"Cinta pertama anak perempuan adalah Ayahnya"
~Nayla Nacaella Putri~
***Detik demi detik berjalan, hari demi hari berlalu hingga tak terasa bahwa hari ini sudah kembali bersekolah seperti biasa. Senin, hari setelah minggu. Hari dimana semua siswa harus melaksanakan upacara bendera merah putih yang diadakan satu minggu sekali.
Ditatapnya dari pantulan kaca, setelah selesai menata rambut, remaja berusia enam belas tahun itu menatap dirinya dalam-dalam didepan kaca besar yang berada dikamarnya tepatnya dimeja hias nya.
Dulu, ia suka sekali mengikat rambutnya bahkan setiap hari rambutnya diikat dengan berbeda-beda. Hari ini diikat2, besok diikat jadi satu, besoknya lagi rambutnya dikepang.
Tapi sejak hari dimana dia memutuskan untuk tidak lagi berpenampilan seperti dulu, tidak lagi berperilaku seperti dulu, tidak lagi menyukai hal hal yang paling disukai nya dulu. Dan semenjak hari itu, dia tidak lagi menguncir rambutnya, hanya mungkin saat pelajaran olahraga saja.
Setelah menetralkan perasaannya, Nayla menyambar tas punggungnya dan segera memakai sepatu berwarna putih kesayangannya sebelum dia menuruni anak tangga yang menghubungkan lantai utama dengan lantai dua.
"Nayla berangkat dulu ya bi"
Setelah pamit ia pun segera melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Ini masih pagi, bahkan sangat pagi untuk berangkat sekolah. Tapi Nayla memiliki alasan untuk berangkat sekolah sepagi ini, ia tidak mau berpapasan dengan orang tuanya yang semakin sering berada dirumah dan membuat Nayla kesal setiap bertatap muka. Bagaimana tidak? Kalau sang mama yang melahirkannya selalu memarahinya bahkan disaat dirinya tidak melakukan kesalahan apapun.
Ingin sekali Nayla kabur dari rumah yang telah ia tempati selama 16 tahun lebih beberapa bulan ini, namun akal sehat Nayla masih menguasai dirinya kalaupun akan pergi, mau kemana dirinya? Hah masih membayangkan saja sudah membuat Nayla berpikir dua kali.
Tapi jika memang mengharuskan, dia akan tetap pergi suatu waktu.
Kaki nya melangkah menuju garasi, entah mengapa rasanya hari ini ia ingin sekali berangkat sekolah naik mobil. Nayla tidak pernah menggunakan mobil untuk pergi ke sekolah dikarenakan belum genap 17 tahun. Dia baru merayakan ulang tahun yang ke-16 tiga bulan lalu yang artinya dia akan mendapatkan SIM satu tahun lagi atau lebih tepatnya 9 bulan lagi.
Nayla menghela nafasnya pelan saat menatap mobil pemberian papa nya saat ia ulang tahun. Nayla tersenyum sendu menatap barang pemberian laki-laki pertama yang dicintainya didunia ini.
Kata orang cinta pertama anak perempuan adalah untuk sang ayah dan cinta pertama anak laki adalah untuk wanita yang melahirkan dan membesarkannya.
Nayla mengambil kunci motor didalam tasnya dan segera melajukan motornya untuk berangkat sekolah. Ya hari ini Nayla memutuskan untuk menggunakan motor ke sekolah.
***
Koridor kelas XI masih terlihat sepi pagi ini. Karena ini memang masih terlalu pagi untuk berangkat sekolah. Dengan langkah sedang gadis cantik dengan bet kelas XI MIPA 1 itu berjalan menuju kelasnya tak lupa headset putih yang bertengger manis ditelinganya. Gadis itu berjalan sesekali melantunkan lagu yang sedang didengarkannya.
Langkah nya terhenti saat seorang anak laki-laki yang berbeda seragam dengannya berada tepat dihadapannya.
Nayla menatapnya datar tanpa mengeluarkan sedikitpun suaranya walau sejujurnya di ingin bertanya maksud laki-laki ini menghadang jalannya, tapi Nayla urungkan karena dirinya juga sedang malas untuk berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]
Fanfiction[COMPLETED] "Ayla gue itu perhatian engga kayak lo yang cuek, Ayla gue itu orang nya sabar engga kayak lo yang pemarah, Ayla gue juga orang yang ramah engga kayak lo yang dingin" ucap Langit dengan penuh penekanan. "Gue bukan Ayla! Lo perlu ke THT"...