Hikmah

58 20 0
                                    

"Selalu ada hikmah dalam setiap kejadian"

~Faeza Langit Dermantara~

***

"Tenang dek" Ucap Rey, melihat adik nya yang terus terlihat gusar membuat nya ikut khawatir. Sejak tadi Nayla terlihat sedang tidak baik-baik saja. Rasa bersalah menyelimuti dirinya.

"Rey" Panggilan itu, mengalihkan pandangan Rey dan Nayla yang sejak tadi menatap pintu UGD.

"Tante" Lalu Rey menyalami ibu dari sahabatnya yang tidak lain adalah Langit dan diikuti oleh Nayla yang membuat Mama nya Langit sedikit tersentak kaget. Tapi dibalas senyuman manis sambil mengelus rambut Nayla dengan pelan.

Ketiga nya duduk. Nayla masih menatap pintu UGD dengan perasaan campur aduk antara khawatir, takut dan perasaan bersalah. Karena menurut nya ini semua terjadi karena kesalahan nya.

"Sebenarnya Faeza kenapa, Rey? Kenapa bisa sampai masuk UGD begini?" Pertanyaan itu membuat Nayla kesusahan untuk menelan ludah nya sendiri. Ia takut jika nantinya ia dimarahi abis-abisan oleh Mama nya Langit. Nayla melirik ke arah Rey yang terdiam dengan pandangan kosong. Mencoba meyakinkan diri, pada akhir nya Nayla menjelaskan segalanya tanpa ditutup-tutupi. Jika nanti Mama nya Langit marah dan bahkan tidak segan-segan menjebloskan Nayla ke dalam jeruji besi, Nayla ikhlas karena ini adalah konsekuensi yang memang Nayla pilih.

Nayla berdiri dan melangkah ke hadapan Mama nya Langit. Dapat terlihat jika wanita paruh baya yang duduk dihadapan nya ini merasa bingung. Namun Nayla tidak langsung menjelaskan melainkan berjongkok dihadapan Mama nya Langit.

"Maafin, Nayla tante" Ucap nya sambil menahan

"Ini salah Nayla. Kalau aja, tadi Nayla menolak buat ketemuan sama Faeza. Kalau aja, tadi Nayla yang menghampiri Faeza. Kalau aja, tadi Nayla yang ---" Mendengar Nayla yang terus saja menyalahkan diri nya sendiri sambil sesenggukan, membuat Mama nya Langit tidak tega. Lalu direngkuhnya tubuh Nayla untuk duduk disebelahnya.

"Ini bukan salah Nayla. Udah ya cantik" Nayla ingin sekali berhenti menangis kali ini, namun mengapa air mata ini tidak henti-henti nya turun. Menyebalkan, disisi lain Nayla juga harus menahan malu. Karena diantara ke-3 nya hanya Nayla yang menangis.

"Tapi, kalau aja Nayla yang---"

"Udah. Udah Nay. Ini bukan salah kamu"

"Ta--tapi," Detik berikutnya Nayla yang masih senantiasa menunduk merasa bahwa dirinya tengah dipeluk oleh Mama nya Langit. Air mata nya telah berhenti beberapa menit kemudian, namun sisa-sisa bekas nya masih menempel. Terlihat mata nya yang sembab dan hidung yang memerah serta suara sesenggukan yang masih terus terdengar.

"Udah Nayla. Ini memang kehendak Tuhan, jadi bukan salah kamu"

***

"Ayo Nay, giliran kamu" Nayla mendongak menatap wajah wanita yang usianya sudah hampir menginjak angka 40 itu.

Langit sudah sadar sejak beberapa menit yang lalu, dan baik Rey maupun Mama nya Langit, mereka sudah masuk untuk melihat keadaan Langit.

Nayla sebenarnya enggan untuk masuk, karena dirinya merasa ini semua terjadi karena kesalahan nya. Nayla takut, jika nanti Langit menjauh dari nya saat melihat Nayla. Nayla mulai takut jika benar-benar kehilangan Langit, sejak kejadian dimana Langit tersenyum membawa bunga tulip berwarna kuning dan berakhir masuk kedalam UGD.

Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang