"Sebagian orang mampu menyalurkan rasa cinta nya melalui tutur kata serta tingkah lakunya, namun sebagian nya lagi hanya mampu mengiringi nya dengan doa"
~Nayla Nacaella Putri~
***Keheningan menyelimuti ke tiganya. Om Ditra yang mengaku sebagai ayah kandungnya hanya diam fokus menyetir, dengan tante Aella yang duduk disebelahnya dan Nayla yang duduk dibelakang.
Nayla bingung, entah bagaimana dia akan menjelaskan pada Mama Papanya nanti. Diratapinya jalanan yang tengah diramaikan oleh padatnya kendaraan roda empat. Pikirannya berkecamuk, terlalu banyak pemikiran pemikiran yang bersarang diotak nya.
Nayla tersenyum sejenak, menatap kedua orang tua yang berada di depannya. Hati nya tersenyum bahagia, entah kapan terakhir dia berpergian bersama Mama Papa nya seperti ini. Atau memang belum pernah? Miris sekali batin Nayla.
Nayla sadar diri, disini dia belum bisa membuktikan kebenaran akan jati diri nya. Jadi setidaknya dia tidak boleh terlalu mengandalkan orang lain bahkan berharap lebih.
Tentang Langit, dia tadi sudah pamit terlebih dahulu karena ada acara keluarga katanya. Nayla tidak banyak bicara dengan Langit tadi, hanya saja Nayla masih tidak percaya jika Langit seseorang yang paling dibenci nya adalah seseorang yang membantunya keluar dari masalah.
"Nay" panggil tante Aella sambil menoleh ke belakang.
"Ya?"
"Papa kamu namanya siapa?"
"Aditya Hermawan" mendengar nama itu di ucapkan, Om Ditra yang tengah menyetir pun langsung mengerem mobil nya mendadak hingga membuat istrinya mengadu karena terbentur.
"Eh, maaf bunda. Ayah tidak sengaja"
"Lagian kenapa rem dadakan si, Yah?" Yang ditanya terdiam untuk sesaat, membuat ke dua perempuan itu menatapnya dalam dalam.
"Tadi nama Papa kamu Aditya Hermawan?" Bukannya menjawab pertanyaan dari istrinya, beliau malah berbalik bertanya pada Nayla sambil berbalik menatap wajah imut dari Nayla.
"Iya"
"Keluarga Hermawan ya?" Tanya sekali lagi, kali ini terdengar lebih serius dari yang sebelumnya.
"Iya"
"Kamu kenal Pak Hermawan?"
"Emm, enggak om" Seumur hidup Nayla memang belum pernah bertemu dengan kakeknya, bahkan keluarga yang lain seakan mereka semua telah lenyap dari muka bumi ini, atau memang sudah meninggal dunia? Tidak sekali pun terdengar dari bibir Mama Papanya cerita tentang Keluarga entah dari keluarga Mamanya ataupun dari keluarga Papanya.
"Kalau gitu, kamu tau pekerjaan Papa kamu?"
"Direktur utama di Perusahaan Herm & Harms Fashion"
"Oke. Kalau begitu mari kita temui Bapak Direktur Utama dari Perusahaan Herm & Harms Fashion yang terhormat" ucap nya tegas dengan sedikit senyum smirk yang tercetak dibibirnya.
Setelah nya, mobil melaju lagi dengan kecepatan sedang. Nayla menghembuskan nafas nya pelan, menutup kedua matanya perlahan. Nayla bingung dengan sikap laki laki paruh baya yang mengaku sebagai ayah kandungnya itu. Semua terlalu mendadak, semua terlalu membingungkan. Nayla tidak menyangka hari ini akan tiba secepat ini.
Berkat Langit, ini semua terjadi karena dia. Jika nantinya mereka memang terbukti kedua orang tuanya, Nayla janji akan memperlakukan Langit sebaik mungkin. Meskipun dalam hatinya masih ada sisa sisa perasaan kesal yang bersarang, karena bagaimanapun waktu hanya bisa membuat kita melupakan orangnya tidak dengan kenangan kenangan yang telah dirajut bersama dahulunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]
Fanfiction[COMPLETED] "Ayla gue itu perhatian engga kayak lo yang cuek, Ayla gue itu orang nya sabar engga kayak lo yang pemarah, Ayla gue juga orang yang ramah engga kayak lo yang dingin" ucap Langit dengan penuh penekanan. "Gue bukan Ayla! Lo perlu ke THT"...