"Kamu begitu penuh teka-teki"
~Nayla Nacella Putri~
***
"Mari kita sambut penampilan pertama dari kelas XI MIPA 3" Mc menjeda kalimatnya.
"Faeza Langit Dermantara" lalu semua bersorak saat terlihat Langit berjalan kearah panggung. Suara alunan gitar terdengar indah untuk memulai pembukaan lagu. Terlihat Langit yang tengah menyapu pandangannya kearah penonton. Nayla, satu nama yang ia cari.
Langit tersenyum tipis menyadari Nayla tengah menatap nya juga dari kejauhan, walau terlihat raut wajah datar khasnya. Mengapa gadis itu suka sekali tidak berekspresi? Tanya Langit dalam hatinya.
Kali ini Langit membawakan lagu berjudul 'Untuk Ku', bagi Langit lagu ini adalah lagu favorit nya sejak dulu.
Suara Langit mengalun bersamaan nada yang didapat dari petikan gitar. Bahkan Langit bernyanyi sampai terbawa suasana. Lagu ini memang menceritakan tentang seseorang yang tetap menunggu orang yang disayanginya meski orang itu pergi keujung dunia sekalipun.
Langit membawa lagu ini karena ada pesan tersirat yang tidak mampu ia ucapkan secara langsung karena mungkin ini adalah hal yang terbaik, memendam perasaan.
Walau ke ujung dunia...
Pasti akan ku nanti
Meski ketujuh samudra...
Pasti ku kan menunggu
Karena ku yakin,
Kau hanya untuk ku...Langit menutup lagu yang dibawakannya dengan senyuman manis yang ia tujukan pada seseorang, Langit berharap jika perempuan itu menyadari setiap lirik yang ia nyanyikan. Langit sadar, jika ini mungkin sudah terlambat. Namun lebih baik terlambat daripada tidak melakukan apapun yang berujung pada penyesalan, Right?
Nayla menatap Langit dengan tatapan yang tidak bisa ia utarakan. Nayla hanya masih tidak menyangka jika Langit akan membawakan lagu ini. Nayla menatap Langit dengan tatapan datarnya, dia hanya tidak ingin memiliki perasaan yang mungkin hanya dimiliki olehnya. Seperti dulu.
***
Sesuai perkataan laki-laki bernama lengkap Deska Naekafa Erland atau yang sering kerap dipanggil Kaka itu, tadi malam Nayla menginap dikediamannya. Nayla hanya sedikit merasa canggung karena sudah lama tidak bertemu dengan tante Rita~ mama nya Kaka.
Diawali dengan sarapan, pagi ini ketiga nya menghabiskan sarapan yang dibuatkan oleh mama nya Kaka. Nayla sedikit terharu merasa seperti memiliki seorang ibu. Jujur saja, sejak dulu dia tidak pernah dimasakan oleh mamanya. Kalau dulu dia selalu berpikiran bahwa mama nya sibuk, kali ini dia sudah tau yang sebenarnya bahwa dia memang bukan anak kandung mama nya. Pantas saja mama nya bersikap seperti itu.
"Makan yang banyak ya Ayla " Nayla mengangguk lalu melanjutkan acara sarapannya, ia tidak ingin melewatkan merasakan bagaimana rasanya memiliki ibu yang menyayanginya. Meakipun ini adalah mama nya Kaka, tapi tidak apa kan kalau Nayla menganggap tante Rita sebagai ibunya? Toh hanya hati nya yang menganggap tanpa disuarakan.
"Kaka sama Ayla berangkat dulu ma" ucap Kaka setelah menyelesaikan sarapannya sambil mencium punggung tangan mamanya, lalu dilanjutkan Nayla.
"Assalamualaikum" ucap mereka bersama.
"Waalaikumsalam" balasnya lalu memandangi anak ketiga nya yang semakin lama semakin tak terlihat motornya bahkan suaranya yang semakin lama menghilang. Tante Rita sendiri tau bagaimana perjalanan hidup Nayla bahkan mamanya Kaka tau bahwa Nayla bukan anak kandung dari mamanya. Namun yang tidak disangka adalah fakta bahwa mama nya Nayla tidak pernah memperhatikan Nayla karena yang ia tau, mama nya Nayla terlihat seperti orang baik karena selalu tebar senyum pada tetangga sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]
Fanfiction[COMPLETED] "Ayla gue itu perhatian engga kayak lo yang cuek, Ayla gue itu orang nya sabar engga kayak lo yang pemarah, Ayla gue juga orang yang ramah engga kayak lo yang dingin" ucap Langit dengan penuh penekanan. "Gue bukan Ayla! Lo perlu ke THT"...