3-Menghindar

1.3K 153 27
                                    

"Sasuke!" ucap Sakura tidak percaya.

"Hn, kita bertemu lagi!"

"Apa ini? Kalian saling mengenal?" tanya Shion bingung.

"Aa," jawab Sasuke singkat.

"Jadi kau adalah keluarganya?" tanya Sakura. Padahal ia tahu jika Sasuke adalah anak bungsu dan tidak memiliki adik sepupu perempuan. Ya, ia sangat hafal itu.

"Aku ... ya dia keluargaku," jawab Sasuke setelah terlihat berpikir beberapa saat.

"Ah, sudahlah aku mengerti," ujar Sakura.

Sasuke menatap lekat gadis itu. Apa yang ia mengerti? Batin Sasuke.

"Akhirnya kau menghubungi seseorang juga ya Shion-san."

"Kau yang menyuruhku, kan!" jawab Shion cuek.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Sasuke pada Sakura.

"Lebih baik dari pada saat pertama kali datang," jawab Sakura menatap gadis di atas ranjang yang mendelik. "Lukanya mulai mengering dan demamnya juga sudah menurun dari kemarin. Rencananya besok dia bisa dipindahkan ke ruang rawat inap."

Sasuke hanya mengangguk. "Aku akan menanyakan soal biaya rumah sakitnya."

"Kau bisa pergi ke bagian administrasi."

"Bisa antarkan aku ke sana?" pinta Sasuke.

Sakura diam sesaat. Kenapa ia tiba-tiba menjadi gugup membayangkan dirinya berjalan bersama Sasuke. Padahal tadi malam ia malah tidur di apartemen pria itu.

"Mungkin aku bisa tunjukan jalannya ... aku masih ada beberapa pekerjaan." Sakura mencari alasan.

"Baiklah." Sasuke beranjak dari duduknya. "Aku tidak akan lama," ucap pria itu pada Shion.

Sakura pun berjalan lebih dulu. Ia melirik sekitar takut bertemu dengan pria berambut merah tadi, Haruno Sasori. Tamat sudah riwayatnya jika ia bertemu dengan kakak keduanya itu disini.

"Kenapa?" tanya Sasuke yang melihat Sakura celingak-celinguk tak jelas.

"Apa?" tanya balik Sakura tak mengerti.

Sasuke menyamakan langkahnya dengan gadis itu. "Ku dengar Gaara juga berkerja disini. Apa kau takut ketahuan berjalan bersamaku?"

Sakura mendelik. "Itu bukan urusanmu."

Sakura mempercepat langkahnya begitupun dengan Sasuke yang mengikutinya.

"Di ujung lorong langsung belok kanan, di sana kau akan menemukan bagian administrasi!" Sakura berhenti di jalan yang bercabang. "Aku duluan!"

Tanpa basa-basi ia pun langsung meninggalkan Sasuke yang sempat menatap kepergiannya beberapa saat. Bukannya tidak sopan, tapi ia merasa jantungnya berdegup keras saat berjalan sejajar dengan pria itu. Di tambah Sakura takut bertemu dengan Sasori. Rasanya hidup Sakura tidak bisa tenang sejak kemarin malam.

Sakura buru-buru pergi menuju ruang dokter saat dirasa kondisi cukup aman. Tapi sial, keberuntungan memang tidak berpihak kepadanya. Si rambut merah yang sedari tadi ia hindari ternyata berada di dalam ruangan itu, sedang terduduk santai di atas sofa. Kenapa dia di perbolehkan masuk ke ruangan khusus dokter?

"Apa yang kau lakukan di dalam sini? Kau tahu orang luar dilarang masuk!" ujar Sakura mendekati pria berwajah imut padahal usianya sudah 26 tahun.

"Kemari lah bocah nakal!" Sasori melambaikan tangannya meminta Sakura lebih mendekat. "Kau sudah membuat badanku sakit semua karena semalaman mencari mu," geram pria itu.

After We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang