Sembilan Belas

6 3 0
                                    

"Memang meikhlaskan harus dengan dasar tak suka? Bukankah meihklaskan adalah disaat melepaskan orang yang disukai bersama orang yang lebih pantas untuknya?"

~Jennie Aurellia

***

"Mbak mau nggak jadi kakak gue?" Tanya Lana tiba-tiba serius, yang membuat Lina mendadak cengo.

"Maksud lo?"

"Kayak Ferdi itu loh kak! 'kan enak, punya abang yang selalu merhatiin dia! gue juga pengen punya kakak yang selalu merhatiin gue." Celetuk Lana dengan wajah sok polosnya.

'Gile nih bocah, pake' acara panggil kakak segala lagi! Sumpah nih anak! otaknya udah terjun bebas kayaknya ke perut.' Batin Lina heran sambil geleng-geleng kepala.

"Lo kate cuma kakak doang yang bisa ngasih perhatian? Temen juga bisa kali ngasih perhatian. Pacar juga." Tepis Lina datar. dia benar-benar tak mengerti akan isi otak Lana yang suka ngomong seenak dengkulnya itu.

"Kalo gitu, lo mau dong jadi temen gue?"

"Ogah gue temenan sama Genderuwo!" Tolak Lina telak.

"Ya udah. gue bakalan nunggu sampe lo mau temenan sama gue." Timpal Lana dengan santainya.

"Yaelah! nggak ada kerjaan amet sih lo! minta temenan sama gue! emang temen SMA lo masih kurang?" Timpal Lina gerah akan keanehan Lana. Lana cuma mengangkat bahunya.

"Nambah silaturrahmi emang salah? makin banyak temen 'kan makin banyak rezeki!" Cetus Lana dengan percaya dirinya.

"Bego! yang bener tuh banyak anak banyak rezeki!" Koreksi Lina dengan geleng-geleng kepala.

"Sama aja!"

"Beda!"

"Sama aja!"

"Ck, Terserah lo dah!"

"Jadi sekarang kita temenan?" Tanya Lana lagi dengan menaik-turunkan alisnya dan tersenyum lebar.

"Terserah!" Sahut Lina jengah.

Lana tersenyum lebar. Kemudian melepas sebuah gelang benang hitamnya yang berinisial L.

"Siniin deh kak tangannya"

"Ogah! buat apaan?!"

"Buat makein ini doang, kan kita udah temenan" Ujar Lana santai dengan menunjukkan gelangnya tadi.

"Apa hubungannya temenan sama gelang?"

"Ya ada dong! Biar temenannya lebih afdhol! anggep aja ini sebagai hadiah pertemanan kita! gimana? Mau ya?" Jelas Lana bersemangat. Lina mendengus kesal.

"Terserah lo dah! Terserah! capek gue!" Ujar Lina jengah.

Lanapun memakaikan gelang itu ke tangan kiri Lina. Usai itu Lana merasakan ponselnya berbunyi dan langsung membaca sebuah pesan dengan wajah serius, Lina yang duduk disebelah Lana tanpa sengaja membaca pesan itu juga.

NagaBonar:

Lo dmn?

Tanpa membalas Lana mengantongi ponselnya, kemudian memakai topi hitamnya yang ada diatas meja, lalu memberikan selembar uang 50000 kepada Lina. Dan bergegas pergi tanpa berpamit.

Namun belum sempat dia keluar, dia mendengar suara orang yang memarahi seseorang di stan tersebut, hingga menghentikan langkahnya.

"Lo nggak berhak ngatur-ngatur gue! Pembeli adalah Raja! jadi terserah dong gue mau bayar ato nggak!" Sentak seorang pria berpenampilan sangar dengan memukul keras meja. disamping kanan kirinya ada dua orang pula yang juga berpenampilan bak preman pasar.

TRUST (Between Us) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang