chapter 31

459 26 2
                                    

"Qin Ai,saya mendengar dari ayahandamu kalau kau ingin menunda pernikahan ini,benar?"

Qin Ai menunduk dalam mendengar kalimat itu. Meski dia sudah menyiapkan segala jawaban untuk pertanyaan semacam ini.

"Kenapa anda diam? Apa itu salah?"pertanyaan itu membuyarkan lamunan Qin Ai.

"Oh? Em,begini,"Qin Ai melirik cowok disampingnya dengan gusar. Sial! Bahkan cowok disampingnya terlihat tak peduli pada dirinya yang melawan tekanan. Nampak setenang danau!

"Saya... Em,saya hanya..."bola mata Qin Ai melirik cowok itu lagi. Cowok itu juga menatapnya... Namun tak berniat membantunya! Sialan!

Wanita dihadapan Qin Ai menaikkan sebelah alisnya penuh tanda tanya. "Saya memikirkan kaisar! Kariernya sebagai kaisar harus saya pikirkan bukan? Beliau sudah mengurus 20 selir,bebannya akan bertambah saat beliau juga menikahi saya,"Qin Ai mengulas senyum canggungnya.
Nampak seperti orang bodoh yang ketakutan!

"Kamu menantu yang baik! Bagaimana menurut anda kaisar? Bukankah Qin Ai akan menjadi istri yang sangat baik? Dia bahkan memikirkan karier anda juga para selir tak berguna anda,"wanita tadi menatap Shi Yuan yang nyatanya tak tertarik mengikuti pembicaraan. Dia sudah ada janji rapat dan malah terjebak disini.

"Ya." Tak ada ucapan lain yang keluar dari bibir kissable Shi Yuan. Hanya jawaban singkat yang berarti abu abu.

Pandangan sang wanita tertuju pada Qin Ai lagi,"saya ingin pernikahan ini diadakan secepatnya. Apa anda keberatan?"tanya wanita itu lembut.

"Ti-Tidak! Tentu saya tidak keberatan Yang Mulia,tapi keputusan kembali lagi pada Yang Mulia kaisar,"jawab Qin Ai sekenanya. Hati kecilnya berharap Shi Yuan juga mengundur hari pernikahan mereka.

"Kaisar,bagaimana menurut anda?" Wanita itu bertanya penuh harapan pada Shi Yuan.

"Maaf ibu suri,kami ada rapat,"Shi Yuan bangkit menatap wanita tadi dengan angkuh. Qin Ai mengikuti jejak Shi Yuan. Dirinya juga bangkit dan tersenyum kecil pada ibu suri.

"Apa tidak bisa anda tunda? Bukankah ini juga menyangkut masa depan kerajaan Huang kita?"ibu suri ikut bangkit dan menatap muda mudi dihadapannya bergantian.

"Ini urusan negara,pernikahan hanya kesampingannya untuk mendapatkan pangeran mahkota,"jawab Shi Yuan tenang. Qin Ai nampak terlalu ragu untuk ikut berpartisipasi mengutarakan isi hatinya.

"Urusan negara dan masa depan,apa bedanya mereka?"

"Keduanya berbeda,seperti teh hijau dan teh putih. Keduanya sama sama teh,namun berbeda warna,"jawab Shi Yuan.

"Namun kegunaan mereka sama. Untuk kita minum. Kenapa kamu bandingkan 2 hal yang jelas banyak memiliki kesamaan,"ibu suri menyunggingkan senyuman kecil yang nampak mengejek.

"Kegunaan,bagaimana dengan khasiat? Bukankah mereka juga berbeda? Ibu suri,dalam dunia ini tak selalu ada kesamaan. Semua bisa berbeda. Baik zaman sekarang atau di masa mendatang. Manusia akan tetap disebut manusia,dan itulah yang namanya penetapan,"Shi Yuan mencerocos panjang untuk menutup mulut ibu suri yang rumornya sangat pedas.

Ibu suri menghela napas panjang. Dia menyerah? "Baiklah pergilah! Esok kita bahas masalah ini,"ucapnya final. Ibu suri kemudian kembali duduk dengan sedikit menggumam pelan.

"Ya,"setelah menjawab,Shi Yuan nyelonong pergi tanpa hormat. Dia bahkan tak memikirkan image nya didepan ibunya. Sedangkan Qin Ai sangat bingung harus bagaimana. Dia masih berdiri dengan tampak seperti orang bodoh yang linglung.

Dia kemudian membungkuk memberi hormat kemudian segera berlalu. Ruangan ibu suri kembali tenang. Sedari pertama memang dia sudah mengusir para pengawal dan dayang agar tak mengganggu pembicaraan dia dan kaisar,oh juga Qin Ai tentu saja. Perempuan paruh baya itu memijit pelipisnya yang pening. Menjadi seorang ibu suri adalah pekerjaan yang melelahkan daripada menjadi saat dia menjadi permaisuri dahulu.

EMPEROR! I LOVE YOU!(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang