24. Kode Metronom ( 1 )

1.1K 146 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Rumah megah dengan cat putih bersih, serta pagar dan gerbang tinggi yang nampak estetik, terpampang nyata di mata Rama, Oka dan Piony. Hanya Piony yang menatap kagum rumah mewah itu. Rama dan Oka terlihat datar, tak tertarik sama sekali.

"Gila. Lo tinggal di rumah segede gini, Ram?" ucap Piony terkagum.

"Dulu," ralat Rama membenahi.

Piony mengangguk. Ia masih terkesima melihat betapa mewahnya rumah Rama, alias rumah Haris. Jika saja ia datang ke sini bukan karena suatu misi, Piony mungkin sudah berkeliling rumah itu dengan ekspresi noraknya.

"Piony," panggil Oka.

Piony menoleh ke arah Oka yang duduk di samping kursi kemudi.
Tangan cowok itu terulur, memberikan sesuatu pada Piony. "Lo kasih ini ke minuman Esther!"

Saat tangan Piony hendak menerima benda tersebut, Rama dengan sigap merampasnya. Piony terkejut dengan sikap mendadak Rama itu.

Raut wajah Rama menegang. Tatapan tajamnya menusuk manik mata Oka. "Gue kira lo udah berubah. Kenapa lo masih kasih kakak gue obat ini, hah?"

"Sampai sekarang lo nggak sadar juga, ya, Ram?" Oka berucap setenang mungkin. Mereda emosi Rama yang sudah muncul ke permukaan pori-porinya. "Itu bukan obat aneh-aneh seperti yang lo pikirkan selama ini. Lo pikir, apa gue sejahat itu ingin merusak tubuh orang yang gue cinta, hm?"

Rama diam sejenak, memikirkan setiap rentetan kata yang keluar dari mulut Oka. Jika Oka tidak pernah berniat melukai Esther. Lalu, bagaimana dengan Rama yang justru sering memaksa Esther untuk meminum obat tidur. Menyadari kebodohannya selama ini, Rama menunduk dengan raut wajah menyesal.

"Gue boleh lihat obatnya?" Piony sedikit menunduk, mensejajarkan kepalanya dengan Rama. Piony tersenyum singkat, sebelum Rama memberikan obat itu pada Piony.

Piony mengamati setiap kata yang tercetak pada bungkus obat itu.
Sedetik kemudian, bibir Piony tersenyum. Apa yang Oka bilang benar. Obat yang ia berikan tidak berbahaya sama sekali.

NEIGHBORHOOD [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang