13. Bad things

5.6K 289 25
                                    

Sasuke sedang makan siang di restoran dekat kantornya. Ia sedang duduk bersama Naruto dan Hinata untuk membahas tentang Sakura. Sasuke masih terlihat kacau, bahkan timbul kantung mata yang samar di wajahnya, sepertinya pria itu kurang tidur.

"Di Korea??" Sasuke tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Hinata.

"Iya, aku menelpon ibunya tanpa sepengetahuan Sakura. Dan ibunya bilang bahwa mereka sedang berada di Korea untuk beberapa hari ke depan." ujar Hinata pada Sasuke.

"Apa kau menyanyakan apa sebab nomernya tidak aktif?" Sasuke bertanya lagi.

"Tentu saja, namun ibunya bilang Sakura sedang tidak memegang ponsel sejak kepergian mereka ke Korea. Menurutnya Sakura sedang menenangkan diri dan tidak ingin diganggu"

"Akan sulit jika dia tidak memegang ponselnya, apalagi jika dia sedang di luar negeri. Jadi apa rencanamu sekarang Teme?" Kini giliran Naruto yang bicara.

"Entahlah. Tapi aku ingin kau memberitahuku saat ia kembali ke Jepang nanti. Aku akan langsung menemuinya untuk bicara."

"Bagaimana dengan Ayame?" Tanya Naruto lagi.

"Saat ini aku tidak memintanya ikut campur." jawab Sasuke.

"Aku mengerti." Sahut Naruto.

🌸🌸🌸

Sakura sedang menikmati udara sore hari di danau Seokchon, Korea Selatan. Suasananya cukup tenang dan tidak terlalu ramai. Pemandangan begitu indah di danau yang tenang dan jernih dengan pohon sakura yang siap mekar menyambut awal musim semi di tepiannya. Sakura berulang kali menghembuskan nafas seraya terpejam merasakan atmosfir kedamaian. Sejenak hatinya terasa ringan, ia seolah bisa mengeluarkan beban di dadanya lewat hembusan nafas.

Mebuki menghampiri dan berdiri di samping Sakura.

"Sangat indah ya" ucap Mebuki.

"Disini sangat menenangkan bu."

Sejenak Mebuki menatap Sakura. Ia bisa melihat raut wajah putrinya yang terlihat lebih berseri dari sebelumnya. Sepertinya memang tempat inilah yang dibutuhkan Sakura. Ingin rasanya mebuki tinggal lebih lama lagi disini, membiarkan waktu menyembuhkan luka dan mengubur kerinduan di dalam hati putrinya.

"Saki"

"Ya bu?"

"Bagaimana jika kita tetap disini sampai hari minggu?"

Sakura menoleh ke ibunya. "Tapi, bukankah ayah akan pulang ke rumah lusa? Apa dia tidak marah jika kita menambah masa liburan kita bu?"

"Yaaah, sesekali kita bersikap egois boleh kan? Aku juga jenuh jika harus selalu menuruti perintah ayahmu."

Sakura terkekeh kecil. "Baiklah, jadi ibu mengajariku menjadi pemberontak?"

Mebuki ikut tertawa, "Coba saja jika kau berani memberontak melawan Haruno Kizashi."

Seketika Sakura terdiam. Ia memandang permukaan air di bawahnya sambil bertumpu di pembatas jembatan "Bu, bagaimana ibu bisa menikah dengan ayah?"

Mebuki menatap Sakura sejenak sebelum menjawab pertanyaannya. Ia tersenyum, "Dulu ibu juga dijodohkan dengan ayah"

Sakura terkejut mendengarnya "Benarkah? Lalu apa ibu mencintai ayah?"

"Kami hanya bertemu dua kali sebelum pernikahan kami berlangsung. Saat itu aku merasa takut, aku menikah dengan orang asing yang sama sekali tidak ku kenal. Namun seiring waktu kami mencoba saling mengenal, saling memahami. Sampai suatu ketika ibu merasakan bahwa ibu jatuh cinta pada ayahmu, dan itu terjadi 3 bulan setelah kami menikah."

Absolut VodkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang