"Jangan datang jika untuk mengulang kesalahan yang sama lagi"
~Nayla Nacaella Putri~
***
Jam Matematika sudah berakhir lima menit yang lalu, bel pergantian mata pelajaran pun baru saja berbunyi namun guru selanjutnya belum juga masuk kekelas. Bahkan Nayla lupa, hari ini jadwalnya apa saja. Sebelumnya dia dapat terbebas dari pelajaran matematika karena dia adalah murid kesayangan guru matematikanya.
"Nay, lo udah buat PR Bahasa Indonesia?" mendengar pertanyaan itu Nayla diam seperti sedang berfikir,
Bahasa Indonesia?
Lama berkutat dengan pikirannya, guru bahasa indonesia sudah ada diambang pintu dengan raut muka yang datar. Tidak biasanya, pasti sebelum kekelas ini beliau sedang kesal. Bukannya sok tau, tapi tidak biasanya guru itu datang dengan raut wajah seperti itu. Apalagi beliau langsung menanyakan tetang pekerjaan rumah yang diberikan beberapa hari yang lalu.
"Siapa yang tidak mengerjakan tugas?" mendengar pertanyaan dari gurunya, dengan berat hati Nayla tunjuk jari.
"Hormat didepan tiang bendera selama jam pelajaran saya berlangsung. Mengerti?" Nayla hanya merespon dengan mengangguk paham. Iya dia paham bahwa hari ini dia harus berteman dengan sinar matahari yang panasnya menyengat.
Nayla berjalan acuh melangkah keluar dari ruang kelasnya bergegas ketengah lapangan. Dirinya berdiri didepan tiang bendera dan tangannya sudah terangkat untuk hormat kepada sang merah putih.
Sudah satu jam berlalu, namun matahari seakan tidak mau bersahabat walau hanya dua jam. Matanya sudah menampilkan tatapan sayu nya, kepalanya terasa berat dan tenggoroannya terasa kering. Tubuh nya mulai berdiri tidak seimbang seakan berkata bahwa dia akan jatuh. Dan benar saja, tubuhnya lemas tak berdaya dan jatuh.
Lalu beberapa temannya mulai mengerumuninya. Mereka hanya melihat Nayla yang terlihat pucat namun tidak ada yang berani menggendong Nayla untuk ke UKS.
"Minggir" Hingga suara instruksi dari belakang membuat kerumunan itu sedikit renggang karena ada yang memilih untuk pergi. Reyhan langsung saja menggendong Nayla untuk dibawa ke UKS.
***
"Langit, hari ini lo kan yang jaga UKS?" tanya ketua kelas XI MIPA dua. Langit mengangguk mengiyakan, dirinya kan murid baru disini, mana tau dia kalau ada jadwal jaga UKS? Tapi sudahlah, dia menurut saja.
Langkah nya terhenti didepan ruangan bernuansa putih beraroma obat-obatan itu. Perlahan pintunya dibuka, kakinya mulai melangkah masuk.
"Lo yang tugas?" pertanyaan itu muncul dari murid yang berada dibelakangnya. Langit pun langsung membalikan tubuhnya dan lantas mengangguk.
"Yaudah, gue kekelas dulu. Ini tolong bawain buat perempuan yang lagi pingsan didalam" sambil menyodorkan teh anget beserta roti.
Langit menerimanya dan langsung meletakan dimeja dekat kasur yang tersedia diuks itu. Saat ia berbalik badan, dia kaget ternyata orang yang sedang sakit adalah perempuan yang sejak tadi pagi mengganggu pikirannya.
Dia mendekat, lalu mendudukkan bokongnya dikursi yang ada. Sebelum itu dia menggeser kursi itu agar lebih dekat dengan perempuan yang tengah berbaring diatas kasur. Tangannya terulur untuk mengecek suhu badan gadis itu. Tidak panas dan tidak dingin, jelasnya normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]
Fanfiction[COMPLETED] "Ayla gue itu perhatian engga kayak lo yang cuek, Ayla gue itu orang nya sabar engga kayak lo yang pemarah, Ayla gue juga orang yang ramah engga kayak lo yang dingin" ucap Langit dengan penuh penekanan. "Gue bukan Ayla! Lo perlu ke THT"...