Dua puluh Enam

4 3 0
                                    

"I Can see you, but you can't see me..."

~Anonim

***

Hingga suatu hari..

Lana membaca pengumuman di mading, ada Workshop tentang interprenuer yang diadakan diaula, dan setiap kelas wajib mendelegasikan 3 orang.

"Ikut yuk! itung-itung biar nggak ikut pelajaran" Bisik Kevin dengan wajah sumringahnya. Lana mengangguk mantap.

"Boleh juga, sekalian gue ajak Ferdi"

"Siip!!"

Waktu masuk kelas tiba, seorang wanita mengumumkan di Pengeras suara bahwa acara Workshop akan dimulai dan perwakilan tiap kelas harap berkumpul ke aula sekarang juga.

***

Acara di mulai, Lana dkk duduk dibarisan nomor dua depan panggung pas.

Ferdi menyenggol lengan Lana saat Lina naik keatas panggung, namun Lana cuma memasang wajah datarnya.

"Gue heran deh sama lo, bisa-bisanya lupa sama satu orang doang!" Bisik Kevin disampingnya heran.

"Tanya aja sama otak gue" Timpal Lana datar, hingga membuat Kevin mengerucutkan bibirnya.

Tak lama, sesi tanya jawab dibuka, Rama maju lebih dulu, kemudian Ferdi menyenggol lengan Lana.

"Apaan sih!"

"Buruan tanya gih! biar kelas kita dapet nilai plus!" Bisik Ferdi.

"Ogah! lo aja!"

"Yaelah tanya doang susah amet lo!" Gerutu Ferdi jengah.

"Ck, iya, iya! Bawel amet sih lo" Timpal Lana jutek.

Usai Rama mundur, dengan berat hati Lana maju kedepan.

"Pagi pak! gu...eh saya..Lana dari XI IPS 2 mau tanya pak." Ujar Lana malas, dia benar-benar terpaksa untuk bertanya. Sekarang dia bahkan bingung mau tanya apa.

"Ya silahkan!"

"Itu pak, mm..Gini Pak, gue, eh maksudnya saya mau nanya pak!" Ucap Lana sedikit gelagapan, dia benar-benar bingung harus tanya apa. dia mulai menghela nafas. Pak Ariyanto selaku nara sumber cuma geleng-geleng kepala akan kegugupan Lana.

Hingga setelah menghela nafas lagi Lanapun bertanya dengan lancar, dan diberikan solusi oleh Pak Ariyanto dengan detail.

"Bagaimana saudara Lana? Apa jawaban saya bisa diterima?"

"Iya Pak" Jawab Lana datar. tanpa sengaja sorot mata tajam Lana beradu dengan sorot mata Lina, Lana terdiam sejenak, sebelum membuang muka dan berjalan malas menuju kursinya.

***

Setelah acara selesai, Lana langsung berjalan menuju tempat penitipan Ponsel sendirian, dia bahkan meninggalkan Ferdi yang masih berbincang dengan Kevin.

Sesampainya disana, Lana baru ingat kalau ponselnya baru hilang saat dengan cerobohnya dia tinggalkan ditoilet dan saat kembali di cari sudah raib, tak tahu keberadaannya. Karena sudah terlanjur sampai, Lanapun dengan tanpa dosanya mengambil ponsel milik Rama yang dapat di kenali lewat scorletnya berupa gambar sepatu hitam putih.

'Bang pinjem ponsel ya?' batin Lana dengan santainya kemudian menenteng ponsel Rama dan membawanya ke kelasnya yang sudah sepi. Karena ada rapat guru dadakan anak-anak dipulangkan semua. Lalu dia memainkan game disitu.

Sementara itu, selang beberapa detik Ferdi dan Rama sama-sama mengambil ponsel ke tempat penitipan ponsel. Namun Rama dibuat kaget saat ponselnya tak ada ditempat.

TRUST (Between Us) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang