Sakura mengunci pintu kamarnya lalu menumpahkan perasaannya disana. Ia menangis sejadi-jadinya, persetan dengan orang di luar, mereka tak akan mendengar karena kamar Sakura kedap suara.
Di tengah tangisannya itu, perhatian Sakura teralihkan dengan suara yang berasal dari benda pipih di samping tv. Ia pun beranjak dan mengambilnya. Tertera nama 'Gaara-kun' di layar ponselnya. Tapi sebelum Sakura mengangkatnya -dia memang tak berniat mengangkatnya- ponsel itu tiba-tiba mati. Sakura tahu itu karena baterainya habis. Ia pun mencharger ponselnya itu dan kembali ke atas ranjang.
Pikiran Sakura kembali pada kejadian tadi. Sebenarnya ia tak ingin membuat Ayahnya seemosi itu, tapi egonya tak ingin mengalah. Sakura tetap pada pendiriannya dan tak akan memberikan Ruki pada siapapun. Mengingat Ruki membuat wajah Sakura semakin suram. Dimana anak itu sekarang? Batinnya.
🌸🌸🌸🌸🌸
Sakura benar-benar kelelahan sampai tak sadar ketiduran. Ia baru saja bangun saat melihat jam di dinding menunjukan pukul 7 pagi.
"Aish, sial!" dengus Sakura. Ia beranjak menuju kamar mandi sembari memegang kepalanya yang agak pening.
Selesai mandi dan bersiap, Sakura dengan cepat keluar dari kamar. Tapi sebelum pergi bekerja, ia harus kembali di hadapakan dengan keluarganya yang sudah menunggu di ruang tamu.
"Siapa yang mengizinkanmu untuk pergi?"
Langkah Sakura terhenti dan ia menatap sang Ayah yang baru saja bersuara.
"Aku sudah terlambat."
"Untuk beberapa hari ke depan kau tak akan bisa keluar dari rumah, Sakura!"
"Duduklah." Mebuki menepuk tempat di sampingnya.
"Aku akan pergi." Sakura bersikeras.
Tapi saat ia kembali melangkah, tiba-tiba datang 2 orang pengawal yang menggunakan setelah hitam rapi. Keduanya menghadang dan mencengkram lengan Sakura dari dua sisi.
"Apa-apaan ini?!"
"Sudah ku bilang bukan? Jadi kau harus menurut atau Otou-san akan mengurungmu di kamar!" ancam Kizashi.
"Tapi aku harus pergi ke rumah sakit!"
"Otou-san sudah berbicara dengan Sabaku-sama. Dia mengizinkanmu absen untuk beberapa hari ke depan."
"Otou-san!" protes Sakura tidak terima. "Ish, lepaskan!"
"Lepaskan saja," ujar Sasori.
Sakura mendelik. "Jangan berlaga baik padaku. Aku tahu kau penyebab ini semua."
"Sakura, bersikap sopan lah pada Nii-san mu!" ujar Mebuki.
Sakura membuang nafasnya kasar. Ia berniat untuk kembali ke kamarnya tapi sebelum itu Sakura teringat sesuatu.
"Kenapa kalian menghentikan penyelidikan kecelakaan Karin-nee?"
"Penyelidikannya dihentikan?" Mebuki malah terkejut mendengarnya lalu menatap Kizashi yang terlihat bingung.
"Aku yang meminta agar semuanya dihentikan."
Kini semua tatapan tertuju pada Sasori. Sakura membuang wajahnya tak percaya. Ternyata semua ini benar-benar ulah kakaknya itu.
"Kenapa, Sasori?" Mebuki yang bertanya.
"Untuk apa dilanjutkan? Sudah jelas Karin-nee mengalami kecelakaan tunggal dan tak ada yang janggal sedikit pun dalam hal ini."
"Tak ada katamu?!" bentak Sakura, "Kau tidak tahu jika dia..." Sakura menghentikan ucapannya. Ia baru saja hampir mengatakan tujuan Karin pergi saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Meet Again
RomancePertemuan tanpa sengaja dan dalam keadaan yang sama sekali tak terduga ternyata adalah awal dari dibukanya kembali kisah lama yang belum usai. Semenjak berpisah, Sakura maupun Sasuke telah menyusun kembali perasaan masing-masing dengan sedemikian r...