chapter 20

650 41 5
                                    

Hay aku back:)

Enjoy the story guys:>

( ◜‿◝ )

Kerajaan Bumi 12 zodiak sangat sibuk. Mereka menata ini itu dimana mana. Baik bunga,lampion juga hiasan lainnya untuk festival. Mereka menampilkan wajah mentarinya tak sabar menunggu hari beruntung.

Langkah seorang pelayan gadis terlihat sangat cepat. Ia seperti menghindari kesibukan yang terjadi di istana. Arah larinya mengarah ke hutan 'tanpa arah' sebelah barat kerajaan. Hutan yang sangat menyeramkan untuk dijelajahi manusia ataupun dewa. Banyak mitos menyebutkan seseorang takkan pernah bisa kembali jika sudah masuk ke jantung hutan. Tapi rakyat kerajaan bumi 12 zodiak juga memerlukan kayu bakar untuk tungku mereka. Untuk menghangatkan tubuh mereka.
Maka atas kebijakan dari Yang Mulia kaisar Shi Yuan,mereka hanya bisa berada di bibir hutan. Tidak bisa sampai ke jantung hutan,apalagi ke kaki hutan yang bahkan tidak diketahui letaknya.

"Nona,maafkan hamba,hamba terlambat,"pelayan itu menunduk takut. Matilah ia,pasti dia akan mendapat cambuk. Sungguh mengerikan.

Gadis yang dipanggil nona tadi membalik tubuhnya. Menatap lembut namun licik kepada pelayan tadi. "Tidak apa,aku mengampunimu kali ini. Akan tetapi... Jika rencana ini gagal karenamu,hati hati dengan kepalamu,"ancam gadis tadi.

Sang pelayan menggigil ketakutan. Dalam hatinya berharap kepala dan tubuhnya akan masih melekat satu sama lain. Begitupun dengan bagian tubuhnya yang lain.

"Berikan aku 5 pembunuh bayaran,"seloroh gadis tadi. Sang pelayan menatap tuannya itu. "Pe-pembunuh bayaran nona?"tanya pelayan tadi ragu. Apakah nona ini akan membunuh Yang Mulia kaisar? Ini suatu konspirasi

"Ya,apa kau mengalami penyakit pendengaran?"tanya gadis itu sarkatis. Pelayan tadi menggeleng cepat. Otak kecilnya berputar putar berusaha memahami apa yang akan terjadi.

"Kirimkan saat matahari terbenam,"setelah mengucapkan itu sang gadis melempar sekantung koin emas dan melemparkannya ke pelukan sang pelayan. "Aku tidak mau ada yang tau rencana ini,"peringat gadis itu kemudian berlalu.

Sang pelayan menggigil hebat ditempatnya mematung. Ini memang bukan pertama kalinya dirinya diancam oleh keluarga kerajaan. Tapi toh ini sudah biasa bagi mereka yang berstatus rendah? Melayani keluarga kerajaan sudah menjadi posisi terhormat bagi mereka.

Tanpa ucapan lagi pelayan itu kemudian berlalu. Untuk memenuhi permintaan tuannya mungkin?

―🌠🌠🌠―

"Nona? Kau sudah kembali? Pangeran Jia Feng mencari anda tadi,"ujar seorang pelayan pada nonanya.

"Pangeran? Apa ada sesuatu?"tanya gadis itu heran. Jarang sekali pangeran Jia Feng mencarinya untuk bertemu.

"Saya tidak tahu nona,beliau hanya mengatakan untuk segera ke kebun aster,"jawab pelayan itu sopan.

"Kebun aster? Bukankah itu milik Yang Mulia Raja Chen Ryu?"tanya gadis itu berbinar. Tangannya kemudian ditangkupkan didepan dadanya untuk mencoba menenangkan hatinya yang menggila. Bibirnya tersenyum dan matanya terpejam membayangkan pertemuannya dengan raja tampan daerah Guangzhou itu.

"Nona? Nonaa?"pelayan itu melambai lambaikan tangannya didepan wajah sang nona berharap nonanya itu akan sadar dari haluanya.

Gadis itu terkesiap,"apa?"tanyanya membeo.

"Anda ditunggu pangeran Jia Feng,"ulang pelayan itu lagi.

EMPEROR! I LOVE YOU!(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang