empatpuluh dua | end

130 9 1
                                    

Adnan terus menebar senyum. Hari ini adalah wisudanya,Dan sudah berakhir sejak 30 menit lalu. Ia masih sibuk menyalami teman juga dosen yang memberinya selamat atas pencapaian nya mendapat gelar cumlaude dengan ipk 3,78.

Usaha memang tidak mengkhianati hasil. Perjuangan serta doa orang terdekatnya juga atas ijin Allah ia berhasil mendapat semua itu.

Dirasa taada lagi yang memberinya ucapan selamat, ia segera bergegas menuju taman dimana istri dan keluarga nya sudah menunggu sejak tadi.

Dengan sedikit berlari ia menuju taman. Dan benar saja ayah bunda serta Lidya sedang menikmati es jeruk dibawah pohon rindang.

"assalamualaikum..." salam Adnan saat sudah sampai.

"Waalaikumsallam"

"wahh, abang lulus akhirnya,barakallah ya bang..." ucap Ayu sambil memeluk putranya. Thariq menepuk pelan pundak Adnan.

"alhamdulillah abang dapet gelar cumlaude"

"alhamdulillah..." ucap Ayu dan Thariq.

Adnan menoleh kearah Lidya. Istrinya itu hanya diam dan tersenyum saja dari tadi.

"Congrats for the graduation pak suami..." katanya sambil menyalimi tangan Adnan membuat pria itu terseyum simpul.

"makasih..."

"Dya ada hadiah buat kakak"

"hadiah?" Lidya mengangguk, sambil mengeluarkan kotak kecil berwarna hijau dari tas pelangi nya.

Adnan membuka kotak tersebut dengan perlahan. Setelah membukanya betapa terkejut nya ia melihat 2 testpack dengan dua garis merah. Tangannya gemetar saat menganggkat benda tersebut.

"i-ini...?" tanyanya terbata. Lidya mengangguk dengan senyum tak luntur sejak tadi.

"you gonna be a dady" tak mampu berkata-kata lagi, Adnan langsung berhambur memeluk Lidya dengan erat.

Lidya membalas pelukan tersebut tak kalah erat. Kini Adnan sudah menangis terharu, tak menyangka ia akan jadi ayah. Kehadiran anaknya menjadi kado kelulusan paling berkesan untuknya.

Ayu dan Thariq ikut terharu menyaksikan nya. Mereka telah mengetahui kabar menggembirakan itu sebelum Adnan selesai dengan acara wisudanya.

Tentu kabar itu sangat membuat kedua paruh baya itu mengucap banyak syukur. Tak lama lagi cucu pertama mereka akan hadir.

"ya Allah makasih, makasih juga sayang" ucapnya masih memeluk Lidya.

"kembali kasih papa" balas Lidya.

Adnan melepaskan pelukanya, diganti dengan mengecup kepala Lidya bertubi-tubi membuat Lidya terkekeh.

"udah ih, malu ada bunda sama Ayah"

"biarin" ujar Adnan cuek.

"ekhem...bang, jaga Lidya dengan baik, Ayah gamau cucu ayah terluka"

"pasti yah"

"Lidya sayang, kalo mau apa-apa bilang aja ke suami kamu ya!"

"siap bunda"

"eh kita belum foto bareng kak" ucap Lidya teringat sesuatu.

"ayok kita foto"

"Ki..." panggil Adnan melihat Rifki sedang berkumpul bersama teman yang lain.

"ada apa mazku?"

"fotoin kita dong"

"oke siap!"

Mereka merapat untuk berfoto. Sudah berbagai gaya hingga terakhir Adnan meminta foto berdua dengan Lidya.

Pelangi Untuk Lidya (Completed✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang