Munchausen Syndrome By Proxy (MSBP) adalah masalah kesehatan mental di mana seorang pengasuh membuat atau menyebabkan sebuah penyakit atau cedera terhadap seseorang di bawah asuhannya, seperti anak kecil, lansia, atau orang-orang pengidap disabilitas. Karena orang-orang lemah adalah korbannya, MSBP adalah bentuk penyalahgunaan terhadap anak kecil atau lansia.
Stockholm Syndrome adalah istilah yang digunakan merujuk pada proses yang menyebabkan seorang korban membangun rasa percaya dan kasih sayang bagi sosok yang menyalahgunakan mereka. Ikatan emosional yang diciptakan terhadap si pelaku sebenarnya merupakan strategi bertahan hidup korban dari penyalahgunaan dan intimidasi. Korban yang mengalami stockholm syndrome cenderung tidak akan melakukan sikap kerja sama selama penyelamatan atau kegiatan penuntutan. Penegak hukum sudah menyadari sindrom ini sejak lama ketika seorang wanita babak belur gagal mengajukan tuntutan, sehingga membebaskan suami/kekasihnya dari penjara, bahkan terjadi serangan fisik terhadap anggota kepolisian ketika tim aparat datang dan berusaha menyelamatkan si korban.
Misopobia, juga dikenal dengan verminopobia, germopobia, germapobia, bacillophobia dan bakteriopobia, adalah rasa takut atas kontaminasi dan bakteri. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh dr. William Alexander Hammond pada 1879 ketika menjelaskan kasus gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder (OCD)) yang ditunjukkan dengan kegiatan berulang dalam mencuci tangan. Misopobia sudah sejak lama dikaitkan dengan kondisi mencuci tangan secara berulang-ulang. Namanya berkaitan langsung dengan ketakutan abnormal terhadap kotoran dan pencemaran termasuk molysmophobia atau molysomophobia, rhypophobia dan ruraphobia. Sedangkan istilah bacillophobia dan bakteriopobia secara khusus merujuk pada rasa takut pada bakteri dan mikroba secara umum.
Gangguan Obsesif-Kompulsif (obsessive-compulsive disorder (OCD)) adalah kelainan mental di mana penderita memiliki keharusan untuk mengecek sesuatu secara berulang, melakukan kegiatan yang berulang (disebut "ritual"), atau memiliki pikiran-pikiran yang berulang. Pengidap tidak memiliki kontrol walau pikiran maupun aktivitas terjadi dalam periode jangka pendek. Kegiatan umum adalah mencuci tangan, menghitung barang, dan mengecek kunci pintu. Beberapa bisa memiliki kesulitan menentukan sesuatu. Kegiatan-kegiatan ini menyebabkan terpengaruhnya keseharian penderita dalam hal yang negatif.
Beberapa orang memiliki gangguan kecemasan ini dikenal sebagai gangguan obsersif-kompulsif, obsesi atau kompulsi/paksaan (tindakan yang dilakukan untuk meringankan tekanan atau menetralisir pikiran), atau bahkan keduanya.
Penderita OCD cenderung merasa malu dengan kondisi mereka. Rasa malu ini bisa memperburuk kondisi, dan konsekuensi merahasiakan ini akan membuat pengidap OCD akan susah didiagnosis dan menghambat penanganan. Hal ini juga bisa menyebabkan disabilitas sosial, seperti anak yang enggan mendatangi sekolah atau orang dewasa yang enggan ke luar rumah.
Sumber: Wikipedia/WebMD/Beyond Blue
[Terjamahan langsung dari tulisan author asli]
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Cure [Bahasa]
FanfictionTaeyong adalah lelaki cacat dan Jaehyun adalah sosok yang andal memperbaiki hati yang rusak. Akankah itu cukup untuk membuat mereka tetap bersama, atau akankah segalanya lantas memisahkan mereka? -- Terjemahan fanfiksi Jaeyong karya abnegative (yo...