Pagi itu. Sakura sarapan di meja makan bersama ayah dan ibunya. Ia terlambat karena bangun agak siang. Sakura memberikan ciuman selamat pagi pada Kizashi dan Mebuki kemudian duduk bergabung bersama mereka.
"Jam berapa kau pulang tadi malam Saki?" Kizashi bertanya dengan suara tegasnya.
Sakura melirik ke arah ayahnya. "Ah aku pulang kerumah pukul 11 yah."
"Kenapa kau pulang selarut itu?" Kizashi mengernyitkan dahi mendengar jawaban putrinya.
"Itu.. Karena aku berniat menginap di apartemen Ino. Tapi ternyata aku tidak membawa charger ponselku. Jadi aku memutuskan untuk pulang kerumah saja." Sakura jelas berbohong, tak mungkin ia berkata bahwa semalam ia menghabiskan waktu di klub bersama teman- temannya.
"Apa Ino yang mengantarmu pulang?" Tanya Mebuki.
"Tentu saja bu"
"Baiklah, ayah tak akan mempermasalahkan jika memang kau pergi bersama putri Yamanaka."
Sakura hanya bungkam sambil memotong omeletnya. Ia sedikit menahan kesal karena ayahnya selalu bersikap proktektif padanya. Sejak kecil Sakura selalu hidup dalam aturan ketat yang diberikan orang tuanya. Bahkan saat kuliah di luar negeri, Kizashi menyewa body guard untuk mengawasi Sakura.
Saat ini usia Sakura sudah menginjak 24 tahun. Dan diumur yang sudah cukup dewasa itu pun, Sakura masih harus hidup dalam kekangan yang membuatnya muak.
Sering kali Sakura menangis diam- diam di kamarnya. Ia selalu merasa tak bisa mengejar impiannya sendiri. Karena orang tuanya selalu membatasi segala ruang geraknya. Bagi Sakura, hidupnya harus terlihat sempurna tanpa ada satu kesalahan sedikit pun yang bisa mencoreng nama kedua orang tuanya. Itulah konsekuensi yang harus ditanggung olehnya sebagai putri tunggal salah satu konglomerat di Jepang.
.🌸🌸🌸
.
Sasuke duduk diruang kerjanya dan menjalankan rutinitas seperti biasa. Ia memanggil Kakashi selaku sekeretaris pribadinya untuk menemuinya di dalam ruangan.Tok tok tok
Ceklek
"Sasuke? Kau memanggilku?" muncul Kakashi yang berjalan menuju Sasuke. Kakashi dan Sasuke memang sudah menjadi sahabat, karena itulah mereka tak pernah bicara secara formal.
"Aa. Aku ingin kau mencarikanku apartemen di sekitar sini yang bisa aku tempati mulai malam ini." ucap Sasuke
"Hari ini juga? Kenapa begitu mendadak?" tanya Kakashi.
"Karena mulai nanti malam aku tidak akan pulang kerumah. Aku sudah membawa semua barang- barangku di mobil."
"Ah, baiklah aku mengerti. Aku akan segera mencarikannya untukmu."
Setelah itu Kakashi pamit keluar ruangan. Sasuke memutar kursinya menghadap ke jendela besar yang menampakkan pemandangan kota Konoha. Rautnya terlihat cukup tertekan namun tersembunyi dibalik wajah datarnya.
Sekitar 1 jam kemudian, Kakashi kembali masuk ke ruangan Sasuke. Ia memberitahukan bahwa ia sudah mendapatkan apartemen untuk Sasuke. Kakashi memang sangat cermat dan cepat dalam menjalankan perintah Sasuke. Itu sebabnya Sasuke menjadikan Kakashi sebagai tangan kanannya.
.🌸🌸🌸
.
Sakura sedang menikmati secangkir teh hangatnya di salah satu kafe di pusat kota. Ia sedang menyendiri untuk merilekskan pikirannya, dan minum teh di kafe menjadi pilihannya di malam yang cukup dingin di Konoha.
Saat Sakura sedang duduk tenang dibangkunya, seseorang berjalan dari arah belakangnya, pria itu sibuk dengan ponselnya sambil berjalan menuju pintu keluar yang ada di depan.
Tiba- tiba
Criing
Sakura melihat sebuah benda terjatuh dari saku pria tersebut. Sakura menoleh dan menunduk saat benda itu terjatuh di tempat ya tak jauh darinya.
Sakura membungkukkan badan lalu mengambil benda tersebut.
"Kunci mobil?" gumamnya.
Sakura langsung meraih tasnya dan bergegas mengejar orang yang menjatuhkan kunci tadi.
Setelah berlari kecil. Sakura menemukan pria yang tadi menjatuhkan kunci mobilnya. Pria itu berjalan beberapa meter di depannya dan sepertinya sedang menuju ke mobilnya.
"Permisi Tuan, maaf.." ucap Sakura saat berada di belakang pria itu
Pria itu menoleh dan berbalik..
"Sasuke-san?"
"Sakura?"
"Maaf Sasuke-san. Aku tidak tahu kalau itu kau" jawab Sakura
"Tak apa. Ada apa Sakura?"
"Eh, ini.." Sakura memberikan kunci mobil ditangannya. "Apa ini milikmu?"
Sasuke memperhatikan benda di tangan gadis itu yang ternyata adalah kunci mobilnya. "Aa, benar. Ini milikku. Bagaimana bisa ini ada padamu?"
"Ah, kau baru saja menjatuhkannya saat di dalam kafe tadi Sasuke-san."
Sasuke mengambil kunci mobilnya dari tangan Sakura. "Terima kasih banyak. Jadi kau ada di dalam kafe juga tadi?" tanya Sasuke
"Kau sepertinya sedang tidak fokus Sasuke-san. Lain kali sebaiknya kau berhati- hati." Sakura tersenyum tulus saat mengatakannya.
"Hn. Kau bersama seseorang?"
"Ah, tidak. Aku sendiri Sasuke-san."
"Bagaimana jika aku mengantarmu pulang?"
"Apa tidak merepotkan?" tanya Sakura ragu.
"Tentu saja tidak. Lagi pula ini sudah malam. Tidak baik jika kau pulang sendirian."
Kemudian Sasuke membukakan pintu mobil dan mengisyaratkan tangannya mempersilakan Sakura masuk.
Sakura pun hanya tersenyum dan menerima tawaran Sasuke untuk mengantarnya pulang.
Selama perjalanan Sasuke dan Sakura tidak banyak berbincang. Kecuali Sasuke yang menanyakan kemana arah rumah Sakura.
Mobil Sasuke pun berhenti di depan kediaman Haruno. Sakura membuka sabuknya dan bersiap turun.
"Terima kasih banyak karena telah mengantarku Sasuke-san." ucap Sakura sambil menatap Sasuke
"Hn. Terima kasih juga karena telah menemukan kunci mobilku."
Sakura pun mengembangkan senyumannya. Dan sejenak Sasuke terpaku melihat senyuman Sakura.
'Dia sangat cantik' batin Sasuke.
"Selamat malam Sasuke-san."
"Selamat malam Sakura."
.
.
.
TBC
Next or Stop?
KAMU SEDANG MEMBACA
Absolut Vodka
FanfictionUchiha Sasuke dan Haruno Sakura, dua anak dari pengusaha kaya raya yang tengah mencari jati diri mereka. Keduanya berkenalan dan merasa saling memahami satu sama lain, hingga permainan sang takdir mengubah hidup keduanya. Disclaimer : Naruto © Masha...