30-Kesempatan?

644 111 14
                                    

Sudah hampir 30 menit Sakura hanya diam memperhatikan Pein yang bermain bersama Ruki. Keduanya terlihat ceria dan bahagia. Sakura jadi membayangkan jika Karin ada di sana bersama mereka.

"Sakura, Otou-san baru saja meneleponku." Sasori datang dari arah depan.

Sakura menghembuskan napasnya lelah. "Dia pasti sangat marah."

"Ya, sesuai dugaan," jawab Sasori. "Kita harus segera pulang!"

Sakura pun menatap Pein yang ternyata mendengar pembicaraan mereka.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Pein.

"Hm." Sakura mengangguk.

"Apa rencana kalian setelah ini?"

"Kami masih memikirkannya. Banyak hal yang harus kita pertimbangkan, termasuk mengenai keberadaan Ruki-kun."

"Aku punya satu saran, ini pun jika kalian setuju."

Sakura dan Sasori menatap pria itu serius.

"Untuk meringankan beban kalian, bagaimana jika Ruki tinggal bersamaku? Dengan begitu kalian tak perlu mengkhawatirkannya."

"Tidak!" tolak Sakura. "Ruki-kun akan tetap bersamaku," tegasnya.

"Ah, baiklah." Pein mengangguk.

"Tapi menurutku ada baiknya juga jika Ruki bersama Pein. Dengan begitu kita masih tetap bisa menyembunyikan rahasia ini dari publik," ujar Sasori setelah berpikir beberapa saat.

"Aku tidak setuju! Lagi pula kita sudah tak bisa menyembunyikan hal ini lagi, Sasori-nii! Apa kau tidak berpikir tentang keluarga Sabaku yang sudah mengetahuinya? Bagaimana jika mereka lebih dulu memberitahu publik mengenai ini? Masalahnya akan semakin kacau jika itu terjadi."

"Ah, kau benar juga." Sasori mengacak rambutnya jengah.

"Jadi kalian akan memberitahukan kebenaran mengenai Ruki?" tanya Pein.

"Tidak ada pilihan lain."

"Kita harus membicarakannya lagi bersama Otou-san dan Okaa-san," ujar Sasori. "Sekarang kita harus pulang ... Dan Pein, kita akan mengantarmu lebih dulu."

Pein menatap putranya sendu lalu mengecup puncak kepala anak itu lama. "Ayah menyayangimu, Nak. Semoga kau tetap bahagia dan tumbuh menjadi anak yang hebat."

Dengan berat hati Pein beranjak lalu menghampiri Sasori dan Sakura. Tatapan Ruki mengikuti arah langkah Pein, dan dia hampir menangis jika saja Bibi Kaguya tak segera membawanya ke taman belakang.

"Maaf, Pein," ucap Sakura. Ia merasa sangat jahat karena harus memisahkan mereka. Padahal sebelumnya Sakura sama sekali tak ingin Pein dan Ruki bertemu.

"Tak apa, Sakura. Bisa bertemu dengannya saja aku sudah sangat senang."

Dan setelah itu mereka pun langsung pergi dari sana.

🌸🌸🌸🌸🌸

Suasana di kediaman keluarga Sabaku tampak masih ramai dipenuhi oleh para wartawan. Tapi di tengah itu, tiba-tiba saja dua mobil polisi datang membelah kerumunan dan memasuki area dalam rumah itu. Seorang penjaga yang melihatnya segera memberitahu atasannya, dan tak beberapa lama Rasa bersama sang istri pun menemui mereka.

"Untuk apa kalian datang kemari?" tanya Karura ketus. Wajahnya terlihat pucat dan matanya masih sembab, mungkin ia terus menangisi putranya.

"Maaf, Tuan, Nyonya ... kedatangan kami kemari yaitu bertujuan menjemput Nona Temari untuk ikut bersama kami ke kantor polisi," jawab salah satunya.

After We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang