32-Masalah baru

557 93 21
                                    

Setelah selesai makan, Sasuke dan Sakura memilih duduk di sofa sembari menonton film pilihan mereka. Entah sejak kapan kepala Sakura sudah menyandar di bahu Sasuke. Sedangkan pria itu juga terlihat nyaman-nyaman saja sembari memakan popcorn yang Sakura sodorkan pada mulutnya.

Tak ada percakapan di antara mereka selama satu jam kemudian. Keduanya sama-sama fokus dengan film action di layar tv sampai tiba-tiba ponsel Sakura berbunyi. Ia pun menegakkan tubuhnya lalu mengambil ponsel di atas meja.

"Siapa?" tanya Sasuke.

"Sasori-nii," jawab Sakura sembari memperlihatkan layar ponselnya.

Sasuke pun mengangguk dan Sakura segera menekan tombol hijau.

"Sakura, kau bersama Sasuke sekarang?" tanya Sasori tanpa basa-basi.

"Ya, kenapa?"

"Kau sudah lihat beritanya?"

"Berita apa?" Kening Sakura berkerut.

Sasori menghembuskan napas panjang di sebrang sana.

"Sasori-nii, ada apa?"

Melihat Sakura yang kebingungan, Sasuke pun langsung mencari portal berita di televisi dan akhirnya mereka pun mengerti. Hampir seluruh channel saat ini sedang menayangkan Haruno Mebuki yang sedang berbicara di hadapan para wartawan. Wanita itu bilang, besok malam mereka akan mengadakan konferensi pers mengenai masalah yang keluarga mereka alami saat ini. Mebuki juga berkata jika ada hal yang harus mereka beritahukan kepada publik mengenai mendiang putri sulungnya.

Melihat berita tersebut, Sakura langsung mencengkeram rambutnya frustasi. Jadi ini yang dilakukan Ibunya tadi. Jika saja Sakura tahu dari awal, mungkin ia akan menahannya dan tidak memaksakan diri untuk pergi menemui Sasuke.

"Kau sudah lihat sekarang?" tanya Sasori setelah diam beberapa saat.

"Aku akan pulang sekarang."

"Tidak! Sebaiknya kau tetap bersama Sasuke sampai suasana di rumah lebih baik. Nanti aku akan menjemputmu, berikan saja lokasinya."

"Tapi ..."

"Semuanya akan baik-baik saja, Sakura. Percayalah pada kami, Okaa-san sudah mengambil jalan yang paling benar," ujar Sasori.

Sakura pun membuang napasnya berat. "Baiklah... Maafkan aku .."

"Tak apa, jangan khawatir."

Setelah kakak beradik itu mengakhiri panggilannya, Sakura pun terdiam sembari menutup wajahnya.

"Hey, tenanglah ..." Sasuke mengusap kepala gadis itu.

Sakura menurunkan tangannya lalu menatap Sasuke. "Okaa-san melakukan ini agar aku bisa pergi dan menemui mu ... seharusnya tidak begini."

Sasuke terdiam sesaat. "Kau menyesal?"

Sakura pun langsung tersadar. "Tidak, bukan begitu maksudku. Aku hanya merasa ini belum waktunya."

"Hn, aku mengerti."

"Sasuke-kun ..." Sakura menggenggam tangan pria itu, ia tak mau Sasuke salah paham.

"Tak apa, Sakura. Aku tahu kau hanya merasa khawatir."

Sakura mengangguk. Dan Sasuke dengan lembut menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Ia mengusap punggung Sakura berharap bisa membuatnya lebih tenang.

"Apa yang akan terjadi jika keberadaan Ruki-kun di ketahui orang banyak?" tanya Sakura.

"Cobalah untuk berpikir positif. Aku yakin semua akan baik-baik saja."

After We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang