"kamu ngga capek kan Dya?"
Tanya Ayu pada Lidya saat mereka beriringan menuju dapur.
"ngga kok bun,kenapa emangnya?"
"bunda mau langsung ajak kamu masak soalnya,kalo kamu capek nanti aja"
"gapapa kok bun,rapat tadi juga Dya cuman duduk hehe.."
"emang rapat apa?,bukanya masih libur ya?" herannya.
"rapat rohis bun,ada sedikit masalah yang harus dibicarakan.mangkanya Dya ke sekolah meski libur"
"Masyaaallah ternyata kamu ikut rohis Lidya,bunda makin kagum aja sama kamu" puji Ayu pada Lidya yang membuat gadis itu tersipu.
"biasa aja bunda, Dya cuman manusia biasa yang berusaha taat. Allah baik banget nutupin aib Dya padahal Dya ga sebaik itu."
"tetep aja! Remaja jaman sekarang mana ada yang peduli sama akhirat,mereka cuman mikirin dunia.paling ada beberapa doang itupun sedikit banget" Lidya hanya tersenyum tipis mendengar perkataan Ayu.
"ohh iya,kita mau masak apa bunda?"
"hmm kita masak bakwan jagung sama ayam balado aja kesukaan Adnan" usul Ayu."kamu bisa masak kan nak?"
"insyaallah bisa bunda,mamak Lidya juga punya catering kadang Dya suka bantu mamak kalo orderan lagi banyak"
"tapi Dya gabisa bikin kue bunda,gagal terus""alhamdulillah, gapapa kok hari ini kita masak buat makan malam aja,oke?" Lidya menangguk mulai memotong jagung sedangkan Ayu membersihkan ayam untuk kemudian direbus.
Mereka hanyut dalam obrolan,sesekali Lidya melontarkan lelucon yang membuat Ayu tertawa.selama hampir 1 jam makanan telah siap ditambah dengan sambal buatan Lidya.
"alhamdulillah"
"Lidya,bunda mau tanya" ucap Ayu disela-sela membersihkan bekas masak tadi.
"tanya apa bun?"
"kamu udah punya pacar belum?"
"Lidya gamau pacaran bun,dosa" "lagian kalau ada laki-laki yang bener-bener cinta sama kita gaakan ngerusak kita dengan pacaran. Jelas-jelas Allah udah melarang kita dalam firmanya surat al-isra ayat 32" penjelasan Lidya membuat Ayu semakin yakin bahwa ia pantas untuk Adnan anaknya.
"kalo nikah muda mau ga nak?"
"Dya mau aja bun kalo ada jodohnya. Buat apa nolak?" ucap lidya sambil tertawa renyah.
Ayu akui Lidya masih mempunyai sifat manja dan kekanak-kanakan.namun ia sangat pandai dalam menjaga dirinya sebagai seorang muslimah ditambah Lidya yang sudah pandai memasak membuat Ayu tak sabar ingin menjadikannya sebagai menantu.
"oh iya bun,udah mau ashar Dya mau pulang dulu" ucap Lidya setelah melihat jam di pergelangan tangannya sudah menunjukan pukul 15.10
"yah.. Padahal bunda masih pengen ngobrol sama kamu" Ayu mendesah kecewa mendengar Lidya akan pamit.
"insyaallah Lidya main lagi kok bun,nanti hubungi aja"
"oiya bunda belum punya nomor kamu, bunda minta ya"
"boleh kok bun"
Lidya menyebutkan 12 digit nomor telponya pada Ayu."yaudah Dya pamit ya bun, assalamualaikum.. "
"Waalaikumsallam, hati-hati yaa" Lidya membawa motornya keluar halaman luas rumah Ayu sambil mengacungi jempolnya.
Setelah beberapa menit Lidya meninggalkan rumah mewah keluarga Athariq, Ayu melihat sebuah motor yang tak asing baginya memasuki halaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Untuk Lidya (Completed✔️)
Teen Fiction"Dya sekarang gasuka sama pelangi!" Ucapnya tak bisa dibantah. Namun pria didepannya ini hanya mengangkat sebelah alisnya kemudia bertanya sangat singkat. "kenapa?" Gadis itu mengembuskan nafas lelah "kalo sifat kakak dingin kayak gini,Dya harusnya...