Taeyong berguling di ranjangnya dan memandang ke luar jendela. Ia jatuh tertidur dalam keadaan tirai terbuka dan terbangun dengan pemandangan seluruh kota yang terpampang secara menakjubkan. Tidak ada yang seindah ini. Dan ia tidak pernah merasa sehidup ini.
Baru pukul 7:30 pagi, tetapi ponselnya sudah mencatat empat panggilan tak terjawab dari Jihoon. Ada apa?
:::
Jaehyun bermimpi sangat indah. Ia berguling dan memeluk bantal dengan erat, membayangkannya sebagai si lelaki rapuh paling berharga. Jika saja lagu itu akan berhenti berputar ....
Jaehyun segera membuka mata dan melayangkan tatapan mematikan ke arah ponsel yang terus berdering dan mengusik mimpinya. Kesal, ia meraih benda tersebut. Masih pukul 8:45 pagi, tetapi sudah ada 11 panggilan tak terjawab dari Johnny, 3 dari Doyoung dan 1 dari ibunya. Apa yang terjadi? Ia memutuskan menghubungi Johnny lebih dulu.
"Hei, kawan. Ada apa?" ia bergumam dalam suara serak.
"Apa-apaan itu!" Johnny berseru dari seberang telepon. "Pacar rahasiamu adalah TY si rapper nomor satu negara ini?! Apa kau akan melibatkan kami dalam kasus besar ini?"
Jaehyun mengerang. "Tidak. Aku tidak berencana memberitahumu, atau orang lain; belum waktunya. Bagaimana bisa kau tahu?"
Ponselnya tiba-tiba bergetar. Johnny mengirim sebuah screenshot artikel dari Star Dispatch, website berita hiburan terbesar. Itu adalah foto di mana ia dan Taeyong tersenyum satu sama lain di toko buku. Berjudul "SI RAPPER TERTUTUP: TY TERTANGKAP PUBLIK". Jaehyun mengerang lagi. Ia tidak yakin apakah hal ini akan berbuah baik atau buruk.
"Yah ... kurasa sudah banyak yang tahu sekarang. Telepon Doyoung dan Wendy, atau siapa pun yang bisa kau ajak bergosip. Hubungi aku lagi nanti dan kita bertemu di kedai kopi." Jaehyun memutus sambungan dan beralih menelepon ibunya.
:::
Taeyong menelepon Jihoon. Ia sudah melihat screenshot yang lelaki itu kirimkan. Seharusnya, ia merasa kesal dengan penginvasian privasi seperti itu, tetapi apa yang terjadi adalah Taeyong tidak bisa berhenti menatap foto tersebut, di mana Jaehyun tersenyum padanya ketika di toko buku. Mereka terlihat sangat bahagia. Jihoon mengangkat panggilan setelah dering kedua.
"Hei," Taeyong langsung menyapa. "Kau marah?"
"Marah? Kenapa aku harus marah? Taeyong, ini adalah hal terbaik yang pernah kau lakukan! Dan dalam waktu tiga minggu sebelum albummu rilis! CEO sangat bangga padamu hari ini, Taeyong!"
Taeyong tersenyum. Masalah tampil di depan publik terkadang meresahkannya, terlebih ketika ia tidak mampu membuat penampilan yang cukup seperti keinginan perusahaan. Tak heran apabila hal ini benar-benar menyenangkan atasannya.
"Mereka ingin kau menghadiri rapat hari ini. Tidak apa-apa?"
"Tentu," kata Taeyong.
:::
Jaehyun berjalan menuju kedai kopi. Johnny dan Doyoung sudah menunggunya, membuat ia seketika merasa takut.
"Hei," sapanya. Johnny dan Doyoung hanya menatapnya tanpa bicara, membuat ia menatap balik kedua orang itu. "Apa?"
"Jadi, seperti apa dia?" tanya Doyoung.
"Kalian tahu, seperti apa yang pernah kukatakan. Dia pendiam dan manis. Kami pergi ke toko buku. Ia menyukai buku dan duduk di bawah sinar matahari dengan wangi lavendel di sekitar kami. Aku tidak tahu apa yang ingin kalian dengar."
![](https://img.wattpad.com/cover/216228909-288-k668989.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Cure [Bahasa]
FanficTaeyong adalah lelaki cacat dan Jaehyun adalah sosok yang andal memperbaiki hati yang rusak. Akankah itu cukup untuk membuat mereka tetap bersama, atau akankah segalanya lantas memisahkan mereka? -- Terjemahan fanfiksi Jaeyong karya abnegative (yo...