13-Terjebak

676 109 12
                                    

Hari ini Sakura kembali pada tugas pagi. Rasanya melelahkan karena terus berganti jadwal jaga. Tapi karena semua masalah yang di alaminya, dengan terpaksa ia harus menerima itu.

Setelah berbicara dengan Sai seminggu yang lalu, Sakura belum mendapat kabar apapun dari pria itu. Ino bilang, kekasihnya saat ini sedang mendapatkan tugas baru untuk menangani kasus lain sehingga belum bisa menyelidiki perihal kecelakaan Karin. Karena itu Sakura pun mengerti.

Langkah kaki gadis itu membawanya menuju sebuah elevator paling ujung yang ada di lantai 4 rumah sakit. Sakura membuang nafasnya berat sebelum menekan tombol. Bukan apa-apa, hanya saja semua penghuni rumah sakit sudah tahu jika pintu elevator tersebut sering macet secara tiba-tiba. Tapi karena malas berjalan lebih jauh, jadi Sakura memilih menggunakannya saat ini. Semoga saja tidak terjadi hal yang tak di inginkan.

Tinggg...

Pintu elevator pun akhirnya terbuka. Sakura yang hendak melangkahkan kakinya tiba-tiba saja tertahan saat melihat seorang pria berada di dalamnya. Tapi beberapa detik kemudian ia langsung tersadar dan segera masuk.

Setelah pintu kembali tertutup, suasana pun tampak hening dan canggung. Sakura tahu pria di sampingnya juga merasakan hal yang sama.

"Apa yang kau lakukan disini?" Sakura lebih dulu membuka suara.

"Mengantar Shion cek-up."

"Ah, begitu yaa ... lalu dimana dia sekarang?"

"Masih bersama dokternya."

Sakura mengangguk. "Seharusnya kau gunakan elevator yang lain," ucapnya tiba-tiba.

Pria itu —Uchiha Sasuke, langsung menoleh. "Kenapa?"

"Pintunya terkadang tiba-tiba macet." Sakura menunjuk ke arah depan.

"Lalu kenapa kau juga menggunakan elevator ini?"

"Karena aku malas berjalan lebih jauh untuk menggunakan elevator lain."

"Bagaimana jika pintunya macet lagi?" Sasuke tiba-tiba saja banyak bertanya.

"Aku sudah pernah mengalaminya dua kali... Lagi pula macetnya tidak lama."

Sasuke tak menjawab lagi. Dan akhirnya elevator sampai di tempat tujuan Sakura, yaitu lantai dasar. Tapi sial untuknya, pintu elevator tidak terbuka, bahkan setelah Sakura menekan tombolnya beberapa kali.

"Oh tidak! Jangan lagi!" gerutu Sakura kesal.

Sasuke yang melihat tingkah gadis itu hanya terkekeh pelan. Ya, dia terkekeh, bayangkan pemirsa!!

"Kau menertawakan ku?!" Sakura makin kesal sekaligus malu.

"Sepertinya ini bukan masalah bagimu ... macetnya tidak lama bukan?" Sasuke sedikit mengutip ucapan Sakura tadi.

Gadis itu membuang wajahnya sebal. Ia tahu Sasuke sedang mengejeknya saat ini. Sakura pun dengan malas merogoh saku jas putihnya, tapi ia langsung mendengus saat tak menemukan ponselnya di sana. Dan setelah di ingat kembali, Sakura meletakan benda pipih kesayangannya itu di ruang dokter.

Tapi tiba-tiba saja Sasuke menyodorkan ponsel miliknya pada Sakura. Gadis itu terdiam sesaat menatap uluran tangan Sasuke.

"Gunakan ponselku untuk meminta bantuan," ucap Sasuke.

Akhirnya Sakura pun menerima ponsel itu. Awalnya ia hendak menghubungi Gaara, tapi mengingat situasi ini ia langsung mengurungkannya. Karena itu ia pun segera mengetikkan nomor Ino yang sudah ia hafal di luar kepala.

Nada sambung terdengar untuk beberapa saat. Sakura melirik Sasuke yang menyandarkan tubuhnya ke belakang. Dan saat itu pula suara Ino mulai terdengar.

After We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang