Dua Puluh Lima

5 3 0
                                    


"Takdir adalah sesuatu yang tak kasat mata, namun mampu merubah segalanya"

~Anonim

***

Hingga suatu hari...

Ada seseorang yang mengendap masuk kedalam ruang rawat Lana yang sudah petang, dia berpakaian serba hitam. Dia sudah bersiap hendak menyuntikkan seseuatu ke infus Lana, tapi dia merasa ada tangan dingin yang mencekal tangannya, kemudian menghempaskannya dengan keras, hingga suntikan ditangannya terhempas jauh.

Orang itu kelabakan dan langsung berjalan cepat keluar ruangan itu, Hingga dia menabrak Ferdi yang hendak masuk keruangan itu. Tak ada rasa curiga dibenak Ferdi yang langsung masuk kedalam dan menghidupkan lampunya.

Dia tak menemukan sesuatu yang mencurigakan hingga dia menemukan sebuah alat suntik yang tergeletak. Tak ingin terjadi salah paham, Ferdi memanggil seorang suster untuk mengecek cairan di suntikan tersebut.

Kemudian dia duduk disamping ranjang Lana berbaring.

"Bro! Bangun dong! Ini udah 11 hari loh lo tidur! kasian Nyokap bokap lo! Tiap hari mereka nangis melulu! gue 'kan nggak tega. si Shella juga! malah tuh anak mau bunuh diri segala! gue 'kan bingung mesti jelasin apa lagi sama tuh bocah biar insyaf!" Curhat Ferdi dengan menggoyang-goyangkan lengan Lana. Tapi seperti biasa, tak ada tanda pergerakan yang mampu membuat Ferdi lega. Ferdi menghela nafas berat.

Kemudian berganti duduk di sofa yang tak terlalu jauh dari ranjang Lana. Fikirannya melayang,

hingga dia teringat akan pria yang tadi menabraknya dengan pakaian serba hitam. Seketika itu dia beranjak dari tempat duduknya dan berlarian melewati koridor rumah sakit.

Tapi dia sudah terlambat, karena tak melihat batang hidung orang tersebut. Ferdi mengusap wajahnya kasar.

"Sial! kenapa gue nggak kepikiran sama sekali sih, sama tuh orang!" Umpat Ferdi, sebelum dia berjalan gontai, kembali ke ruangan Lana dirawat.

Saat sampai disana, Ferdi langsung membantingkan diri keatas sofa dan langsung memejamkan matanya.

***

Keesokan harinya,,,

Lana membuka matanya saat dia merasakan ada yang menggenggam tangannya. dan saat itu, dia melihat Shella yang langsung menyunggingkan senyum lebarnya ditengah mata sembabnya, kala menyadari Lana sudah membuka matanya.

"Lana kamu udah bangun! Bentar ya aku panggilin dokter!" Ucap Shella bersemangat. Lana cuma mengedipkan matanya, dan membiarkan Shella berlarian keluar ruangan dengan wajah berbunga. Lana hanya mampu tersenyum sangat tipis melihat tingkah Shella tersebut.

"Lana kamu masih inget 'kan sama aku?" Pekik Shella yang langsung menghampirinya dengan wajah penuh harap, setelah dokter selesai memeriksanya.

"Lana siapa? Emang lo kenal gue?" Ucap Lana datar yang langsung membuat wajah riang Shella langsung meredup. Lana membuang muka dari Shella.

"Lana! Masa' kamu nggak inget aku sih! Aku Shella! Pacar Kamu!" teriak Shella tak terima akan ucapan Lana barusan.

Usai menghela nafas panjang, Lana kembali menoleh kearah Shella yang nampak berwajah murung, bukan hanya Shella. Dokter yang ada disana juga melihat iba kearah Lana. Seketika itu, Lana menyunggingkan senyum lebarnya.

"Nggak usah ditekuk segala tuh wajah! Jelek tauk! Aku tadi cuman bercanda doang kok!" Ujar Lana dengan tak menghilangkan senyuman dibibirnya. Shella masih memandang lana cengo.

TRUST (Between Us) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang