15. Decision

3.3K 270 10
                                    

Sakura sudah kembali ke Jepang kemarin sore. Dan hari ini, ia sedang berada di apartemen Ino bersama Hinata, dan Tenten. Mereka sedang duduk dan minum teh sambil bercerita banyak hal. Sakura pun menceritakan yang terjadi padanya dan Sasuke.

"Lalu, apa kau sudah yakin dengan keputusanmu menerima perjodohan ayahmu?" Ino bertanya pada Sakura.

"Aku tidak akan merubah keputusanku lagi Ino. Aku akan menyetujui dan menerima apapun resikonya." jawab Sakura.

"Bagaimana jika ternyata dia adalah pria tua botak yang gendut dan pemalas?" Tenten berkata sambil membayangkan sosok calon suami Sakura.

Seketika Ino dan Hinata melirik ke arah Tenten.

"Hehe.. Maaf aku hanya bercanda.." Tenten langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Lalu bagaimana denganmu Ino?" tanya Sakura.

"Kami sudah mengadakan pertemuan keluarga dan sudah di putuskan kami akan menikah bulan depan." jawab Ino.

"Jadi aku akan mempunyai ponakan huh?" tanya Sakura sambil memandang perut Ino.

Ino tersenyum, "Ya, sudah hampir 2 bulan. Astaga aku akan menjadi ibu.."

"Ya, hidup memang tidak bisa ditebak ya.." ucap Hinata.

"Bagaimana perasaanmu saat kau tau bahwa kau hamil?" tanya Sakura.

"Jujur saja saat itu aku takut, takut karena membayangkan respon keluargaku dan juga keluarga Sai. Tetapi, aku tidak bisa menutupi rasa bahagiaku. Saat aku tahu aku sedang mengandung anak Sai, kebahagiaan itu sulit dijelaskan tapi itu nyata. Ditambah dengan adanya Sai yang selalu mendukungku dan melindungiku. Dia yang mengajakku untuk bicara pada keluarga kami. Setelah aku mengumpulkan keberanian, ternyata kedua keluarga kami tidak keberatan dan langsung merencanakan pernikahan. Dan disitulah aku yakin bahwa Sai benar- benar mencintaiku."

"Kau beruntung memiliki Sai sebagi kekasihmu ya, Ino." ucap Hinata

"Ya, aku sangat beruntung. Pada akhirnya aku bisa bersatu dengan orang yang aku cintai"

Sakura, Hinata, dan Tenten bergerak memeluk Ino bersamaan. Mereka turut bahagia atas berita baik yang Ino sampaikan. Namun jika di teliti lagi, terlihat senyuman miris yang terlihat samar di wajah Sakura.

🌸🌸🌸

Sakura sedang duduk di kafe usai pamit pulang dari apartemen Ino. Ia memutuskan untuk minum dan bersantai sejenak di kafe yang merupakan tempat kejadian pahitnya. Ia berusaha tenang dan santai, namun rekaman kejadian itu terus berputar di kepalanya.

'Lupakan Sakura, lupakan.' Sakura memberi sugesti pada diri sendiri dalam hati.

"Sakura?"

Tiba- tiba seseorang berdiri di belakangnya dan memanggil. Sakura menoleh, ia mencoba mengingat sosok yang baru saja memanggilnya.

"Gaara?" Sakura pun berdiri dan kemudian Gaara langsung memeluknya.

"Apa kabar Sakura, ku dengar kau tinggal di Amerika sejak kita lulus SMA?"

"Itu benar, aku kuliah di sana. Tapi saat ini aku sudah kembali ke Jepang."

Gaara adalah teman sekelas Sakura saat di SMA. Dulu Gaara pernah menyatakan cinta pada Sakura di dalam kelas saat semua orang sudah pulang, namun Sakura menolaknya secara halus karena ia hanya menganggap Gaara sebagai sahabatnya.

Absolut VodkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang