Perihal Waktu

57 17 0
                                    

"Perihal waktu, terimakasih. Aku belajar banyak dari mu"

~MeetAgain~

***


"Ayah, nanti Nayla berangkat pake sepeda motor. Boleh?"

"Boleh, emang kenapa kok tiba-tiba?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh Ayah nya karena semenjak Nayla kembali ke keluarga kandung nya, ia selalu berangkat bersama Rey dengan diantar oleh Ayah nya. Meskipun nanti saat pulang, harus memikirkan cara nya pulang. Tidak mungkin untuk berjalan kaki, bukan? Apalagi menunggu Ayah nya pulang. Tapi jika mau menunggu berjam-jam untuk menunggu Ayah nya, si boleh-boleh saja.

"Mau jenguk teman, Yah" Ucap nya sebentar lalu kembali memasukan nasi ke dalam mulut nya.

"Siapa, yang sakit Nay?" Bunda nya datang dengan membawa tempe goreng yang baru saja matang.

"Langit, Bun" Rey menjawab dengan santai. Bunda nya sudah pasti tidak asing dengan nama itu, karena dulu Langit sering sekali bermain ke kediaman nya sewaktu SMP. Meski hanya bermain PS atau sekedar numpang makan.

"Langit teman kamu sejak SMP itu, Rey?" Rey mengangguk sambil terus mengisi mulut nya.

"Ya udah, tapi kamu hati-hati ya bawa nya. Terus nanti titipin salam Bunda buat Langit. Bilangin cepat sembuh, gitu" Nayla mengangguk mengerti lalu membawa piring kotornya untuk di cuci.

"Sama Rey, kan Nay?" Nayla menggeleng pelan lalu kembali duduk untuk meminum susu coklat dingin kesukaan nya. Melihat Nayla sedang menikmati minum nya, Rey pun berinisiatif untuk memberitahukan alasan nya tidak ikut. Karena dirinya ada ekstra basket nanti setelah pulang sekolah.

Nayla melirik jam tangan warna merah muda yang terlihat kontras dengan warna kulitnya, yang ada dipergelangan tangan kiri.

"Nayla berangkat dulu" Ucap nya sambil berdiri lalu menggendong tas ransel sekolah nya. Tidak lupa untuk menyalami orang tua nya. Ia berjalan memutar sambil melirik Rey yang masih asik makan tempe goreng, padahal ia sudah makan banyak sejak tadi. Nayla hanya menghela nafas nya, abang nya ini emang rakus jika menyangkut makanan.

"Abang ikut" Ucap nya sambil terus memasukan tempe goreng ke dalam mulutnya.

"Abang ikut Ayah aja!" Balas Nayla sambil berlari, meninggalkan Rey yang masih tetap makan padahal katanya mau berangkat bersama Nayla.

"Jangan lupa salam buat Langit"

***

Setelah memarkirkan sepeda motor matic milik Ayah nya, Nayla segera melepas helm nya lalu berjalan menuju kamar yang ia tuju.

Pesan dari abang nya terdengar membuat nya lagi-lagi harus menghela nafas nya pelan. Bagaimana dirinya bisa punya abang yang super duper pelupa? Padahal sudah jelas tadi pagi-pagi sekali Pak Anto bilang akan ada rapat guru dan hanya bersih-bersih lalu pulang.

Dari Abang jelek :
Lo berangkat kemana dek? Ga nyasar kan? Ga lupa jalan ke arah sekolah kan? Pak Anto bentar lagi masuk ini!

Nayla mengabaikan pesan Abang nya dan bergegas pergi menuju kamar Langit. Ia sedikit menundukkan kepala nya, menatap lantai putih yang terlihat lebih menarik dari hal lain nya.

"Nay?"

Nayla menoleh mendapati seorang ibu-ibu memanggil nama nya. Nayla tersenyum dibalik masker nya, terlihat dari mata nya yang menyipit.

Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang