Taeyong menelepon Jihoon keesokan harinya.
"Dia menginap di apartemenku! Aku membiarkannya masuk, Jihoon! Pernah makan panekuk dengan kepingan cokelat? Menakjubkan! Jaehyun memasak itu untukku. Aku akan menyuruh dia membuatkan untukmu suatu hari nanti!"
Jihoon turut merasa senang. Ia tidak pernah mendapati Taeyong sebahagia dan sesemangat ini sebelumnya.
"Kami sudah merencanakan rekaman di hari Jum'at! Dia bilang akan datang! Aku akan melakukannya, Jihoon! Pesankan tempat untukku di acara musik itu!"
:::
Pada Senin siang, Jaehyun menuju kedai kopi. Ia tidak bisa menghindar lebih lama lagi. Johnny dan Doyoung sudah menunggu di sebuah meja dekat jendela, sementara Ten tengah melayani pelanggan di meja konter dan melambaikan tangan padanya.
"Hei!" Johnny memanggil dan memerintah Jaehyun untuk segera mendekat dengan lambaian tangan.
"Halo, kawan. Apa kabar?" Jaehyun bersikap acuh tak acuh sembari duduk, senang melihat flat white-nya sudah tersedia.
Johnny tertawa. "Ayolah! Luapkan. Setidaknya, ceritakan sesuatu pada kami!"
Jaehyun menceritakan detail-detail tertentu mengenai kencan pada Jum'at malam. Melewatkan kisah tentang makan malam di restoran mewah dengan pemandangan balkon yang indah, panekuk tengah malam. Juga melewatkan tentang acara musik, misopobia dan malamnya bersama Taeyong. Doyoung dan Johnny sadar bahwa mereka tidak bisa mendapatkan ceritanya secara utuh, tetapi mereka bisa memahami itu.
"Dia hanya lelaki biasa di mataku. Aku tidak bisa melihatnya sebagai TY. Maksudku, memang benar dia kaya dan semua terpampang nyata di mataku. Dia menyewa seluruh restoran untuk kami. Dan apartemennya adalah sebuah tempat di mana seluruh lantai atas adalah miliknya. Tapi dia hanyalah orang biasa. Dia manis. Serius, jika Taeyong adalah lelaki biasa, kalian tidak akan tertarik."
Johnny dan Doyoung saling pandang dan mulai tertawa. "Ya, tentu."
"Oke. Giliranmu." Jaehyun memelankan suara. "Katakan, Johnny. Ceritakan pada kami mengenai Ten."
Wajah Johnny sontak melembut. "Dia luar biasa. Lucu. Dan benar-benar orang yang sok pintar. Aku suka itu." Matanya menyipit dengan ekspresi yang berubah. "Dan aku menggempur kemaluannya di meja kasir itu." Mereka melirik ke tempat di mana Ten sedang berdiri, menerima pesanan seseorang. Doyoung menyemburkan kopi efek terkejut, sedang Johnny dan Jaehyun tertawa.
"Betulan?" Jaehyun terkejut.
"Yap," jawab Johnny sambil tertawa. "Bagai tak nyata. Aku tidak pernah jadi dominan sebelumnya. Dan aku tidak memberitahunya, tentu saja."
Jaehyun menunduk, merasa malu. Itu adalah hal yang sangat sensitif dalam hubungan mereka; titik hancur. Tetapi Johnny tertawa lagi. "Aku pasti hebat dalam melakukan itu. Dia mendesah sangat keras. Teriakannya memenuhi ruangan seolah-olah aku sedang membunuhnya."
Ketiga pria di sana lantas tertawa dan selayak tidak bisa berhenti.
:::
Taeyong menegakkan tubuh yang semula bersandar di dinding. Ia sedang menghadiri rapat perusahaan, perihal jadwalnya di hari Jum'at.
Jihoon tidak menyangka bahwa seseorang bisa sangat berubah dalam waktu singkat. Taeyong bagaikan orang lain. Ketika lelaki itu meminta Jihoon mengatur kencan di restoran, ia yakin bahwa semua akan berakhir dengan kepanikan, rasa cemas, dan harus mengusahakan dua minggu agar lelaki itu mau meninggalkan kasur. Namun ia kini berhadapan dengan sosok yang amat segar, tidak mirip sama sekali dengan Taeyong yang dulu. Sosok ini lebih hidup, lebih sehat, lebih memiliki alasan untuk terus hidup.
