24-Kejadian berturut-turut

595 100 22
                                    

Selepas menepikan mobilnya dan melihat kondisi kaca belakang yang pecah, Ino pun segera menghubungi Sai. Tapi di tengah itu, tiba-tiba dua orang polisi datang dan menanyakan apa yang terjadi. Dan setelah mendengar ceritanya, mereka meminta agar Sakura dan Ino ikut ke kantor polisi untuk membuat laporan. Awalnya Sakura menolak, tapi karena ini merupakan tindak kriminal, Ino pun membujuknya agar gadis itu menurut. Dan akhirnya mereka pun pergi ke kantor polisi.

Di sana Sakura dan Ino pun kembali menceritakan detail kejadiannya secara terperinci. Sampai akhirnya Sai pun datang untuk menjemput kedua gadis itu. Tapi sebelum pergi, Sai sempat berbicara dengan rekan kepolisiannya yang berada di sana. Dan ia meminta agar kejadian ini jangan sampai diketahui oleh publik.

"Kalian sungguh baik-baik saja?" Sai kembali bertanya saat dalam perjalanan pulang.

"Hm ... tapi tanganku masih gemetaran. Suara kaca yang pecah juga sangat keras dan masih terngiang-ngiang di telingaku," jawab Ino yang duduk di sebelah kekasihnya.

"Kalau begitu lebih baik kita mencari tempat agar kalian bisa menenangkan diri lebih dulu."

"Tidak perlu ... aku ingin langsung pulang saja." Sakura menimpali.

Sai dan Ino saling pandang sesaat.

"Sakura, wajahmu sangat pucat. Kau pasti sangat ketakutan sekarang." Ino mengusap tangan gadis itu.

"Kau tidak perlu khawatir, Sakura. Kepolisian akan segera menemukan pelakunya ... tapi untuk sementara waktu lebih baik kau tetap di rumah."

Sakura hanya mengangguk. Memang benar apa kata Ino. Saat ini Sakura merasa takut dan cemas. Ya, mana ada orang yang akan bersikap santai setelah mendapat teror dan ancaman seperti itu!

"Ah, tapi tolong jangan beritahu keluargaku soal ini. Aku tak ingin membuat mereka khawatir."

"Tapi ..."

"Ku mohon," pinta Sakura.

Ino pun menatap kekasihnya lalu mengangguk. "Kami tak akan memberitahu mereka," ucapnya.

"Terima kasih."

Dan setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit, akhirnya mereka pun sampai di depan kediaman Haruno. Tapi yang membuat mereka terkejut, kedatangan mereka disambut oleh kumpulan wartawan yang jumlahnya cukup banyak.

"Kenapa mereka tiba-tiba datang lagi?" Sakura berusaha menyembunyikan wajahnya.

"Ck, aku merasakan hawa-hawa buruk," ujar Ino.

Mobil Sai pun berusaha membelah kerumunan dan mencoba masuk. Sampai akhirnya para bodyguard datang dan membantu mereka. Ketiganya kini bisa bernapas lega setelah berhasil lolos dari orang-orang di luar sana.

Saat mereka masuk ke dalam rumah, Kizashi, Mebuki dan Sasori langsung menghampiri dengan cepat.

"Sayang, kau baik-baik saja, kan?" Mebuki melihat setiap inchi tubuh putrinya, takut ada yang terluka.

"Aku baik-baik saja, Okaa-san ... Ada apa ini?" Sakura menatap keluarganya bingung.

"Kau masih bertanya? Tentu saja kita mengkhawatirkan kondisimu. Berani-beraninya orang itu berniat mencelakai putriku!" Kizashi naik darah.

Sakura melirik Ino dan Sai yang terdiam. Percuma saja mereka merahasiakan hal ini, toh sepertinya semua orang sudah tahu. Tapi bagaimana bisa?

"Pasti awalnya kau tak ingin memberitahu kita soal ini, kan?" tebak Sasori. Sakura pun menunduk. "Beredar sebuah video yang memperlihatkan kalian berdua di pinggir jalan bersama mobil yang kaca belakangnya sudah pecah. Dalam video itu juga dijelaskan jika pelakunya adalah seorang pengguna motor yang melempar sesuatu ke arah mobil kalian sebelum kabur."

After We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang