31

8.7K 337 15
                                    

Lisya terbangun dari tidurnya yang panjang melirik jam yang menunjukkan pukul satu pagi,ia kembali membaringkan badannya kekasur yang empuk.

Mencoba mencerna apa yang sedang terjadi,ia mengigat kamar ini,kamar ia dan pria itu.

Lisya memijit kepalanya yang terasa sangat sakit,dan juga semua badannya yang begitu menyakitkan,ia mengigat segalannya.

Ia sangat rindu dengan kamar ini,kamar yang tersimpan berjuta-juta kasih sayang didalamnya,saksi dimana alex dan dirinya saling berbagi kasih sayang.

Dan dia kembali masuk kesini,kembali kedalam penjara yang berkedok sebuah istana,dengan berpuluh-puluhan penjaga serta pelayan didalamnya.

Cklek.

Suara pintu itu,membuat lisya mengakhiri lamunannya,sepatu pentofel berwarna coklat masuk kedalam kamarnya,dengan setelan jas mewah.

"Bagaimana keadaanmu?"tanya alex.

"Baik"cicitnya pelan.

Alex berjalan kearah balkon kamar mereka,membuka pintu kaca balkon tersebut.

"Kemarilah ada yang ingin ku ceritakan padamu"ucap alex dengan tangan yang ia lambaikan untuk mengajak lisya keluar.

Lisya tertegun sejenak ia tak pernah tau kalau ada sebuah ayunan seperti sofa disana dan sebuah meja bulat dengan kursi tinggi.

Jangan lupakan malam yang indah penuh dengan bintang-bintang,dan juga cahaya bulan.

Jangan lupakan malam yang indah penuh dengan bintang-bintang,dan juga cahaya bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Balkon itu tampak sangat manis dan tertata sangat rapi sekali dan.

Lisya menyukaiya.

Itu membuat alex tersenyum senang.

"Duduklah,kau tak akan mendengar cerita ku sambil berdiri bukan?"ucap alex dan lisya menurutinya.

"Apa yang ingin kau ceritakan lex?"tanya lisya.

"Panjang sekali jadi aku harap kau bisa mengerti ini semua".

"Aku terlahir dengan memiliki saudara kembar indentik,keluargaku menyebut kami berdua si baik dan siburuk"ucapnya dengan sendu.

Lisya merasakannya lelaki yang sok kuat didepannya ini mulai memperlihatkan dirinya yang sebenarnnya

"Karena sifat kami yang sangat bertolak belakang,aku adalah si berandal yang tak tau diri,sedangkan felix adalah anak polos yang sangat cerdas".

"Aku sering di jatuhkan dikeluarga ini...

Ucap alex dengan menjeda kalimatnya menarik nafasnya dalam lalu melanjutkan perkataannya yang sempat terputus tadi.

"Bahkan aku dicaci dan dihina,karena membuat nama baik keluarga ini tercoreng kala itu".

"Ibuku selalu menunjukkan ketidaksukaannya padaku,dia selalu memuji felix,membuatnya bagai pangeran yang disayangi,dan membuatnya penuh dengan kasih sayang".

POSESIVE PSYCHCOPAT! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang