Sakura menggeliat dalam tidurnya, ia masih menolak untuk bangun karena rasa kantuknya. Sakura baru tertidur pukul 3 dini hari. Tidak perlu ditanya lagi, tentu saja karena Sasuke terus menggempurnya tanpa henti.
Sakura terganggu dalam tidurnya saat merasa hawa dingin menghampiri tubuhnya. Ia pun bergerak mencari kehangatan pada pria di sampingnya, tangannya meraba mencari keberadaan Sasuke. Namun seketika matanya terbuka saat ia tidak merasakan kehadiran pria itu.
Sakura langsung terbangun, matanya menatap sisi ranjang yang kosong di sebelahnya, kemudian memandang ke segala arah mencari Sasuke.
"Sasuke-kun?" Sakura memanggil Sasuke namun tak mendapat jawaban. Ia inging bangkit dan keluar kamar namun tubuhnya masih cukup lemas karena kelelahan.
Sakura mencoba meraih ponselnya, ia melihat jam yang tertera di layar. "sudah pukul 9?" gumamnya.
Kemudian Sakura menyadari ada sebuah chat masuk yang ternyata dari Sasuke.
Sasuke-kun
Maaf tidak pamit denganmu, aku tidak ingin mengganggu putri tidurku. Aku menyiapkan telur dadar di meja makan, aku akan pulang pukul 7 malam
Sakura baru ingat, ini hari senin. Sudah pasti Sasuke sudah berangkat kerja sejak pagi tadi. Ia mulai merutuki dirinya yang tidak terbangun saat prianya itu hendak berangkat.
'Calon istri macam apa aku ini?' batinnya.
Sakura pun mengumpulkan kekuatan dan berjalan menuju meja makan karena perutnya yang sudah keroncongan, ditambah membayangkan telur dadar buatan Sasuke.
Setelah menghabiskan sarapannya, Sakura memutuskan untuk mandi9 cukup lama memanjakan diri di kamar mandi sampai ia keluar dan mengganti pakaiannya. Setelah itu Sakura menghabiskan waktu untuk membersihkan apartemen Sasuke. Setelah selesai dengan pekerjaannya, Sakura kini duduk bersantai sambil menonton tv dengan di temani segelas jus jeruk.
Tiba- tiba ponselnya berdering yang menandakan panggilan masuk dari ibunya. Sakura ragu menjawab telepon tersebut, ia terdiam memperhatikan layar beberapa detik sampai akhirnya memutuskan untuk menjawab panggilan itu.
"Halo"
"Saki?"
"Ibu?"
"Kau dimana nak?"
"A.. Aku.. ada di- di tempat Ino bu."
"Ibu sangat mengkhawatirkanmu nak. Bisakah ibu bicara dengannya?"
Sakura seketika panik, "Ah, Ino sedang di kamar mandi bu." ia mencari alasan.
"Oh begitu, baiklah. Saki, bisakah kau pulang sore ini? Ibu ingin membicarakan sesuatu padamu nak. Ibu mohon, pulanglah"
Sakura selalu lemah jika itu menyangkut soal ibunya. Sakura pun akhirnya mengalah.
"Baiklah bu, aku akan pulang pukul 3 sore."
"Baiklah sayang, ibu akan menunggumu."
Sakura pun segera mengakhiri panggilan. Ia hanya terdiam sambil memikirkan hal apa yang ingin dibicarakan ibunya.
🌸🌸🌸
Sakura kembali kerumah tanpa membawa barang-barangnya. Ia berniat kembali kerumah Sasuke usai bertemu dengan ibunya. Sakura hanya membawa tasnya yang berisi dompet, ponsel, dan alat make up.
Mebuki yang sudah menunggunya pun berdiri menyambutnya. Ia memeluk Sakura dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Ibu mencemaskanmu nak. Apa kau baik- baik saja?"
"Aku baik- baik saja bu." Sakura berusaha meyakinkan ibunya
"Baiklah, ayo kita ke taman belakang." ucap Mebuki sambil menuntun Sakura mengikuti langkahnya.
Tiba di taman belakang rumah, Sakura dan Mebuki duduk di sebuah bangku panjang yang letaknya di tepi kebun bunga milik Mebuki.
"Ibu menelpon ayahmu tadi..."
