Delapan

5 3 0
                                    


Sementara itu, di cafe tadi..Lina dan Selly mengambil tempat duduk yang ada dekat pintu masuk. Bersamaan itu seorang pelayan menghampiri mereka dengan senampan makanan Nasi goreng dan segelas es teh. pelayan itu nampak bingung."Lho, mbak? anak SMA yang duduk disini mana?"Lina dan Selly ikutan bingung.

"Mana saya tahu, palingan udah pulang anaknya."
"Aduh, gimana ini?" Gumam pelayan itu yang dapat didengar Lina.
"Ya udah mbak, siniin aja. biar saya yang beli."
"Terima kasih mbak." Pelayan itupun menaruh makanan itu kemeja Lina.
"sama-sama mbak. Sel, lo pesen apa?"
"Jus avocado aja."
"Baik mbak." Pelayan itupun berlalu.

Saat sedang menikmati nasi gorengnya, Lina merasakan ada suara ponsel berdering. Lina merogoh sakunya, lalu melihat ponselnya yang sunyi. Selly ikutan melihat ponsel didalam tas kecilnya. tak ada panggilan juga. setelah mengecek kebawah kolong meja, Lina menemukan sebuah ponsel yang tergeletak dan masih berbunyi.Lina memperhatikan I-Phone berwarna hitam berscorlet superme tersebut. ada panggilan dari seorang bernama 'Ferdi'. 

"Angkat nggak nih?" Gumam Lina.
"Angkat aja Lin, kali aja itu yang punya ponsel!" Sahut Selly cepat.
setelah berfikir sejenak, Linapun mengangkatnya.
"Ha--" Belum selesai Lina bicara, yang diseberang sana sudah bicara ketus.
"Lo dimana?"
"Hah? di cafe, sebelah campus." Jawab Lina yang masih agak shock akan penyolotan orang diseberang sana.
"Gue kesana." Ujar orang diseberang sana ketus lagi, sebelum menutup obrolan secara sepihak. Lina mendengus kesal.
"Nih anak, niat mau ambil ponsel, apa mau ngajak berantem sih? ngomongnya ketus banget!" Batin Lina kesal.
Selang beberapa menit, si pemilik ponsel tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Menunggu lama, Linapun dengan iseng melihat wallpaper ponsel tak berpassword tersebut yang berupa gambar punggung seorang pria berdiri tegap dengan memakai hoodie hitam. dia juga nampak memiliki bahu yang lebar. Dengan kedua tangan masuk kekantong celana jeansnya.
"Gila, body goal's banget nih anak." Gumam Lina tanpa sadar.
"Ehm! Ehm! sadar Bu! ada yang nungguin noh diperempatan!" Sindiran keras Selly, menyadarkan aksi iseng Lina. yang langsung menaruh ponsel itu, keatas meja.
"Eh apa? Emang gue abis ngomong apaan?" tanya Lina dengan wajah cengonya.
Selly menepuk jidatnya sendiri.
"Lo bilang, tuh anak body goals banget Lina!" Jelas Selly dengan setengah hati.
"Masa' gue ngomong gitu sih? lo salah denger kali!" Elak Lina tak mau mengakui ucpannya sendiri.

"Serah lo dah!" Timpal Selly malas.Tak Lama ponsel itu kembali berdering.


***


Beberapa menit yang lalu ...
Lana beranjak dari tempat duduknya, setelah menghubungi ponselnya, yang dengan cerobohnya dia tinggalin di cafe. Bersamaan itu, Bel masuk berbunyi. tapi Lana nampak tetap keukeuh, dan menuju keluar kelas.
"HEY? MAU KEMANA LO?" Teriak Ferdi mencegah Lana.
"AMBIL PONSELLAH! MASA' MAU APEL!" Teriak Lana yang telah ada diluar kelas.Ferdi berfikir sejenak, lalu kembali berteriak.
"WOY! LAN! EMANG BOLEH IZIN AMBIL PONSEL?!!" Tak ada sahutan dari Lana, yang kini telah berjalan mengendap menuju toilet, yang dekat dengan pintu belakang sekolah.Lana sudah sampai di belakang sekolah, dia bersiap untuk keluar lewat pintu yang nampak tak terkunci, tapi...

"HEY! KAMU! MAU COBA KABUR YA??" Teriakan Pak Koko, guru BK sekolah. menghentikan langkah Lana. dengan berat, dia menoleh ke asal suara dengan nyengir kuda.
"Anu pak, itu..."
"Anu, itu, ngomong yang jelas!"
"Itu Pak, anu,,"
"Itu, Anu Apa?"
"Ituu... Pak" Lana terlalu shock akan kehadiran tiba-tiba Pak Koko, sampek lupa mau ngomong apa. Blank.
"Itu APA? Cepat kembali kembali ke Kelas, sekarang bapak kasih dispensasi, karena kamu anak baru! Besok Kalau kamu ulangi lagi, bapak bakal hukum kamu. Mengerti?"
Tanpa membalas apa-apa, Lana kembali ke kelas. dia benar-benar lupa akan tujuan awalnya, untuk mengambil ponselnya.

TRUST (Between Us) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang