Sudah dua hari semenjak scandal itu muncul, dan sampai saat ini beritanya masih saja menjadi topik perbincangan semua orang. Padahal dua belah pihak sudah mengeluarkan pernyataan resmi yang isinya membantah berita tersebut. Bahkan perwakilan dari keluarga Sabaku, yaitu Sabaku Danzo dan juga Gaara sendiri sudah mengadakan konferensi pers tadi malam. Tapi nampaknya publik masih tidak puas dengan itu. Karenanya masih banyak awak media yang menyorot mereka.
Sasuke yang terus berada di kantor sejak dua hari yang lalu tampak kelelahan. Bahkan ia tak bisa tidur dan makan dengan teratur. Meskipun Suigetsu selalu menegurnya dan memintanya untuk beristirahat, tapi Sasuke terus saja menolak. Seperti saat ini, Sasuke terlihat serius dengan telepon yang diapit antara telinga dan bahu, sedangkan kedua tangannya bergerak cepat di atas keyboard.
Dampak dari adanya scandal yang melibatkan Hinata ini memang cukup besar. Harga saham UCH Entertainment menurun drastis dari sebelumnya. Dan itu membuat Sasuke tak bisa tinggal diam. Ia juga tak mau berleha-leha dan menyerahkan semuanya pada para bawahan. Karena itu Sasuke menjadi sangat sibuk akhir-akhir ini. Terlebih ia juga tak ingin di anggap gagal dalam menjalankan perusahaan oleh Ayah dan Kakaknya.
"Sasuke." Suigetsu menyodorkan secangkir kopi —entah yang ke berapa kalinya, di atas meja pria itu.
"Aa, terima kasih," ucapnya sembari menyimpan gagang telepon pada tempatnya.
"Kau tak ingin ..."
"Tidak!" potong Sasuke cepat. Ia sudah tahu jika Suigetsu hanya akan memintanya istirahat.
"Ini sudah pukul 7 malam. Kau bisa lanjutkan pekerjaanmu besok."
"Suigetsu, siapkan pernyataan resmi jika comeback Hinata akan diundur sampai waktu yang belum di tentukan." Sasuke mengabaikan ucapan asistennya itu.
Suigetsu hendak bersuara tapi Sasuke langsung menyelanya sembari tetap fokus pada layar laptop. "Beritahu juga jika Hinata akan hiatus untuk beberapa waktu."
"Sasuke ..."
"Ah, dan segera jadwalkan comeback Yuii... Debut boy grup baru kita juga akan di percepat."
"Sasuke ..."
"Dan ..."
"Sasuke!" Nada suara Suigetsu meninggi. "Maaf, tapi ku bilang kau harus berhenti. Kau bisa sakit jika terus memaksakan diri seperti ini."
Sasuke menghembuskan napasnya berat lalu bersandar pada kursi kerjanya. "Aku ingin perusahaan membaik sebelum Otou-san menghubungiku," ucapnya.
"Aku mengerti. Tapi tidak dengan cara seperti ini ... kau harus lebih tenang dan memikirkan semuanya dengan baik. Seperti dirimu yang biasanya."
"Aku yang biasanya?"
"Saat ini kau tidak terlihat seperti Sasuke yang ku kenal. Kau tampak kacau, tidak tenang, dan tergesa-gesa."
Sasuke terdiam sesaat. "Aku tidak boleh gagal, kau tahu itu."
"Semuanya masih bisa diperbaiki. Kau pasti bisa melewati ini... Gunakan sifat tenang dan otak jenius mu seperti biasa."
Sasuke menatap langit-langit ruangannya. "Kau benar."
"Istirahatlah, Sasuke! Hari ini sebaiknya kau pulang ke apartemen mu."
"Suigetsu!" Sasuke kembali menegakkan tubuhnya. "Jika aku menghubungi Sakura sekarang, apa itu tidak masalah?"
Suigetsu menatap atasannya itu malas. Alih-alih mendengar ucapannya, Sasuke malah memikirkan hal lain yang akan membuatnya tambah pusing.
"Sebaiknya jangan dulu. Saat ini waktunya belum tepat."
"Tapi aku ingin tahu bagaimana kabarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Meet Again
RomancePertemuan tanpa sengaja dan dalam keadaan yang sama sekali tak terduga ternyata adalah awal dari dibukanya kembali kisah lama yang belum usai. Semenjak berpisah, Sakura maupun Sasuke telah menyusun kembali perasaan masing-masing dengan sedemikian r...