Dua Puluh Tiga

8 3 0
                                    

"Kalau perpisahan akhirnya datang, aku akan memilih untuk tak akan pernah bertemu denganmu lagi.

Karena ada yang bilang 'Sesuatu yang pergi, meskipun kembali ia tak akan pernah sama lagi'.

Dan , aku tak akan pernah siap melihatmu berubah."

~Anonim

***

Dimalam hari yang gelap..

Lana memarkirkan motornya di depan sebuah rumah sederhana. Saat masuk dia disambut oleh seorang pria berwajah lumayan tampan, dengan poni yang menutupi alis matanya.

"Yuk Bro!" Ajaknya dengan merangkul pundak Lana dan merekapun masuk ke dalam rumah tersebut.

Lana menatap heran kedalam rumah yang hanya ada 4 orang, yang 2 nampak berbincang, sedang dua yang lain sibuk bermain PS, tak ada tanda kalau ada acara yang akan dibuat.

"Lo ngibulin gue?" Selidik Lana dengan menatap bingung ke arah orang yang merangkul pundaknya tersebut.

"Kalo nggak gitu, gue yakin lo nggak bakalan mau dateng kesini! lo tuh bagian dari kita Ja!" Jelas cowok yang nampak seumuran dengan Lana tersebut serius.

"Gue tahu, tapi gue emang nggak punya waktu kalo kumpul-kumpul kesini, gue banyak hal yang harus gue lakuin! kalo lo mau gue sering main kesini. Ok, gue usahain, tapi kalo emang nggak sibuk"

"Sibuknya lo palingan juga pacaran bro!" Celetuk seseorang berambut plontos yang sibuk memakan kacang.

Lana mendengus kesal. "Ok, Ok! gue usahain tiap malem, gue pasti main kesini" Jelas Lana kemudian dengan tersenyum tipis.

"Nah...gitu dong! karena lo udah terlanjur disini, gue mau ngomongin hal penting sama lo Ja" Tukas pria berponi tadi serius.

"Ngomong apaan yam?" Tanya Lana serius pula.

"Jangan disini, di ruang tengah aja" Ujarnya sambil kembali merangkul pundak Lana dan mengajaknya keruang tengah yang ada semacam karpet hijau besar disana dan sebuah TV kecil.

Merasa sudah nyaman, si Yayampun mulai berbicara serius.

"Lo tahu Alex anak sekolahan lo?" Tanyanya to the point.

"Alex yang mana? Banyak anak yang namanya gitu"

"Alex Andriano kalo nggak salah sih.. dia anak Sebelas IPA"

"Oh itu mah kenal banget gue, dia abangnya cewek gue" Jelas Lana santai, tapi mampu membuat Yayam mendelik kaget kearah Lana.

"Lo kayaknya harus jauhin cewek lo Ja" Ucap Yayam serius, yang membuat Lana memicingkan matanya.

"Ck, lo gila ya? Kenapa sih semua orang pada nggak ada yang setuju sama hubungan gue sama Shella? Emang si Alex tuh pembunuh kelas kakap yang harus banget ditakutin? gitu?" Desis Lana frustasi.

"Dia itu licik bro! lo harus hati-hati sama dia. kalo lo emang ogah mutusin cewek lo, lo harus jaga sikap bro! gue nggak yakin bisa bantu lo, kalo si Alex udah kesetanan"

"Ck, terserah lo dah! gue juga BBJ selama ini pas pacaran sama adeknya. lo nggak usah khawatir yam!" Otot Lana yang  tak mau kalau hubungannya dengan Shella harus berakhir, cuma karena ke-psycho-an Alex.

"Up to you aja lah Bro, kalo ada apa-apa jangan segan-segan hubungin gue ya?" Akhirnya Yayam menyerah akan kekeras kepalaan Lana sembari menepuk bahu Lana. Sedang Lana menghela nafas berat dengan mengangguk pelan.


'Siapa sebenernya si Alex? sampe ketua geng motor yang nggak pernah takut sama siapapun, bisa begitu khawatirnya sama gue yang pacaran sama adiknya Alex?' Batin Lana merasa aneh.

TRUST (Between Us) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang