sebentar sebelum kembali fokus dengan laptopnya. "Memangnya kenapa? Aku cuma nggak mau terlalu dekat dengan sekitar."
"Tapi masa sampai kuliah sifatmu begini terus? Kan kuliah itu penting banget buat cari teman," balas Eden dengan informasi seadanya yang dia dapatkan dari Twitter.
Akhirnya tugas video untuk presentasi selesai dilakukan. Kini dengan sepenuhnya Anin menoleh. "Aku tahu. Nanti kupikirkan lagi."
Tapi pertanyaannya tidak sampai situ. Eden juga memikirkan hal yang lain. "Oh ya, kayaknya kamu belum pernah naksir orang, ya?"
Anin merenggangkan tubuhnya. "Aku nggak berniat nikah. Jadi kurasa naksir orang juga sia-sia."
Mata gadis itu saat menatap Eden seakan-akan menyuruh Eden agar diam dan tidak menanyakan apapun lagi
Bel istirahat pertama berbunyi. Anin lekas merapikan kembali mejanya dan keluar dengan bekalnya. Saat mendapatkan meja kosong, dia langsung duduk dan membuka makanannya.
Anin makan dalam diam seperti biasanya. Hanya saja pikirannya kali ini dipenuhi dengan sebuah kalimat
Anin, papa rindu kamu
Perempuan itu mendecak saat mengingat itu. Cih, rindu?
Sudah tiga tahun berlalu dan laki-laki itu tidak pernah lagi menghubungi dirinya, kakaknya, ataupun mamanya. Bahkan di postingan Instagramnya, hanya berisi oleh seorang anak laki-laki yang berumur hampir 3 tahun dan istri barunya