34-Hari persidangan

480 85 15
                                    

Sesuai janji, setelah acara konferensi pers selesai Kizashi dan Sasori akan bertemu dengan Pein. Dan di sini lah mereka sekarang, sebuah tempat privasi milik keluarga Haruno. Sejak mereka duduk berhadapan, Pein sama sekali tak berani mengangkat wajahnya apalagi menatap kedua orang itu.

"Langsung saja pada intinya, kau pasti sudah tahu apa tujuan pertemuan ini!" Sasori memulai pembicaraan.

Pein mengangguk, dan perlahan ia menatap dua pria di hadapannya. "Sebelum itu, aku ingin meminta maaf sedalam-dalamnya." Pein setengah bersujud untuk beberapa saat.

Tak ada respon dari Kizashi maupun Sasori sampai Pein kembali menegakkan tubuhnya. "Aku menyesali semua ..."

"Tak ada gunanya kau menyesali itu!" potong Kizashi dingin. "Putriku tidak akan pernah kembali lagi."

"Otou-san ..." Sasori menegur sang Ayah karena sejak awal mereka tak akan membahas itu.

"Kau lah awal dari semua kekacauan ini ... jika saja kau tidak datang di kehidupan putriku, mungkin sampai saat ini Karin masih bersama kami, dan Gaara pun tak akan melakukan hal keji itu!"

"Aku minta maaf." Hanya itu yang bisa Pein katakan.

"Sudahlah ... hal itu sudah berlalu, tak perlu kita bahas lagi," lerai Sasori. "Tujuan kami bertemu denganmu yaitu mengenai Ruki... Kau mungkin sudah lihat acara konferensi pers tadi. Dan kita tidak banyak memberitahukan soal Ruki, jadi sampai saat ini belum ada yang tahu jika kau adalah Ayahnya."

Pein mengangguk pelan.

"Sebenarnya kami tidak bermaksud memisahkan seorang Ayah dan putranya, tapi dengan keadaan yang seperti ini, itu harus di lakukan. Terlebih karena kau sejak awal memilih lari dari tanggung jawab, jadi sangat sulit bagi kami menerima keberadaan mu."

"Aku mengerti."

"Tapi kau tenang saja, kita tidak berniat memisahkan kalian selamanya."

Pein cukup terkejut mendengar ucapan Sasori.

"Karena kami sadar saat Ruki beranjak dewasa nanti ia pasti ingin tahu mengenai Ayah dan Ibunya, jadi jika waktunya sudah tepat kami akan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi," ujar Sasori. "Yang kami inginkan saat ini adalah Ruki tumbuh dengan baik tanpa terpengaruh oleh kenyataan pahit dari keluarganya. Karena itu ku harap kau bisa menerima ini."

"Tentu, justru aku sangat berterima kasih atas niat kalian," ucap Pein.

Sasori mengangguk. "Kami akan menjaga dan merawat Ruki dengan baik. Karena Ruki tetaplah bagian dari Haruno, kita akan memperlakukannya seperti keluarga yang semestinya, jadi kau tidak perlu khawatir," jelas Sasori.

"Karena itu mulai sekarang sampai waktunya tiba nanti, kau tak perlu berhubungan dengan keluarga kami. Jalani saja hidupmu sendiri, dan jangan ganggu kami," tambah Kizashi.

Pein menunduk. "Baiklah. Terima kasih sebelumnya karena sudah mau menerima Ruki dan bersedia menjaganya."

"Pembicaraan kita selesai sampai di sini." Kizashi pun beranjak. "Ayo, Sasori!" Setelah itu ia pergi dari ruangan itu lebih dulu.

Sedangkan Sasori, ia masih terdiam di hadapan Pein. "Aku minta maaf," ucapnya.

"Kau tak perlu minta maaf, ini bukan salahmu," jawab Pein memaksakan senyumnya.

"Otou-san dan Okaa-san terlalu kecewa padamu dan sulit untuk melupakan perbuatan mu, ya meskipun awalnya aku juga seperti itu, tapi aku sadar hubungan darah antara kau dan Ruki tidak bisa di pisahkan... Sayang orang tuaku tidak bisa berpikir seperti itu. Tapi jika mengingat tentang Ruki, mungkin ini adalah jalan terbaik agar ia bisa tumbuh dengan baik." Sasori beranjak lalu menepuk bahu Pein. "Aku tahu kau sudah berubah sekarang, jadi ku harap kau bisa menjalani hidup yang lebih baik lagi."

After We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang