Hari ini sesuai jadwal, Lidya sudah siap untuk rapat rohis. Pakaiannya sudah lengkap. Gamis mocca dengan kerudung segiempat syar'i warna coklat tua di dekat bahu kanannya disematkan bros pita berwarna hitam dan sepasang flat shoes berwarna senada dengan brosnya terpasang di kaki jenjangnya.
Gadis itu juga telah mengirimkan pesan pada Adnan bahwa dirinya akan datang setelah rapat selesai. Tinggal sentuhan akhir,Lidya memoleskan lipbalm pada bibir nya agar tidak kering dan juga pada bulu matanya agar semakin terlihat lentik.
Kebiasaan itu sering dilakukan Lidya, setiap hendak pergi. Alih-alih orang lain memakai mascara dan eyeliner gadis itu pernah mencobanya namun berakhir dengan matanya yang merah karena tak sengaja terkena matanya. Bisa dibilang kecolok.
sekarang ia jadi parno melihat mascara dan teman-teman nya,Lidya tidak pernah memakai makeup, meskipun itu bedak bayi gadis itu enggan untuk memakainya. Ia hanya menggunakan lipbalm untuk menjaga bibirnya dari kering dan pecah-pecah.
" ma..Dya berangkat dulu ya.."
" mau kemana dek? "
" rapat rohis ma "
" lho bukanya libur ya? "
" ada masalah yang harus didiskusikan ma,yaudah Dya berangkat assalamualaikum.. "
" Waalaikumsallam, hati-hati dijalan nak! "
" siap mamak! "
Laras melihat motor yang anaknya naiki telah keluar halaman rumah. Lantas ia bergegas menyelesaikan tugas dapur sebelum ia pergi untuk mengurus catering hari ini.
--------
Lidya memarkirkan motornya di halaman luas sekolahnya. Ia berjalan menuju ruang rapat rohis yang berada di atas masjid sekolahnya. Pihak sekolah sengaja membangun sebuah ruangan diatas masjid untuk organisasi rohis. Karena rohis juga bertugas menjaga kebersihan,keamanan dan kenyamanan masjid sekolah.
Kursi telah tersusun rapih, terlihat beberapa orang pengurus ada yang masih membersihkan sudut ruangan dan mempersiapkan yang lainnya.
Lidya mengedarkan pandang,disudut kiri paling depan sudah ada Dinda.sahabat sekaligus ketua rohis akhwat. Sebagai ketua ia harus mencontohkan anggota dan pengurus lainnya akan pentingnya disiplin waktu dalam setiap hal.
" assalamualaikum ya ahli kubur.. " ucap Lidya sambil berbisik tepat di kuping Dinda berharap sang empu ketakutan.
" astagfirullah..! Waalaikumsallam wahai jin ifrit " jawabnya sedikit kaget namun mampu membalas ledekan Lidya.
"yang lain belum dateng Din?"
"bilangnya sih otw tapi belum mandi kayaknya " jawab Dinda acuh.
Lidya mangut-mangut mendengar jawaban Dinda. Memang kebiasaan warga Indonesia yang tidak patut dicontoh adalah sering tidak menghargai waktu. Mereka paling cepat datang setelah 30 menit dari waktu yang telah disepakati. Bilangnya sudah dijalan padahal baju saja belum dipakai.
"assalamualaikum ya Ukhti.."
Suara Husnul dan Farizza bersamaan memecah keheningan."Waalaikumsallam"
"belum kumpul semua ternyata"
Ucap Izza sambil mendekatkan kursi kearah Lidya dan Dinda."mending maen tebak-tebakan sambil nungguin yang lain" saran Husnul.
"ayokk!"
"gw duluan!" Husnul ambil alih.
"buah, buah apa yang lucu?"
Lidya berpikir keras memikirkan jawaban, sedangkan Dinda dan Izza hanya menatap langit-langit mencari jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Untuk Lidya (Completed✔️)
Teen Fiction"Dya sekarang gasuka sama pelangi!" Ucapnya tak bisa dibantah. Namun pria didepannya ini hanya mengangkat sebelah alisnya kemudia bertanya sangat singkat. "kenapa?" Gadis itu mengembuskan nafas lelah "kalo sifat kakak dingin kayak gini,Dya harusnya...