"Bagaimana kabarmu? Disaat orang yang kau sakiti telah sembuh, sedang dirimu malah balik terluka? Atau bahkan mungkin lebih dalam dari luka yang kau goreskan padanya?"
~Anonim
***
"Jen?" Panggil Seseorang, Jennie langsung menghapus air matanya dan menatap seseorang yang berdiri disampingnya dengan tersenyum tipis.
"Ada apa Lan?" Tanya Jennie dengan suara paraunya.
"Lo Sakit?" Tanya Lana serius. Jennie menggeleng pelan.
"Kalo ada yang ngganjel omongin aja, jangan dipendem sendiri, Nggak baek! lo bisa cerita sama orang yang lo percaya." Jelas Lana panjang lebar yang membuat Jennie tertegun sejenak. Bahkan Nilla ikutan dibuat loading akan ungkapan Lana barusan. Karena dia tidak tahu-menahu soal hubungan masa lalu mereka.
"Iya Lan." Gumam Jennie lirih dengan tersenyum tipis. Lana ikut tersenyum simpul, kemudian menepuk-nepuk bahu Jennie.
"Jangan nangis. Muka lo macem ondel-ondel noh!" Nyinyir Lana.
"Enak aja lo ngatain gue ondel-ondel!" Ketus Jennie.
"Siapa suruh nangis macem bayi bajang gitu!" Lana mencibir Jennie dengan senyuman menyebalkannya.
"Abisnya gue belum bisa m...." Belum selesai meneruskan ucapannya, Jennie langsung menutup mulutnya karena hampir kelepasan. 'Aduh! Hampir aja gue kelepasan! Bisa mati gue kalo Lana tahu gue belum bisa move on!' Batin Jennie kalang kabut.
"Belum bisa apa? Belum bisa nerima gue jadi temen lo?" Timpal Lana dengan senyuman miringnya.
"Emang ... Lo mau temenan sama gue?" Tanya Jennie ragu.
"Apa salahnya temenan doang? Emang lo mau minta yang lebih?" Tanya balik Lana dengan mengangkat satu alisnya.
"Eh.. Nggak! Nggak! Gue mau kok temenan sama lo" Ujar Jennie gelagapan. Dia benar-benar tak menyangka Lana akan mengatakan kata-kata yang sesensitif itu. Lana mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian berjalan santai menuju keluar kelas. Setelah berpamit pada Jennie dan Nilla untuk ke toilet.
"Eh Jen? Lo ada hubungan apa sih sama dia?" Tanya Nilla kepo.
"Mantan" Jawab jennie singkat, namun mampu membuat mulut Nilla ternganga lebar.
"SUMPAH LO?!!" Teriak Nilla nggak woles, namun Jennie nampak menyunggingkan senyum tipisnya, tak menghiraukan keterkejutan Nilla.
"Makasih Lan, lo masih mau bersikap baik sama gue, biarpun gue udah nyakitin perasaan lo."
***
Sepulang dari sekolah..
Lana dan Ferdi dapat melihat dilahan kosong disebrang sekolahnya, ada beberapa orang yang nampak membangun beberapa stan. Lana yang heran mulai bertanya kepada Ferdi.
"Fer? Mau ada acara apaan sih? Kok pake' acara bangun rumah-rumahan gitu?"
"Bukan rumah-rumahan Lan, tapi Stan! Bang Raga bilang bakalan ada Bazaar selama sepekan, besok dibukanya." Jelas Ferdi mencoba bersabar akan kebegoan teman disampingnya tersebut yang main nyebut 'rumah-rumahan' segala.
"Emang acara apaan kok ada bazaar segala?" Tanya Lana kepo.
"Dies Natalisnya kampus Lan." Lana beroh-ria dengan manggut-manggut paham.
Hingga matanya tak sengaja melihat seseorang yang sudah lama membuatnya selalu penasaran akan kabarnya. Namun dia terlalu dikuasai rasa gengsi. Hingga saat ini, Lana mulai memberanikan diri untuk menghampiri seorang wanita yang hendak menyebrang jalan dengan membawa sebuah kardus berisi barang. Tapi langkah Lana terhenti oleh Ferdi yang memegang tasnya.
"Oii! Mau kemana lo?"
"Nyamperin seseorang"
"ehhh.. Jangan sekarang! besok aja! gue buru-buru nih!" Cegah Ferdi buru-buru.
"Tapi..."
"Hadeh.. Besok aja deh! gue janji deh bakalan gue temenin ke situ!"
"Beneran ya?"
"Iya!" Dengan berat hati Lana mengurungkan niatnya untuk menyapa Wanita itu, yang tak lain adalah Lina. Dan mengikuti langkah lebar Ferdi menuju parkiran.
'Gue harus deketin dia, gimanapun caranya' Batin Lana mantap.
***
Keesokan harinya ...
Diwaktu istirahat sekolah, Lana mengajak Rama, Ferdi, Kevin dan Zaky menuju ke bazaar yang dibuka di tepi jalan. Mereka menyanggupinya karena Lana berjanji mau mentraktir mereka.
Setelah berkeliling lebih dari 10 menit, Lana menemukan stan yang disana ada Lina yang tengah mengantarkan pesanan ke sebuah meja disebuah stan bernama 'Rose Cafe' sesuai namanya, setiap meja ada sebuah mawar merah yang menghiasi. Dan disana menyediakan macam-macam kue dan minuman-minuman yang berbau coklat dan buah-buahan.
Tiba-tiba terbesit fikiran nakal dalam benak Lana sambil tersenyum miring.
_____________________________
Ok, sampe sini dulu..
See you next week, or time ....!!
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST (Between Us) [Complete]
Teen Fiction"Aku mempercayaimu dengan sepenuh hatiku, tapi kau malah menghempaskan kepercayaanku dengan menghilang dari kehidupanku tanpa sebab" Lana awalnya adalah seorang yang displin, fair dan humoris, namun usai kepercayaannya dinodai oleh kepergian seseora...