Ferdi masuk kekelasnya dengan santai, disaat jam sudah hampir menyentuh pukul 7 tepat.
"Loh? Lana mana?" Tanya seseroang yang duduk tepat duduk didepan bangku Ferdi."Urusan keluarga" Jawab Ferdi datar. Padahal realitanya, Lana lagi rebahan di kamar kosnya, alesannya, 'Males', tapi izinnya 'ada urusan'.
Tak lama datang Jennie yang membawa sebuah paper bag. lalu menaruhnya dimeja pas dihadapan Ferdi."Buat gue?" Tanya Fergi kaget campur heran.
"nggak! buat Lana" Jelas Jennie. Ferdi ber oh-ria.
"Lananya nggak masuk" Jelas Ferdi datar. dia benar-benar gak mood ngomong sama Jennie, yang tiba-tiba ndeketin Lana lagi, padahal dulu dia pergi seperti tak butuh lagi dengan sahabatnya itu. Jennie berfikir sejenak. lalu berkata,
"ya udah, nitip ini deh. kasiin ke dia. buat perminta-maafan gue soal kejadian kemarin." Terang Jennie, Ferdi mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ok." Ferdi menghela nafas.
"Apa lo masih mau ngejar dia? Setelah lo dengan mudahnya mutusin dia secara sepihak?" Ujar Ferdi dengan nada berbisik namun mampu menohok hati Jennie, yang langsung membuang muka dari Ferdi.
"Nggak akan! Sekali putus, gue nggak akan balik lagi sama dia!" Tegas Jennie penuh penekanan, sebelum berlalu cepat keluar kelas. Ferdi cuma melongo sambil garuk-garuk tengkuknya yang tak gatal.
"Apa gue udah salah ngomong ya sama dia?" Batin Ferdi merasa bersalah akan ucapannya sendiri.
***
Waktu pulang sekolah tiba, saat baru masuk parkiran, Ferdi pulang duluan, karena Rama lagi ada urusan, Ferdi tiba-tiba dikejutkan akan kehadiran seorang wanita yang menghampirinya.
"Tunggu bentar!" Cegahnya.
"Ada apa ya? apa anda kenal saya?" Tanya Ferdi sopan dan heran.
"lo kenal sama yang namanya Reza? dia sesekolah kok sama lo"
"Reza siapa ya mbak? di sekolah yang namanya Reza banyak banget." Wanita itu yang tak lain adalah Selly nampak ikut bingung.
"mm,, itu namanya kalo nggak salah,, Siapa itu ya? gue lupa."
"Ck! mbak gimana sih?" Dengus Ferdi kesal, sedang Selly dia nampak berfikir keras.
"Ah gue inget namanya, Reza Mau.. Mau.." Selly menggaruk-garuk kepalanya. Mikir.
"Maulana maksud mbak?" Selly mengangguk mantap.
"Yaelah mbak, kalo dia mah saya kenal banget. dia tuh Lana temen kos saya. Emang ada perlu apa mbak nyari dia?"
"Eh, itu, cuma mau ngasiin ini aja. Jadi, Lananya mana ya?"." Jelas Selly dengan menunjukkan sebuah paper bag.
"Waduh mbak, maaf nih ya , Lananya gak masuk sekolah."
"Ck, yaudahlah! nitip kasiin ini ke dia, tadi lo bilang se kos 'kan sama dia?" Ucap Selly buru-buru dengan menyodorkan paper bag tersebut.
"Ok mbak" Sahut Ferdi dengan menerima paper bag tersebut.
"Sekalian salamin, makasih banyak. tuh hadiah dari temen gue. karena tadi malem dia abis ditolongin sama temen lo itu."
"Ok mbak! Beres!" Ujar Ferdi dengan tersenyum lebar.
"Thanks, gue duluan ya?"
"ya mbak" Sellypun berlalu cepat menuju mobil yang terparkir agak jauh dari tempatnya menemui Ferdi. Sementara Ferdi cuma bisa geleng-geleng kepala dengan memperhatikan 2 paper bag ditangannya. "Mujur amet nih anak! Sehari udah dapet 2 gift!" Batin Ferdi merasa kagum dengan sahabatnya itu.
________________
TBC.
Menurut kalian, kira-kira Lana bakalan nerima bingkisan itu nggak ya? :)
___
See you next week Guysss .... :)

KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST (Between Us) [Complete]
Ficção Adolescente"Aku mempercayaimu dengan sepenuh hatiku, tapi kau malah menghempaskan kepercayaanku dengan menghilang dari kehidupanku tanpa sebab" Lana awalnya adalah seorang yang displin, fair dan humoris, namun usai kepercayaannya dinodai oleh kepergian seseora...