Lisya berjalan terseok-seok kaki nya sudah sangat lelah berlarian,air matanya masih tetap berjatuhan.
Ia memukul dadanya berkali-kali berusaha menguatkan diri hari sudah semakin malam sedangkan rumah qifa masih jauh.
Mengapa takdirnya begitu menyedihkan?.
Tak bisakah ia bahagia sebentar?.
Masih tergambar jelas diingatan lisya bagaimana alex mencium mesra kayla.
Ia tau kayla adalah masa lalu alex tapi tak bisakah alex menghargai perasaannya.
Lisya menatap nanar pada cincin tunangannya yang terpakai manis di jarinya.
Lisya jatuh ke tebalnya aspal dan dinginnya malam,pakaiannya sudah teracak-acak kini,ia tak tau kemana harus pergi ia rela jika harus mati sekarang.
Jika ingin jatuh cinta maka harus siap menerima sakitnya.
Pelan-pelan lisya mencoba bangkit ia akan mengeluarkan tenagannya sedikit lagi untuk sampai kerumah qifa.
--------------
Alex pov:Pagi ini aku sudah bersiap-siap ingin pergi kekantor karena ada rapat dengan kolega bisnis siangnya.
Jujur aku ingin sekali membangunkan gadisku tapi ia tidur terlalu nyenyak membuatku menjadi sungkan ingin membangunkannya.
Jadi aku akan meninggalkan catatan kecil untuk menyemagati harinya.
Wajah damai gadisku yang sangat aku sukai adalah point utama ketiga ku kali ini.
Yang pertama senyumnya.
Kedua tawanya.
Dan yang terakhir wajah damai milik lisya.
Aku mengecup singkat kepala gadisku dengan penuh kasih sayang.
------------
Setelah menempuh lamanya perjalanan ke kantor akhirnya aku sampai di kantor milikku.
Aku melangkahkan kaki dengan begitu dingin dan cuek,mengabaikan tatapan memuja para karyawan wanita.
Cih mereka hanya butuh harta bukan cinta.
Sesampai diruanganku aku dikejutkan oleh kayla mengapa gadis itu datang lagi disaat aku telah memiliki lisya.
"Alex kamu datang?"tanyanya,aku hanya membalas dengan gumaman cuek.
"Kamu kok gini sih lex,kan aku rindu kamu".
"Pergi kayla!"tegasku sambil melepaskan lengannya yang bergelayutan di lenganku.
Dia menatapku tak suka.
"Kemana kamu selama ini?"tanyaku.
"Aku sakit lex dilondon maafin aku ya ga ngabarin kamu,kamu kenapa gini apa gara-gara gadis kampungan itu lex?".
"Tutup mulutmu apa yang kau tau tentang lisya".
"Aku tau dia gadis kampung yang telah mengambil milikku"ucap kayla dengan langsung mencium bibir alex.
Disaat yang bersamaan pula lisya datang.
Lisya melihat semuanya.
Dan aku langsung mendorong kayla kasar hingga kayla terjatuh kelantai aku tak peduli.
Gadisku kembali menangis dan itu semua karena diriku.
Aku mencoba mengejarnya tapi ia sudah menghilang bagai diterbangkan angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIVE PSYCHCOPAT! [END]
Dla nastolatkówAku akan menjadi alasan kenapa kamu tersenyum. menemanimu ketika tak ada yang mau bersamamu. dan menghapus setiap tetesan air mata yang kau jatuhkan. Karena aku ada untuk menjadi bagian dari sejarah hidupmu. "Biarkan aku menjadi orang yang pertama d...