42. Runtuhnya T-Rex Group

1.1K 140 12
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Suara ringkihan Piony terdengar kencang. Semuanya tampak ketar-ketir dan jantung mereka berpacu keras. Jika Piony terjatuh, semuanya yakin kalau kepala cewek itu akan terlebih dahulu membentur lantai. Bahaya sekali.

Disaat Beno melakukan aksi kejinya. Ia tak sadar kalau Rama sudah berada di belakangnya dengan balok panjang di tangannya.

Rama dengan keras memukul kepala Beno hingga cowok itu terhantam ke samping. Cengkraman Beno pada leher dan tangan Piong terlepas. Rama buru-buru menarik Piony dan memeluk cewek itu.

Piony menangis dipelukan Rama. "Lo aman sekarang. Jangan takut lagi! Ada gue di sini," bisik Rama sembari membuka tali yang mengikat pergelangan tangan Piony.

"Rama awas!" Piony berteriak. Matanya menangkap Beno yang berdiri di belekang Rama hendak menghantam punggung Rama dengan kursi besi.

Rama berbalik. Dengan cekatan ia menahan kursi yang akan menghantamnya itu.

"Lo salah pilih musuh," kata Beno.

"Gue nggak pernah pilih-pilih musuh."

Rama dan Beno saling mendorong kursi itu. Namun sepertinya, kekuatan Rama jauh lebih besar dari Beno. Ia berhasil menyudutkan Beno ke dinding hingga dadanya tertekan kaki kursi.

"Jangan remehin gue!" desis Rama dengan gigi bergemelatak.

Beno menyeringai. Kakinya yang tak sibuk ia gunakam untuk menendang tulang kering Rama. Dan usahanya itu berhasil. Rama jatuh terjerembab ke tanah.

"RAMA!"

Beno melempar kursi itu kesembarang arah. Ia mendekat pada Rama lalu menginjak perut Rama dengan kencang.

Ringisan keluar dari mulut Rama. Piony yang terduduk hanya diam dengan bahu bergetar.

"Lo ... juga jangan meremehkan gue," ucap Beno.

Rama tak menjawab. Ia hanya bisa meringis kesakitan. Tubuhnya sudah tak ada daya dan upaya lagi.

"Agh!"

Beno semakin menekan perut Rama dengan kakinya. Kedua tangan Rama memegang kaki Beno mencoba menyingkirkannya. Namun usahanya gagal.

"Rama! Bangun Ram!" panggil Piony.

Perlahan, tangan Rama terlepas dari kaki Beno. Napas teratur mulai keluar dari hidungnya. Matanya memejam beriringan dengan jerit tangis Piony.

NEIGHBORHOOD [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang