limabelas | traktiran

56 15 0
                                    

Hari ini adalah hari menegangkan bagi Lidya.pasalnya hari ini adalah pembagian raport kenaikan kelas.ia berharap peringkatnya tidak turun.

Sebenarnya jika turun pun Mamak Laras tidak mempermasalahkannya, toh raport tidak akan merubah status kita dihadapan allah.

Berbeda dengan sang Mamak Lidya malah sedang mondar mandir di depan kelas, menunggu Laras membawa raportnya.

Merasa jengah dengan kelakuan Lidya, Anita langsung menarik tangan Lidya hingga terduduk di kursi panjang yang menempel di tembok.

" bisa diem ga sih Lid! "

" ihh Nitaa akutu lagi gugup tauu " balas Lidya yang kini malah menggigit kukunya.

Saat sudah menunggu 30 menit semua orang tua sudah keluar termasuk Mamak Laras.

" nih! " Laras menyerahkan 2 raport milik Lidya dan Anita. Karena orangtua anita sakit yang kemudian Laras berinisiatif agar raport anita diwakilkan oleh nya saja.

" bagus ga Mak nilainya? " tanya Lidya

" bagus atau ngga Mamak tetep bangga sama kamu dek " ucap Laras mengelus kepala Lidya.

" yaudah mamak pulang dulu ya, kamu bawa motor sendiri kan nak? " Lidya menangguk membenarkan. Karena ia dan teman-teman nya berniat makan bareng di cafe sekitar sekolah.

" mamak gamau Dya anter? "

" gausah,Mamak sekalian mau beli bahan buat pesanan "

" oke! "

" hati-hati tante " ucap Anita.

" iya, assalamualaikum "

" Waalaikumsallam "

Setelah Laras pergi Anita langsung mengajak Lidya ke parkiran. Disana sudah ada Husnul, Izza dan Dinda.

" mau makan dimana? " tanya Dinda

" ARA cafe "singkat Husnul.

" yuk berangkat! "

          --------
Adnan hari ini hanya ada satu mata kuliah. Ia berencana memeriksa keadaan cafenya hari ini.

" Adnan! " panggil seseorang.
Adnan hanya menaikan satu alisnya,melihat Amel menghampirinya sambil membawa kotak makan berisi sandwich.

" nih buat kamu "

" gausah " tolak Adnan.

" tapi aku bikin sendiri khusus buat kamu " mohon Amel padanya.

Adnan mengambil kotak tersebut dengan ogah-ogahan, tapi dibalas senyum oleh amel.

" Ki! " panggil adnan pada Rifki sahabat nya.

" ada apa Nan? " tanyanya.

" udah makan? " yg ditanya menggeleng sambil nyengir.

Adnan menyerahkan kotak makan berisi sandwich tersebut pada Rifki, yang membuat senyuman Amel yang manis luntur.

" thanks ya Nan " ucap Rifki yang dibalas anggukan oleh Adnan.

" gw duluan! " pamit Adnan sambil melangkah cepat meninggalkan Amel.

Terlihat Amel yang kesal sambil menghentak-hentakan kakinya, hingga rambutnya yang indah bergerak-gerak.

Adnan menyalakan mesin motornya menuju cafe miliknya. Setelah 15 menit menempuh perjalanan adnan sampai di parkiran cafenya.

" selamat pagi pak! " sapa karyawan pada Adnan yang berpapasan. Adnan hanya mengangguk.

Pelangi Untuk Lidya (Completed✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang