Sebelum Gaara pulang kemarin, Sakura meminta agar pria itu berbicara dengan Ayahnya. Dan ternyata itu berhasil. Hari ini Sakura di perbolehkan keluar dari rumah dan kembali menjalankan kegiatannya.
"Jika bukan karena Gaara, Otou-san tak akan membiarkanmu pergi," ucap Kizashi di tengah sarapan pagi ini. "Ingat janjimu, jangan mencari anak itu lagi!"
Sakura menunduk. Memang kemarin ia harus pura-pura berjanji bahwa dirinya menyerah dengan masalah ini. Meskipun Gaara berhasil meyakinkan Ayahnya, tapi tetap saja Kizashi tidak akan membiarkan Sakura keluar tanpa ultimatum apapun.
"Mulai sekarang Tanjiro akan mengantar jemputmu kemana pun kau pergi."
"Tapi Otou-san ..."
"Jangan membantah!" tegas Kizashi.
"Biar aku saja yang melakukannya," ujar Sasori tiba-tiba.
"Itu lebih baik.. Lagi pula Tanjiro supir pribadimu, kau pasti membutuhkannya, Anata." Mebuki menimpali.
"Aku tidak mau! Aku akan pergi dengan Paman Tanjiro saja!" putus Sakura.
Sasori menatap sang adik yang terlihat acuh. Ia pun tidak berkomentar lagi dan kembali meneruskan sarapannya.
🌸🌸🌸🌸🌸
Sakura terus saja menekuk wajahnya di sepanjang jalan menuju rumah sakit. Ia benar-benar kesal dengan apa yang dilakukan sang Ayah. Sakura memang lebih memilih di antar-jemput Tanjiro, tapi bukan berarti 2 pengawal Ayahnya juga harus ikut.
Pria itu duduk di sampingnya dan satu lagi di depan, sebelah Tanjiro. Mereka belagak santai tanpa menunjukan ekspresi apapun meskipun Sakura mengomel sesekali.
Sesampainya di depan rumah sakit, Sakura segera melepas sabuk pengamannya. Tapi sebelum keluar, Sakura harus mendengar sesuatu yang membuat emosinya semakin naik.
"Kami akan menunggu di area rumah sakit, Nona. Jadi jangan berpikir untuk kabur lagi."
"Hah, ini benar-benar gila!" geram Sakura.
"Nona, pukul berapa aku harus menjemput?" tanya Tanjiro.
"Aku akan menghubungi Paman nanti," jawab Sakura lalu keluar dari mobil.
Sakura berjalan dengan tegas menuju ruangannya. Meskipun suasana hatinya sedang tidak baik, tapi Sakura masih tetap membalas sapaan dari beberapa perawat yang berpapasan dengannya.
"Yo, pinky head! Ku pikir kau tak akan masuk lagi!" seru Shikamaru saat gadis itu sampai di ruangan dokter.
"Maaf kemarin aku tak mengabari kalian," ujar Sakura.
"Kau baik-baik saja?" tanya Neji.
"Yaa, kemarin aku ada sedikit urusan."
"Forehead!"
Tiga orang itu terkejut saat Ino tiba-tiba masuk dan berteriak.
"Kecilkan volume suaramu, Nona pirang! Kasian kupingku!" keluh Shikamaru.
"Oh, syukurlah kau bisa bebas, forehead!" Ino berjalan ke arah Sakura dan mengabaikan ucapan Shikamaru tadi.
"Kau ini bicara apa?!" Sakura menaikan kedua alisnya sebagai kode agar Ino tak bicara sembarangan di depan dua pria itu.
"Ah, maksudku akhirnya kau kembali bekerja! Kau tahu, kita sangat kerepotan karena kau tidak masuk." Ino terkekeh canggung.
"Tidak perlu dibahas lagi. Yang penting Sakura sudah disini dan pekerjaan kita akan lebih mudah," ujar Neji.
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Meet Again
RomancePertemuan tanpa sengaja dan dalam keadaan yang sama sekali tak terduga ternyata adalah awal dari dibukanya kembali kisah lama yang belum usai. Semenjak berpisah, Sakura maupun Sasuke telah menyusun kembali perasaan masing-masing dengan sedemikian r...