Sakura menatap jam di tangannya yang menunjukan pukul 6 lebih 20 menit. Ia terus merutuki dirinya sendiri yang tidak memutuskan pergi dari apartemen Sasuke lebih pagi.
Saat taksi yang membawanya mulai memasuki kawasan sebuah rumah sakit, Sakura pun langsung menegakkan tubuhnya. "Paman, bisakah kita memutar dan masuk lewat gerbang belakang?" pinta Sakura.
"Baik, Nona," jawab sang supir dengan sopan.
Setelah membayar dan turun dari taksi, Sakura berjalan layaknya seorang pencuri, maksudnya mengendap-endap takut bertemu orang-orang yang di kenalnya. Dengan penuh perjuangan, akhirnya Sakura pun sampai di tempat tujuan, ruang istirahat bagi para dokter dan perawat di unit instalasi gawat darurat.
Sekedar informasi, sejak lulus kuliah 5 bulan yang lalu, Sakura bekerja di salah satu rumah sakit besar di kota Konoha, yaitu rumah sakit Sabaku. Ia merupakan dokter umum yang di tempatkan di unit instalasi gawat darurat atau IGD. Rencananya Sakura akan segera mengambil program dokter spesialis, tapi ia belum menentukan kapan tepatnya.
Kembali pada gadis musim semi itu. Ia baru saja masuk ke dalam ruangan istirahat dan beruntungnya tak ada siapapun di sana. Ya tentu saja, ini masih pagi.
Sakura membaringkan Ruki yang sudah bangun. Ia tersenyum dan sesekali mengajak keponakannya bermain. Sampai tiba-tiba seseorang membuka pintu dengan kencang dan membuat Sakura tersentak.
Dua pasang mata beradu tatap. Sakura segera bangkit dan cepat-cepat menutup pintu kembali. Ia pun memfokuskan dirinya pada seorang gadis dengan rambut blonde nya yang sangat mencolok.
"Kau ..." Ino, sahabatnya yang juga seorang dokter menggantung ucapannya.
Sakura menaikkan kedua alisnya menunggu ucapan Ino. Sampai tiba-tiba gadis itu mencengkram kedua pundaknya lalu menggoyangkan tubuh Sakura dengan kencang.
"Apa yang kau pikirkan, forehead! Anak siapa yang kau culik, ha?!"
Sakura memutar bola matanya malas lalu melepaskan kedua tangan Ino dan berjalan ke arah Ruki.
"Apa wajahku terlihat seperti seorang penculik anak?" tanya Sakura.
"Emm ... sedikit," jawab Ino sembari berpikir.
"Ish, dasar gila!" dengus Sakura.
"Kalau begitu anak siapa dia? Kenapa bisa ada bersamamu disini?"
Ino memang bawel. Jika Sakura tidak menjawabnya ia yakin gadis pirang itu akan terus bertanya hingga tugas jaganya selesai.
"Kau bisa menjaga rahasia?" Sakura menatap sahabatnya itu serius.
"Kau pikir siapa yang menyimpan segudang rahasia beserta aib dirimu yang sampai saat ini masih aman-aman saja, ha!"
Baiklah, jawabannya adalah Ino. Seharusnya Sakura tak perlu bertanya lagi mengenai itu.
"Sekarang katakan, anak siapa dia?!"
"Dia adalah putra Karin-nee."
Ino membelalakkan matanya. "Karin-nee???"
Sakura mengangguk dan Ino menutup mulutnya tak percaya.
"B-bagaimana bisa?"
"Ceritanya panjang." Sakura mengalihkan pandangannya.
Ino langsung menggenggam tangan Sakura. "Ceritakan padaku!"
"Akan ku ceritakan nanti ..."
"Sekarang!" paksa Ino.
"Hey, kau lupa jika dirimu sedang bertugas, pig!"
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Meet Again
RomancePertemuan tanpa sengaja dan dalam keadaan yang sama sekali tak terduga ternyata adalah awal dari dibukanya kembali kisah lama yang belum usai. Semenjak berpisah, Sakura maupun Sasuke telah menyusun kembali perasaan masing-masing dengan sedemikian r...