chapter 03

1.7K 115 5
                                    

'bintang jatuh itu memberiku pandangan baru yang akan mengubah sebuah takdir'
― Chen Ryu

"Kaisar Ming!!! Aku mencintaimu!!"teriakan itu menggema diantara para gadis di atas jembatan dengan bagian bawah adalah kolam yang luas.

"Kau sangat tampan kaisar!" Perempuan memakai hanfu pink berteriak paling semangat diantara yang lainnya.

"Ayo kaisar Ming!"teriakan itu juga banyak disuarakan baik lelaki maupun perempuan.

Bola melempar kesana kemari dengan cepat. Air juga menyiprat kemana mana. Permainan bola air.

Seorang lelaki yang tadi banyak diteriaki kaum hawa segera peka jika rekan timnya akan mengoper bola padanya segera mengambil posisi.

Saat bola itu melambung kearahnya ia melompat dan menendang bola itu sampai masuk ke keranjang dengan mulus.

Teriakan kaum hawa tak tertahankan lagi. Mereka baru saja melihat penampakan indah perut berotot sang kaisar yang begitu mereka elu elukan.

Kulit seputih pualam,rambut hitam legam yang diikat tinggi menyerupai gelungan,bibir tipis merah muda namun berisi,mata setajam elang,wajah datar tanpa ekspresi,tubuh kekar yang indah dan berotot. Tak ada bedanya dia dengan dewa dunia.

Dengan penampilan ini siapa gadis yang berani menolaknya? Tidak ada. Hanya ada pria pria yang iri pada penampilan sempurnanya.

Entahlah. Bahkan sepertinya wajahnya menampakkan tak adanya ketertarikan kepada satu wanita saja.

Disamping kolam itu,ada tempat dimana para bangsawan untuk duduk dan menonton. Hanya ada kaum pria saja.

"Apa tampannya kaisar Ming dibanding tuan Chen? Bahkan tuan Chen sepertinya lebih cocok menjadi seorang kaisar,"tanya Seorang lelaki dengan rambut dikuncir kuda tinggi tinggi dengan wajah yang manis bermata hazel,berhanfu merah maroon,berbibir tipis menatap pria yang sepertinya lebih tua darinya sedang bermain main dengan burung merpati putih ditangannya.

"Ya. Dan bahkan wanita wanita itu tidak berhenti meneriakkan nama sang kaisar,"jawab sang pria yang memiliki wajah kotak,mata tajam namun terkesan malas dan meremehkan,memakai hanfu hijau tua yang bagian dadanya agak terbuka, aura yang sombong,dengan bibir yang seksi tetap menatap penuh perhatian pada burung merpati putihnya tanpa mengalihkan pandangan ke pria yang bertanya padanya.

Mereka saling bertukar pandang sekejap kemudian saling sibuk masing masing tanpa suara.

Seorang pria datang bergabung dengan kedua pria yang tadi berbincang.

Auranya tenang namun terkesan cuek langkahnya elegan dan anggun,kulit seputih susu. Hanfu biru tuanya berkibar tertiup angin,rambutnya dibiarkan digerai dengan sebagian rambut depan yang diikat kebelakang,badannya tegap dan kekar,bibir tipisnya membentuk selekuk senyum simpul yang bisa membuat kaum hawa bertekuk lutut. Bahkan rela menyerahkan mahkota mereka demi mencicipi pria itu.

"Sepertinya kalian membicarakan sesuatu yang seru,"ujarnya. Tatapannya memandang pria berhanfu hijau tua dan pria berhanfu merah maroon bergantian kemudian memutuskan duduk diantaranya.

"Tuan Chen,bunga ini memang cantik tapi tak seharusnya ia tumbuh diistana,"ujar pria berhanfu hijau tua kepada pria berhanfu biru tua yang ternyata tuan Chen,orang yang mereka bicarakan tadi.

"Apa kau sedang membicarakan kaisar Ming Zhang Jiao?"tanya tuan Chen menatap pria berhanfu hijau tua yang ternyata Zhang Jiao.

Zhang Jiao hanya tersenyum simpul dan menerbangkan merpati putihnya. Kemudian mulai mengipasi dirinya perlahan.

EMPEROR! I LOVE YOU!(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang