"Terbiasa dimulai dari yang tidak biasa, lalu menjadi terbiasa"
~Nayla Nacaella Putri~
***Banyak tatapan memuja dari kaum adam pada gadis yang baru saja melewati mereka dengan tatapan kosong. Dari sekian banyak nya yang membicarakan, dia bahkan tidak peduli. Disamping banyak yang memujanya karena kecantikannya ada juga yang masih membicarakannya karena dingin nan sifat tak tersentuhnya itu. Banyak kaum adam yang mencoba meluluhkan hatinya namun dapat dipastikan bahwa semua nya gagal total.
"Nay" suara itu, ya Nayla mengenalnya. Pemilik suara yang sejak kemarin sudah resmi jadi temannya. Nayla masih berjalan dengan santai nya tanpa mempedulikan panggilan itu.
Nayla berjalan menuju kamar mandi terlebih dahulu sebelum memasuki kelasnya. Kamar mandinya tak jauh letaknya dari ruang kelas, yang berarti dekat dengan kelas XI MIPA 3.
Sudah tidak terdengar lagi panggilan dari teman sebangkunya, Reyhan. Karena Reyhan lebih memilih masuk kelas. Nayla mulai membasuh mukanya didepan kaca yang ada didalam kamar mandi. Terdengar suara gosip dari luar kamar mandi, yang sedang membicarakan dirinya. Ya membicarakan Nayla, yang katanya tidak memiliki teman ini.
"Gue heran, kenapa anak kelas sebelah masih betah sekolah disini?" ucap seorang murid SMA ini yang sepertinya teman satu angkatan dengan Nayla.
"Anak kelas sebelah siapa?"
"Itu lho XI MIPA 1"
"Yang mana si, Anggi?"
"Nayla, Nayla itu lho Rin. Tau kan?" Tanya Anggi pada temannya. Siapa si disekolah ini yang satu angkatan dengan Nayla, tapi tidak kenal Nayla? Nayla, perempuan dengan sejuta pesona yang mampu menggaet hati setiap siswa yang mengenalnya. Perlu diketahui, selain cantik, Nayla juga pintar.
"Oh yang pendiam itu" pertanyaan itu dibalas anggukan oleh sang lawan bicara.
"Eh, tapi maksud lo yang masih betah itu apa si?" tanyanya lagi.
"Ya secara dia kan tidak punya teman, sekalinya punya teman tetap aja di cuekin"
"Iya si. Gue aja merasa gitu, sombong"
"Ya udah yuk masuk kelas" Lalu mereka pergi dari depan pintu kamar mandi, yang mereka tidak tau jika didalamnya ada orang yang baru saja dibicarakan nya.
Sedangkan didalam kamar mandi, Nayla membasuh muka nya lagi dengan air. Menatap dirinya sendiri secara intens didepan kaca yang bisa dibilang cukup besar didalam kamar mandi sana. Terdengar helaan nafas dikamar mandi, menutup matanya sebentar lalu mulai menyemangati dirinya sendiri.
Tinggal kelas dua belas terus lo udah lulus dari sekolah ini.
Ia membuka matanya perlahan menatap dirinya didepan kaca lagi dan yang selanjutnya terjadi adalah meneteskan air mata yang sejak tadi sudah ditahannya.
Nayla lebih suka menangis dalam diam, daripada harus menjelaskan pada orang tentang hidupnya. Yang orang lain tidak tau tentang hidupnya, hanya lah omong kosong yang mereka keluarkan dari bibir mereka. Sungguh mereka tidak tau apa-apa tentang Nayla, yang mereka pikirkan tentangnya adalah salah besar.
Perlahan Nayla membasuh muka nya lagi lalu dikeringkan dengan tisu yang dia bawa didalam tasnya. Nayla menghembuskan nafasnya pelan lagi sebelum kakinya melangkah untuk keluar dari dalam kamar mandi.
Sepanjang koridor banyak yang menatapnya dengan tatapan yang sudah biasa Nayla terima, Nayla hanya menatap kearah depan dengan muka nya yang datar. Tidak ada senyum, ataupun tidak ada sapaan lainnya. Menoleh pun tidak ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]
Fanfiction[COMPLETED] "Ayla gue itu perhatian engga kayak lo yang cuek, Ayla gue itu orang nya sabar engga kayak lo yang pemarah, Ayla gue juga orang yang ramah engga kayak lo yang dingin" ucap Langit dengan penuh penekanan. "Gue bukan Ayla! Lo perlu ke THT"...