Sakura menoleh mendengar ibunya memulai obrolan.
"Ibu meminta agar ayahmu mengundur pertemuanmu dengan calon suamimu, banyak hal yang kami bicarakan. Namun pada akhirnya ayahmu setuju walaupun hanya diundur satu minggu dari waktu yang sudah ditentukan sebelumnya."
Sakura terdiam, ia cukup senang mendengar kabar dari ibunya. Cukup senang karena ibunya mengerti apa yang dia rasakan.
"Ibu minta maaf padamu, hanya ini yang bisa ibu lakukan Saki. Ibu tak bisa melawan keputusan ayahmu."
Sakura langsung bergerak memeluk ibunya. "Ibu, terima kasih sudah mengerti perasaanku."
Mebuki tersenyum tulus sambil membelai rambut putrinya. "Sekarang ceritakan pada ibu, apa yang membuatmu tiba- tiba menentang perjodohanmu?"
Sakura terdiam sejenak, "Ibu, aku- sudah mencintai seorang pria."
Mebuki terkejut mendengarnya. "Benarkah? Siapa pria beruntung itu?"
"Dia adalah temanku bu, aku jatuh cinta padanya dan dia juga mencintaiku. Aku ingin selalu bersamanya bu, Sasuke adalah pria yang baik"
"Jadi namanya Sasuke ya?" tanya Mebuki.
"Iya bu, dan aku sangat mencintainya. Karena itulah aku ingin perjodohan ini dibatalkan bu. Kumohon.."
Mebuki terdiam, tiba- tiba pandangan matanya berubah menjadi sendu. "Saki, kau tidak bisa membatalkan perjodohan ini sayang.."
Sakura tanpa sadar langsung meneteskan air matanya "Kenapa bu? Aku tidak ingin berpisah dari Sasuke bu. Apa aku tidak bisa menentukan pilihan hatiku sendiri?"
"Ibu mengerti nak, tapi kau tidak bisa mengubah keputusan ini. Ibu minta mulai sekarang kau harus melupakan pria itu. Ibu hanya tidak ingin kau terluka lebih dalam lagi nak."
"Bagaimana bisa aku melakukan itu bu? Lagi pula aku yakin Sasuke tidak akan membuatku terluka." suara Sakura terdengar lirih dan putus asa.
Mebuki menghela nafas "Sebenarnya ibu tidak ingin mengatakan ini padamu.." ia tediam sejenak
"Tempo hari, ayahmu meminta ibu membujukmu agar menyetujui keinginannya. Dan dia bilang jika ibu gagal, maka dia akan menghukum ibu" ucap Mebuki dengan suara bergetar
Sakura seketika menegang, ia tak menyangka bahwa ia harus mempertaruhkan ibunya. Ia tak menyangka harus dihadapkan dua pilihan sulit ini. Antara ibunya dan Sasuke? Yang mana yang harus dia pilih? Sakura benar- benar merasa kacau saat ini.
"Menghukum ibu? Mengapa ayah begitu egois bu??" Sakura mulai kehabisan kesabaran
"Karena ayahmu sudah berjanji dengan temannya untuk melakukan perjodohanmu. Dan dia akan sangat malu jika kau menolaknya. Bagi ayah ini soal harga dirinya Sakura.."
"Lalu bagaimana dengan harga diriku??" Sakura menahan diri agat tidak berteriak
"Menyerahkan sisa hidupku bersama orang asing, apa ibu pikir itu mudah bagiku?"
Mebuki hanya menunduk dan terdiam, ia sangat mengerti oerasaan putrinya saat ini. Tetapi dia juga tidak bisa menentang suaminya sedikitpun
"Aku permisi ke kamar" lalu Sakura berlari tanpa menghiraukan Mebuki yang terus memanggilnya.
.
.
.
TBC
Hmm.. Ada yang pernah di posisi Sakura?
Thank you for like and commentnya gais 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Absolut Vodka
FanfikceUchiha Sasuke dan Haruno Sakura, dua anak dari pengusaha kaya raya yang tengah mencari jati diri mereka. Keduanya berkenalan dan merasa saling memahami satu sama lain, hingga permainan sang takdir mengubah hidup keduanya. Disclaimer : Naruto © Masha...