"bun.." panggilnya lirih sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya.
"alhamdulillah..abang udah sadar" Ayu mengucap syukur melihat putra sulungnya telah membuka mata setelah 4 jam lamanya terpejam.
"air.." dengan segera Ayu mengambil air diatas nakas yang sudah diberi sedotan untuk memudahkan minumnya.
"sakit banget ya bang?" tanya Ayu yang sebenarnya tidak butuh jawaban.
Adnan merasa sekujur badan nya ngilu, perih namun tak ayal rasa bangga karena menyelamatkan Lidya ia rasa.
Katakanlah Adnan ini bucin, hingga rela patah tangannya akibat menyelamatkan wanita yang ia cintai.
"Lidya mana bun?" tanyanya setelah menyadari ketidak hadiran gadis itu.
"bunda suruh pulang, kasian dia syok gitu. Jidatnya juga luka"
"sepanjang abang dioperasi sampai dokter keluar Lidya nangisss terus,nanyain ke bunda apa abang baik-baik aja sampe suaranya serak gitu" jelas Ayu membuat sang putra terseyum mendengar Lidya sebegitu khawatir terhadap dirinya.
"kok bisa sampe gini sih bang?" tanyanya heran.
"bun..abang baru sadar, jangan banyak tanya dulu!" Thariq yang sedang memeriksa email dari kolega bisnisnya pun menimpali ucapan Ayu.
"abang mau shalat bun.." pinta Adnan mengingat ia belum melaksanakan kewajibannya.
"yaudah tayyamum aja, shalatnya juga sambil baring"
Adnan memulai shalatnya dengan khusyuk. Meski sedikit kesusahan akibat selang infus dan tangannya yang digips ia tetap melanjutkan shalatnya.
"nih hp abang,dari tadi bunyi terus" setelah menyelesaikan shalatnya Ayu memberikan ponsel Adnan yang sedari tadi berdering.
Saat Adnan melihat ponselnya tertera nama Rifki yang telah membanjiri pesan whatsappnya.
Rifki
: besok mau ngampus ga bro?
: oyy jawab!
: diem-diem bae!
: Nan?
: mazku
: mazku zeyeng😚
Gw g ngampus dl y.
Skt: paling pilek,lebay lo
Rs kartini ruang anggrek no.8
: ebuset bnran?
: ok, besok gw dateng
Hanya dibaca, pesan Rifki dibiarkan begitu saja oleh Adnan. Ada satu pesan yang lebih menarik jemari Adnan.
Lidya🦄💕
: Maaf 🤧😭. Bsk Dya bwa bubur bwt kk
: km hrs dihukum
: 👉👈 :(
Sederhana namun mampu menerbitkan senyum Adnan ditengah perih luka yang ia alami.
Pria itu telah menyiapkan rencana yang tentunya menguntungkan dirinya untuk menghukum Lidya.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Untuk Lidya (Completed✔️)
Teen Fiction"Dya sekarang gasuka sama pelangi!" Ucapnya tak bisa dibantah. Namun pria didepannya ini hanya mengangkat sebelah alisnya kemudia bertanya sangat singkat. "kenapa?" Gadis itu mengembuskan nafas lelah "kalo sifat kakak dingin kayak gini,Dya harusnya...