Bagaimanapun, Taeyong tetaplah Taeyong. Ia memiliki kontrol bahkan untuk hal terkecil terkait masalah panggung. Lelaki itu setuju untuk menampilkan satu lagu dari album terbarunya, begitu juga satu lagu rahasia yang telah ditulis beberapa minggu lalu. Ia telah melakukan rekaman di apartemennya dan mengirimkan hasil pada sang produser favorit untuk hal yang lebih lanjut.
Jihoon merasa gugup akan lagu baru ini, tetapi sang CEO menyarankan untuk membiarkan Taeyong melakukan apa pun yang diinginkannya.
Taeyong mengatur soal pencahayaan, bangku dan kostum. Ia telah memberi daftar detail mengenai ruang gantinya, bahkan mengatur bagaimana ia akan tampil di depan media nantinya.
Taeyong memainkan lagu barunya untuk pertama kali bagi Jihoon. Dada Jihoon berdetak cepat. Emosi yang tertuang dalam lagu itu benar-benar terasa. Sangat personal. Tingkatan yang amat berbeda bagi seorang artis. Acara musik ini akan menjadi berita tajuk utama untuk beberapa minggu.
:::
Taeyong merayap di permukaan seprai yang terasa dingin dan aman. Kasurnya sekarang selalu tampak kosong tanpa Jaehyun. Ia meraih ponsel, mengaturnya dalam mode loudspeaker dan menelepon pemuda itu. Jaehyun mengangkat panggilan setelah dering ketiga.
"Hai, bayi burung." Suara madu Jaehyun mengalir dari seberang telepon.
"Hei," Taeyong berbisik, rasa hangat merasukinya. "Aku sudah melakukan rapat. Perusahaan menyetujui segala yang kupinta. Rekamannya jam 10 pagi. Aku akan menjemputmu jam 8, oke?"
"Oke," jawab Jaehyun.
"Apa kau yakin soal ini?" Sekarang Taeyong khawatir bahwa ia yang mendesak Jaehyun sementara pemuda itu belum siap.
"Tentu, Baby. Aku akan di sana sepanjang waktu."
Taeyong meleleh akibat suara itu. "Aku merindukanmu. Maukah kau datang kemari nanti? Kita bisa menonton bersama dan membuat panekuk." Ia menahan napas, menunggu jawaban.
"Tidak ada yang bisa membuatku lebih bahagia dari itu," jawab Jaehyun.
"Aku juga. Selamat malam." Suara Taeyong memelan.
"Selamat malam, bayi burung." Jaehyun pun mematikan sambungan.
:
Jaehyun berguling di ranjang dan tersenyum pada diri sendiri. Ia tahu bahwa Jum'at ini akan mengubah hidupnya selamanya. Ia berjanji pada Taeyong bahwa akan menemani lelaki itu sepanjang waktu, bahkan di depan media. Jaehyun baik-baik saja akan itu, bahkan sudah memberi tahu sang ibu sebab tidak ada lagi yang harus disembunyikan. Jika berarti bersama Taeyong adalah berhadapan dengan ribuan reporter, ia akan melakukannya.
:
Taeyong jatuh tertidur, damai dan bahagia. Mengapa Jaehyun membuat ia merasa bisa menggapai apa pun? Ia tidak sabar untuk mengejutkan pemuda itu dengan lagunya. Tidak cukup besar memang untuk mengganti apa yang telah ia dapat selama ini. Namun ini adalah salah satu cara untuk menunjukkan betapa berarti Jaehyun baginya.
Taeyong telah siap menghadapi media dengan Jaehyun di sampingnya. Dunia mengenal ia sebagai TY, si rapper penyendiri yang bertalenta. Dan ia siap menunjukkan pada dunia siapa sebenarnya ia, Lee Taeyong, si lelaki rusak yang hatinya telah disembuhkan.[]
![](https://img.wattpad.com/cover/216228909-288-k668989.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Cure [Bahasa]
FanfictionTaeyong adalah lelaki cacat dan Jaehyun adalah sosok yang andal memperbaiki hati yang rusak. Akankah itu cukup untuk membuat mereka tetap bersama, atau akankah segalanya lantas memisahkan mereka? -- Terjemahan fanfiksi Jaeyong karya abnegative (yo...