"Masa lalu tidak bisa diubah. Jika bisa maka aku adalah orang pertama yang akan mengembalikan waktu kemasa dulu dan mengubah jalan ceritanya"
~Faeza Langit Dermantara~
***Disinilah gadis berparas cantik yang terkesan dingin tersebut berada. Ditempat teramai yang ada disekolahnya, dimana lagi kalau bukan kantin? Selain tempat teramai, kantin juga termasuk tempat favorit.
Ramai, satu kata yang mencerminkan keadaan kantin saat ini. Ini adalah istirahat kedua, gadis cantik itu terduduk disalah satu bangku yang tersedia disana. Paling pojok, tempat kesukaannya.
"Nay, lo engga makan?" pertanyaan yang keluar dari mulut laki-laki bernama Reyhan itu dibalas gelengan kepala pelan oleh Nayla. Reyhan hanya mengangguk sekali lalu ingat dengan hukuman Nayla tadi karena tidak mengerjakan tugas.
"Tidak biasanya lo lupa buat tugas bahasa indonesia Nay?" tanya Reyhan lagi, lalu meneguk es jeruk yang ada dihadapannya. Nayla tetap diam, matanya menunjukan kekosongan, pikirannya teralihkan, untuk membuka suara pun sulit dilakukannya, jantungnya tengah berdegup tidak menentu dan hati kecilnya seakan berbisik,
Fokus Nay!
Dirinya seperti sedang gelisah memikirkan sesuatu hal terbesar yang dianggapnya sebagai beban hidupnya. Tidak! Nayla tidak ingin berurusan dengan masa lalunya, Nayla tidak ingin mengambil barang yang telah dipendamnya ke dalam tanah yang paling dalam.
Nayla tidak ingin berkutat dengan hatinya terlalu lama, tapi Nayla tetap tidak bisa melakukannya. Seakan menyuruh Nayla untuk terus memikirkannya.
Jangan berpikiran jelek Nay! Lo pasti bisa! Harus!
Terkadang, Nayla lah yang harus menyemangati dirinya sendiri. Bukan terkadang, tapi sering. Untuk sesaat pikirannya tidak ada ditempat ini sebelum sebuah mangkok bakso terletak dimeja depan Nayla yang membuat Nayla kaget.
Ia menoleh kearah sampingnya yang menampakan seorang laki-laki yang selalu mengganggunya akhir-akhir ini.
"Makan Ay, nanti Maag lo kambuh" Nayla bingung, bagaimana laki-laki yang sering mengganggunya itu bisa tau? Atau mungkin hanya sekedar menebak?
"Kok lo tau?" pertanyaan yang mewakili rasa penasaran Nayla terucap dari bibir Reyhan, teman barunya.
"Tidak penting gue tau dari mana, yang jelas lo harus makan" ucapnya dengan nada halus sambil menekan kalimat 'harus makan' lalu kakinya melenggang pergi dari tempat Nayla.
Tidak berniat untuk membuka suara, juga tidak berniat untuk memakan bakso didepannya ini. Kakinya terarah untuk pergi meninggalkan kantin, tanpa permisi terlebih dahulu pada Rey.
Kakinya berhenti disalah satu bangku yang ada ditaman belakang sekolah nya. Ia mulai memakai headset dan menyambungkan nya dihandphone nya. Bibirnya mulai bergumam mengikuti lirik dan nada lagu itu sambil sesekali menganggukkan kepalanya. Mendengarkan musik adalah kesukaannya saat suasana hatinya sedang memburuk.
Merasa diperhatikan oleh seseorang, akhirnya ia menoleh kearah sampingnya. Dan apa yang ia dapatkan saat ini? Sama seperti tadi jawabannya. Orang itu, laki-laki itu kembali menyodorkan sebungkus roti yang dibelinya dari kantin tadi saat melihat Nayla mengabaikan makanan yang dipesannya tadi.
Nayla memutar bola matanya jenuh. Ingin rasanya Nayla membuang laki-laki di sampingnya ini ke rawa-rawa atau mungkin sekalian ke dasar laut yang paling dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]
Fanfiction[COMPLETED] "Ayla gue itu perhatian engga kayak lo yang cuek, Ayla gue itu orang nya sabar engga kayak lo yang pemarah, Ayla gue juga orang yang ramah engga kayak lo yang dingin" ucap Langit dengan penuh penekanan. "Gue bukan Ayla! Lo perlu ke THT"...