21. Satu Kata

1.2K 173 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

“Rental komik?” tanya Piony heran saat Rama memberhentikan motornya di depan toko yang Piony tahu kalau itu tempat peminjaman komik.

Piony turun dari motor, lalu disusul Rama. Rama tak menjawab. Cowok itu hanya memberi isyarat pada Piony agar mengikutinya masuk ke dalam toko itu.

Aroma buku-buku langsung menyerbak dan menyusup masuk ke rongga pernapasan Piony. Dan semakin lama umur buku itu, semakin tercium aroma kayu yang dicampur oleh senyawa kimia, serta kenangan yang ada di dalam buku itu.

Piony menatap kagum deretan komik-komik yang disusun rapi di dalam rak. Dan ada juga yang ditumpuk di atas lantai, namun masih terlihat rapi.

“Lo ketemu aja tempat kayak begini, Ram,” ujar Piony. Cewek itu berjalan di belakang Rama sambil membaca random judul komik yang ia lalui.

“Ini tempat gue kabur kalau lagi bosan atau punya masalah. Sekaligus jadi tempat terapi gue sejak kecil kalau gue stres.”

Kalimat terakhir Rama membuat Piony menatap bingung cowok itu. Rama dari kecil udah stres. Apa karena keluarganya?  Piony mulai menerka-nerka dalam batinnya.

Rama terlihat menarik salah satu komik dari dalam rak. Piony perhatikan dari judul dan sampul komik itu, ia bisa tebak kalau genre-nya pasti action. Perkelahian, adegan yang penuh luka-luka, memang menjadi kesukaan para lelaki.

“Cowok emang sukanya sama yang berantem-berantem gitu ya,” celetuk Piony, “kasar, ih.”

Rama yang sedang membaca asal halaman dari komik yang ia pegang, terkekeh mendengar ucapan Piony.

“Lo harus tahu ya, Pi. Sekalipun lo ketemu cowok paling lembut di Dunia ini. Lo pasti akan temuin sisi jantannya sebagai laki-laki. Apa lagi kalau sampai orang yang dia sayang diusik. Lo yang awalnya mengira dia nggak mungkin jadi penjahat, bisa saja jadi pembunuh demi melindungi sesuatu yang berharga buat dia.”

Tanpa harus mengangguk, apa yang Rama ucapkan barusan cukup membuat Piony mengerti. Piony bisa melihat sosok laki-laki yang Rama sebutkan ada pada diri cowok itu. Rama si cowok sempurna di sekolah, ternyata diam-diam beringas. Apa lagi saat Esther dalam bahaya.

NEIGHBORHOOD [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang