Malam semakin larut, tapi pria dengan onyx kelam itu masih terjaga dengan ponsel di tangannya. Setelah kejadian tempo hari, Sasuke sudah mencoba menghubungi Sakura beberapa kali, tapi gadis itu tak pernah menjawabnya. Padahal Sasuke sudah mengesampingkan harga dirinya, ia harap dengan begitu semua pertanyaan dalam benaknya saat ini bisa terjawab.
Sempat terbesit pikiran untuk pergi ke rumah sakit dan menemuinya secara langsung, tapi mengingat Gaara juga pasti ada di sana, ia pun mengurungkannya. Sasuke harus berpikir rasional agar semuanya tidak kacau.
Hal ini terus saja mengganggunya. Bahkan saat meeting pun Sasuke jadi tidak fokus. Ia hanya memikirkan ucapan terakhir Sakura yang belum selesai. Dan juga mengingat reaksi Gaara saat itu, Sasuke khawatir dengan keadaan Sakura.
Untuk kesekian kali Sasuke menatap deretan angka yang tertera pada layar ponselnya. Ini sudah pukul 11 malam, dan setelah menarik napas dalam ia pun mencoba menghubungi Sakura, untuk yang terakhir kali.
Lama hanya terdengar nada sambung. Sasuke pikir percobaan kali ini akan tetap sia-sia. Tapi saat ia hampir menekan tombol merah, tiba-tiba telepon terhubung.
"Sakura?"
Hening beberapa saat sampai gadis itu menjawab, "Ya?"
Tanpa sadar Sasuke menghembuskan napas lega. "Kau terus saja mengabaikan teleponku."
"Maaf, Sasuke."
Sasuke tersenyum miris. "Aku yang harus minta maaf karena terus mengganggumu."
"Tidak ..." jawab Sakura cepat. "Aku juga tidak bermaksud mengabaikan telepon mu. Hanya saja, aku tidak bisa ...." Sakura tidak melanjutkan ucapannya.
"Karena Gaara?"
Sakura tak menjawab.
"Apa kalian bertengkar setelah kejadian itu?" tanya Sasuke.
"Ya, begitulah. Tapi sekarang kami sudah baik-baik saja."
Sasuke mendelik. Entah kenapa ia tak suka saat mendengar Sakura menyebut kata 'kami'.
"Kalau begitu apa aku masih pantas untuk menagih hutangmu?"
Sakura terdiam di sebrang sana.
"Aku ingin mendengar penjelasan mu yang belum selesai saat di dalam elevator."
"Itu ... apa kau tak bisa melupakannya saja?"
"Tidak bisa. Aku tahu terjadi sesuatu di balik kesalahan pahaman kita dulu."
"Aku sudah bilang padamu, kita sudah dewasa, jadi lebih baik tak perlu membahas hal yang sudah berlalu ..."
"Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran, Sakura? Bukankah terakhir kali kau berniat mengatakan sesuatu padaku?"
"Akan lebih baik jika aku tetap menyimpannya sendiri."
Sasuke menyadari suara Sakura bergetar. Entah gadis itu sedang merasa cemas atau menahan tangis, tapi Sasuke tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia tak mungkin memaksa Sakura.
"Kalau begitu aku ingin menanyakan satu hal padamu. Ini yang terakhir dan setelah ini aku tak akan mengganggumu lagi... Sakura, apa kau bahagia bersama Gaara?"
Alih-alih mendapat jawaban, Sasuke malah mendengar suara isakan dari sebrang sana.
"Kenapa kau menangis?"
"Kau jahat, Sasuke!" Sakura benar-benar menangis. "Dulu ... seharusnya kau tak membiarkanku pergi."
Kini giliran Sasuke yang terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Meet Again
RomancePertemuan tanpa sengaja dan dalam keadaan yang sama sekali tak terduga ternyata adalah awal dari dibukanya kembali kisah lama yang belum usai. Semenjak berpisah, Sakura maupun Sasuke telah menyusun kembali perasaan masing-masing dengan sedemikian r...